Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Catatan Hal Unik Haul Gus Dur ke-13

Woks Selama perjalanan haul Gus Dur ke-13 ini kami memang sengaja ingin menjadi musafir. Menjadi orang yang terus berjalan tanpa berharap pada manusia. Dan akhirnya benar saja kami menikmati perjalanan sederhana ini. Ada beberapa hal yang kami anggap unik sejak perjalanan awal sampai pulang ke kota Marmer. Demikianlah catatan singkatnya; 1. Ketika perjalanan menuju kereta di Sumbergempol kami lupa untuk menyediakan identitas dan masker sehingga kami tergesa-gesa dan panik. Di sanalah selalu ada hal dramatis jika kurang persiapan. 2. Di dalam kereta kami mendapati seorang perempuan dengan pakaian terbuka akan tetapi perangai dan cara bicaranya menyenangkan. Ini tanda bahwa kadang fisik tidak bisa menjadi ukuran utama kebaikan. Tetap saja kebaikan itu soal urusan hati bukan fisik, pakaian. 3. Pada pagi ketika sampai di Jombang kami mencari sarapan di dekat stasiun. Akhirnya kami sarapan di kaki lima dengan grobak warna hijau tepat di timur stasiun. Setelah kami basani dengan bahasa Jawa

Catatan Haul Gus Dur ke-13

Woks Sejak magrib orang-orang sudah berjubel di tempat acara haul. Memang sejak awal animo jamaah tak berkurang baik peziarah maupun yang hadir haul. Kami pun tak mau kalah dan segera memasuki acara di masjid ndalem termasuk juga shalat isya di sana. Setelah itu acara dimulai dengan pembukaan, pembacaan yasin, tahlil, qira, sambutan, tausiah dan doa. Sebelumnya kami juga sudah mendapat sajian kue dalam box serta satu buah stiker Gus Dur dan beberapa permen. Setelah itu barulah kami mengikuti acara dengan khidmat. Walaupun Gus Mus, Habib Luthfi dan Kiai Miftahul Akhyar tidak hadir tapi tidak mengurangi kami untuk terus mengikuti acara sampai akhir. Singkatnya dalam sambutan keluarga diwakili Ning Zanuba Arifah Hafsoh atau Mba Yeni Wahid termasuk juga pengasuh PP. Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz. Dalam sambutannya Mba Yeni mengatakan bahwa untuk memahami Gus Dur sangatlah mudah. Karena Gus Dur itu jika dirumuskan dalam satu kata adalah "seimbang". Ya Gus Dur itu seimbang da

Catatan Perjalanan Haul Gus Dur 2022

Woks Hampir 3 tahun saya sangat merindu Gus Dur. Di tengah kerinduan itu sejak lama saya mengidamkan bisa kembali ke sana cepat atau lambat. Alhamdulillah kemarin tepat 13 tahun berpulangnya Gus Dur saya bersama seorang teman bisa berziarah ke sana sekaligus hormat masyayikh Tebuireng. Perjalanan kami dimulai pada tanggal 21 Desember 2022 tepat satu hari sebelum peringatan hari ibu. Kami berangkat sejak pagi buta setelah Shubuh menggunakan moda kereta Dhaha Penataran jurusan Jombang. Selama diperjalanan kami duduk bersama (sepertinya) mahasiswa pertanian salah satu kampus ternama di Surabaya. Kami bercengkrama banyak hal terutama seputar perjalanan dan Tulungagung. Hingga akhirnya tak terasa perjalanan itu harus diakhiri di stasiun Jombang. Tanpa saya sadari ternyata sejak awal ada adik kelas kami di kereta dan baru menyapa ketika sama-sama turun menuju Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang. Setelah melepas lelah beberapa saat salah satu hal yang saya minati adalah perpustakaan. Di masj

Tentang Perjokian

Woks Apa yang ada di benakmu ketika mendengar istilah "joki". Tentu beragam tanggapan dalam mengartikan berkaitan dengan istilah joki. Menurut KBBI joki adalah sebuah cara untuk menggantikan atau penunggang dalam sebuah cabang olahraga biasanya cabang berkuda. Akan tetapi akhir-akhir ini joki menjadi bermakna negatif karena berhubungan dengan sebuah pekerjaan. Makna joki yang saya temukan di antaranya: Pertama joki supir baik itu supir charter-an maupun supir ojek. Akan tetapi pekerjaan ini hanya berkaitan dengan jasa tenaga dan fasilitas motor maupun mobil. Kedua joki pemain pengganti dalam sebuah adegan film. Pekerjaan ini disebut juga stuntment atau jasa bertukar posisi untuk diperankan oleh ahlinya. Misalnya adegan laga yang bisa membahayakan talent utama. Ketiga joki jasa ujian baik ujian SIM maupun paket dalam sebuah seleksi negara. Joki ini biasanya mengeluarkan biaya terutama bagi pemesannya. Keempat joki pemutar lagu biasanya merupakan pekerjaan dalam sebuah maje

Catatan Ziarah Ki Ageng Muhammad Besari

Woks Setelah kemarin kami berziarah ke makam Bung Karno pada esok harinya yaitu Sabtu pagi langsung bertolak ke Ponorogo. Saya sebenarnya bukan salah satu rombongan yang diajak ke sana karena memang sejak awal sudah diplot oleh beberapa santri. Tapi pagi hari secara mendadak Bu Nyai langsung mengajak dan saya pun mendadak ketar-ketir karena ajakan tersebut. Jadilah dalam ketergesaan itu saya ikut rombongan padahal belum mandi dsb. Sebenarnya acara ke Ponorogo tersebut dalam rangka mengantar manten salah satu adik Bu Nyai. Akan tetapi karena mobil charter-an jadi kami bisa menambah lokasi untuk dituju. Dan kebetulan lokasi itu adalah makam Ki Ageng Muhammad Besari Tegalsari. Kata Abah beberapa waktu lalu kita ke sana masih kurang puas maka saat inilah kesempatan yang tepat. Singkat kisah ketika kami sudah berangkat di tengah perjalanan sekitar kampus saya teringat bahwa HP tertinggal di pondok. Sontak saja saya pasrah bahwa karena tergesa-gesa tersebut akhirnya sampai lupa benda yang me

Mental Tuan Rumah dan Peserta

Woks Menyaksikan perhelatan megah Piala Dunia Qatar 2022 tentu membuat siapa saja berdecak kagum. Negara dengan jumlah penduduk hanya 2,9 juta jiwa itu telah membuktikan diri pada dunia akan arti sebuah kepercayaan. Dulu sejak tahun 1971 negara Qatar bukan termasuk ke dalam negara yang diperhitungkan baik oleh negara Timur tengah maupun Eropa. Tapi saat ini mereka telah sukses menjadi tuan rumah perhelatan akbar kompetisi 4 tahunan, piala dunia. Menjauh dari Qatar, sebelumnya Indonesia juga pernah sukses menjadi tuan rumah resepsi event olahraga terbesar di benua kuning yaitu Asian dan Asian Para Games. Yang terbaru pada 2022 Indonesia juga sukses menjamu para kepala negara dunia dalam event G20 di Bali. Demikianlah kisahnya menjadi tuan rumah itu bagaimana pun juga harus totalitas. Maka dari itu kita akan belajar bagaimana tuan rumah menjadi sebuah mental dalam rangka memuliakan tamunya. Mental tuan rumah berarti sebuah upaya untuk menyuguhkan yang terbaik. Tidak salah jika tuan rum

Catatan Ziarah Bung Karno bersama Abah

Woks Kemarin sore ba'da dzuhur saya diajak Abah bersama beberapa santri untuk ziarah ke makam Bung Karno di Blitar. Sontak saja saya mengiyakan dan langsung ikut dalam rombongan. Perjalanan kami disupiri olehas Rama santri asal Jombang. Rute yang kita tempuh adalah Tulungagung lewat Ngantru, melewati Jembatan Wijaya Kusuma (JWK) Ngadiluwih langsung menuju Pondok Ploso. Di sana kami berhenti sejenak untuk menjemput Gus Abid, putra Abah. Ketika sudah siap kami pun langsung meluncur menuju makam auliya Tambak. Di sana kami langsung berziarah di hadapan maqbarah KH. Chammim Djazuli atau Gus Miek. Saya sedikit kaget karena tepat di barat maqbarah Gus Miek ada makam baru yaitu cucu buyut Gus Miek bernama Ning Ayyara Sholihin Quraisyin. Tentu makam tersebut adalah kehilangan yang sangat mendalam bagi keluarga. Singkat kisah setelah kami berziarah saya diam sejenak untuk juga berkirim fatihah buat shohibul auliya yang ada di makam Tambak yaitu Syeikh Abdul Qodir Khoiri bin Ismail Iskandari

Bacaan Qur'an untuk Gus Dur

Woks Pada peringatan sewindu haul Gus Dur saya dan beberapa teman menyempatkan hadir ke Tebuireng. Di sana peringatan haul beliau dihelat setelah dari Ciganjur dan tentunya dipadati ribuan jamaah. Sejak siang setelah perjalanan beberapa jam dengan motoran kami tiba dan singgah sejenak stasiun Jombang, masjid agung dan segera transit ke Diwek tepatnya salah satu rumah teman kami, Mas Kembar Rohman Najib. Di sana kami dijamu dan pastinya kita berbagi kisah mengenai kehidupan. Singkat cerita sesampainya di Tebuireng kami langsung menuju Masjid Ulul Albab untuk rehat sejenak. Setelah itu barulah mencari jajanan di sekitar kios-kios dekat makam. Banyak berjajar pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dari mulai gorengan, pentol sampai bakso dan mie ayam. Saya pun mencoba menepi di warung nasi pecel lengkap dengan es tehnya. Setelah selesai dari sana barulah kami berziarah. Selepas berziarah membacakan doa dan tahlil di maqbarah masyayikh Tebuireng kami pun mulai menuju kios marcendise ya

Makna Logo PPHS Srigading

Woks Ketika membuat logo SPS (Santrine Pak Sholeh) kami sempat konfirmasi bahwa logo utama berbentuk perisai segilima adalah dibuat oleh Mas Abu Zaini atas prakarsa Mas Arif. Lantas bagaimana makna filosofis di antara dua logo tersebut. Mari kita simak tulisan berikut: Pertama , logo utama berbentuk segilima tersebut adalah bentuk ngalap berkah kepada pondok sepuh Ngalah Pasuruan asuhan KH. Sholeh Badruddin. Kebetulan pengasuh PPHS adalah Kyai Mohamad Sholeh. Kedua , logo berbentuk segilima merupakan perlambang meneguhkan rukun Islam yang 5: Syahadat, sholat, zakat, puasa, haji. Ketiga , warna dasar hijau melambangkan kesuburan. Bahwa santri harus bermanfaat di manapun berada. Keempat , 9 bintang kuning adalah para priagung tanah Jawa yang sering disebut Walisongo sebagai juru dakwah Islam di Nusantara. Pondok berkiblat pada mereka yang berpegang teguh pada Ahlussunah Wal Jamaah. Kelima , nama Pondok Pesantren Himmatus Salamah Srigading Tulungagung adalah sebuah cita-cita akan doa. Di

Euforia Pemilihan Lurah PPHS 2022

Tepat di malam Jum'at 21 Jumadil Awal/15 Desember 2022 PP. Himmatus Salamah Srigading Tulungagung melaksanakan pemilihan lurah periode 2022-2023. Suksesi kepemimpinan di sini baru memasuki generasi ke-5 dimulai sejak Mas Arif, Mas Amir, Mas Qowim dan Mas Haris. Tentunya malam itu kita menjadi saksi akan terpilihnya pemimpin pondok yang baru. Acara pemilihan lurah pondok ini diawali dengan pembukaan oleh MC Mas Rama dan qiraatul qur'an oleh Mas Ainul As Sarani. Setelah itu acara pembacaan Maulid Simtudurror oleh Grup Shalawat PPHS menjadi rangkaian utama pemilihan. Setelah usai tibalah acara sambutan yaitu lurah pondok Mas Haris dan ketua KPU yaitu Mas Dwi Prasetyo (Jikon). Dalam sambutannya Mas Haris berpesan untuk berkhidmah secara serius selama di pondok, saling bekerjasama satu dengan lain, tidak membedakan tingkat semester, dan jangan menyepelekan tugas apapun selama di pondok. Sedangkan ketua KPU Mas Jikon sambutanya hanya menjelaskan teknis pemilihan, penyampaian visi mis

Riwayat Kepemimpinan di PPHS

Woks Pondok Pesantren Himmatus Salamah Srigading (PPHS) Tulungagung sebagai salah satu pondok salaf di wilayah kampus UIN tentu sangat menarik jika kita ulas seputar kepemimpinannya. Di pondok ini tentu memiliki ciri khasnya tersendiri terutama dalam kepemimpinan. Kepemimpinan di pondok diistilahkan dengan "lurah" yang berfungsi sebagai pengelola jalannya aktivitas kesantrian. Soal kepemimpinan di PPHS tentu akan berbeda dengan di pondok modern. Secara corak dan kultur tentu akan menarik pondok salaf dikarenakan tidak memiliki garis formal seperti di pondok modern dengan ijazah, wisuda dll. Beberapa corak pemimpin yang pernah menjadi lurah di PPHS akan saya tulisan. Kebetulan sejak 2016 saya adalah salah satu santri yang menyaksikan di era 4 kepemimpinan yang berbeda yaitu : Mas Arif, Mas Amir, Mas Qowim, dan Mas Haris. Pertama , Mas Arif adalah tipe pemimpin yang pengayom. Pada saat itu santri memang masih sedikit hanya sekitar 12 orang akan tetapi menunjukkan guyub rukun da

PPHS : Pondoknya Para Pemimpin

Woks Sejak tahun 2002 dalam catatan sebelum Pondok Pesantren Himmatus Salamah (PPHS) Srigading berdiri di sini masih disebut TPQ. Sebuah cita-cita dari pendiri (Haji Salim) bermula dari tempat mengaji biasa TPQ menjadi pondok. Tentu hal itu tidak berjalan mudah dan pastinya melewati banyak hal. Aral lintang dan tantangan zaman sudah pasti menanti. Akan tetapi atas keistiqomahan serta rasa percaya diri TPQ pun berubah menjadi pondok pesantren sewindu kemudian yaitu di bawah pengasuh Kyai Mohamad Sholeh. Singkat kisah pondok pun berkembang dan telah melahirkan beberapa alumni. Walaupun pondok ini bernafaskan salafiyah akan tetapi alumninya beberapa justru banyak menjadi pemimpin. Saat ini di era milenium di tahun 2020 ke atas justru santri yang menjadi pemimpin semakin banyak. Entah apakah semua itu merupakan warisan masa lalu di mana pondok masih berupa kelas-kelas TPQ. Beberapa catatan santri TPQ awal pernah menjadi Presma IAIN Tulungagung (sekarang UIN) yaitu Mas Ismail bahkan kakak b

Menapaki Budaya dan Bahasa Media

Woks Kebudayaan selalu berkembang seiring bertambahnya populasi manusia. Budaya yang dimaksud tentu budaya yang selama ini masih dilestarikan maupun lahirnya budaya hasil asimilasi sekaligus mengikis ciri khas budaya aslinya. Salah satu hal menarik bisa kita dapati dalam budaya baru yang lahir dari rahim media. Media sebagai kepanjangan tangan dari olah teknologi memaksa seseorang adaptif terhadap perubahan. Dari hal itulah mau tidak mau perubahan tak bisa dibendung lagi. Komunikasi menjadi hal menarik yang bisa ditangkap melalui media. Kecanggihan teknologi memang memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu dipahami mengenai bahasa media karena terbukti berdampak pada tradisi tutur masyarakat. Selama ini kita tahu bahwa bahasa media sangat beragam bahkan melahirkan bahasa keseharian yang mudah ditangkap. Sifat media tentu kita tahu yaitu mempengaruhi masyarakat, media satu arah namun menjangkau lebih luas, dan memiliki massa tersendiri. Ada satu bud

The Puzzle Idea

Woks Mendengar Lord Rangga meninggalkan dunia pada Selasa kemarin rasanya sedih. Waktu sangat cepat berlalu dan memang begitu mengagetkan. Pasalnya kita tahu Lord Rangga atau nama aslinya Ranggasasana, Edi Raharjo memang sudah lama tidak muncul di media setelah vakum dan sempat menjadi perbincangan karena didaulat sebagai salah satu petinggi Sunda Empire. Selain petinggi Sunda Empire ia juga mendadak kontroversi karena kata-katanya yang mengguncang jagat media. Pasalnya apa yang dikatakan oleh beberapa netizen selalu disangkutpautkan dengan sesuatu hal. Ibarat sebuah prediksi, statement nya menjadi buah bibir karena beberapa ada yang mendekati benar. Statement tersebut di antara gedung sate sebagai titik pusat bumi, Wikipedia bisa di setting dari Bandung, menghubungi Putin untuk menghentikan perang, mengendalikan nuklir dan lainya. Apa yang dikatakan Lord Rangga tentu sangat berbeda dengan apa yang diungkapkan Gus Dur atau Jangka Jayabaya. Kita bisa membedakan antara prediksi, pelua

Kursi

Woks Saya ingat 2013 awal ketika secara resmi menjadi siswa Madrasah Aliyah (MA) ada satu hal menarik yang masih tercatat rapih hingga hari ini. Ingatan itu berkaitan dengan kursi yang disampaikan oleh Bapak Muhammad Saekhu, S.E. Dalam pelajaran ekonomi di sela-sela pembahasan beliau menjelaskan mengenai kursi dan guru. Kata beliau jangan sampai siswa menduduki kursi gurunya itu tidak sopan, tidak baik. Perihal demikian beliau sampaikan karena pesan dari guru-gurunya dulu bahwa menduduki kursi guru akan berlari dari keberkahan. Pada 2016 saya mondok di salah satu pesantren kecil di Tulungagung Jawa timur. Di pesantren ini saya mendapatkan ilmu berharga salah satunya mengenai kursi. Barangkali pelajaran tersebut adalah gelombang yang saling bertalian dengan pepeling Pak Saekhu tersebut. Di pesantren tersebut saya belajar bahwa para santri tidak ada yang berani shalat di atas sajadah Abah, bahkan di kursi biasa beliau duduk pun demikian. Para santri memang meyakini bahwa menduduki kursi

Catatan Seminar Internasional bersama Akademisi Iran

Woks Pada Rabu 7 Desember 2022 saya berkesempatan mengikuti seminar Internasional yang diselenggarakan oleh HIMMA Aqidah Filsafat UIN SATU Tulungagung. Bertempat di lantai 6 gedung KH. Saifuddin Zuhri acara ini berlangsung ramai dan penuh sesak. Cara tersebut menampilkan tema, " The Contribution of Islamic Philosophy to Dealing with Local Dynamic and Global Challenges " dan diberi sambutan oleh Prof. Dr. Akhyak, M.Ag (Direktur Pascasarjana) serta dipandu oleh moderator muda Dr. Rizqa Ahmadi, Lc, MA., closing oleh Dr. Mulia Ardi, M.Phil selaku Kaprodi AFI Pascasarjana. Acara ini hasil kerjasama UIN SATU Tulungagung dengan ICC Jakarta dan Sadra Institut. Dalam acara ini selain seminar juga berisi MoU dengan beberapa perguruan tinggi di Iran yang harapannya terus bekerjasama dalam bidang pengembangan keilmuan dan peradaban. Dalam sambutannya mewakili rektor, Prof. Dr. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag mengatakan bahwa tradisi keilmuan di Iran dari dulu hingga kini tidak mandeg. Hal itu

Alkohol, Riya dan Setruk

Woks Kita tahu bahwa sebagian dari penyakit dalam tubuh tidak langsung membunuh seperti serangan jantung. Ada beberapa penyakit dalam yang ternyata bersifat laten alias menggerogoti secara perlahan. Penyakit seperti kanker memiliki hormon atau kelenjar yang kapan saja bisa mengganas. Atau juga setruk yang mematikan sebagian anggota tubuh secara perlahan. Penyakit itulah yang kita pahami menurut pendapat medis. Dalam agama tentu penyakit tersebut akan selalu berhubungan satu sama lain. Misalnya agama menyebut salah satu penyakit hati seperti riya. Penyakit tersebut bekerja menggerogoti diri secara perlahan. Riya tidak hanya dimaknai pamer atau senang dengan posisi tenar, cari panggung akan tetapi bagi Ibnu Athaillah Syakandary orang yang beribadah berharap tidak ingin dilihat orang lain juga disebut riya. Dalam Kitab Minahus Saniyah dan Bidayatul Hidayah dijelaskan bahwa riya diibaratkan seperti semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di tengah malam gelap gulita. Jadi sangat tidak