Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Konseling Ruhani bersama Abah Yai Sholeh

Woks Abah Yai Sholeh selaku Pengasuh Pondok Pesantren Himmatus Salamah Srigading Plosokandang Kedungwaru Tulungagung memberikan wejangannya kepada kami. Kali ini saya menyebutnya sebagai konseling ruhani. Karena dalam berbagai kesempatan dawuh beliau selalu menyejukkan. Ibarat tanah gersang dengan tetesan air hujan. Santri ndableg seperti saya ini hanya mendapat longsoran ilmu beliau dengan menuliskannya. Dawuh beliau kali ini yaitu: pertama , ilmu itu jika si ahlinya bersungguh-sungguh maka akan menjadi cahaya penerang. Akan tetapi jika santri tidak bersungguh-sungguh maka ilmu itu bagai buah muda yang jatuh. Anda pasti tahu bahwa buah muda jatuh itu rasanya asam. Maka dari itu ilmu menjadi tak berguna pada akhirnya. Kedua , diniatkan selama mondok itu mencari barokah. Salah satu keberkahan bisa dijadikan melalui khidmah. Beliau menyebutkan bahwa khidmah di pondok dan di perusahaan Cina itu berbeda. Maka dari itu khidmah yang sering disebut khodam, pembantu atau jongos di pondok akan

Ngopi Seru : Bertemu dan Berilmu

Woks Kemarin hari Selasa 22 Maret 2022 kami bisa bertatap muka untuk pertama kalinya dalam perkuliahan. Momen pertemuan tersebut sangatlah menyenangkan karena selama ini kita hanya bisa menyapa lewat ruang maya nan sempit itu. Kami bisa bersua di ruang 3 lantai 2 gedung Pascasarjana UIN SATU Tulungagung. Setelah sekian lama hidup terbatas dalam perkuliahan online akhirnya pertemuan itu terwujud. Percis bagai ungkapan Eka Kurniawan seperti dendam rindu juga harus dibayar tuntas. Kali ini pertemuan pertama kita difasilitasi karena ada mata kuliah seminar proposal yang diampu oleh Kaprodi Studi Islam Ibu Dr. Nita Agustina. Suasana dalam kelas ternyata tak ada bedanya seperti di ruang maya, sama-sama gayeng dan mencair. Tak ada ketegangan sama sekali di mana mayoritas mahasiswanya memiliki selera humor yang tinggi. Akhirnya di setiap kesempatan seisi ruangan selalu pecah dengan gelak tawa. Demikianlah kira-kira perkuliahan awal ini. Walaupun formasi mahasiswa kali ini belum lengkap setida

Profesor Ngainun Naim Sang Inspirator

Woks Sang inspirator demikianlah satu dari sekian banyak julukan yang tersemat untuk Profesor Ngainun Naim. Sosok yang penuh dedikasi, komitmen dan berintegritas itu memang layak menjadi inspirator. Beliau sebagai seorang pribadi tentu sosoknya sangat dikagumi baik sebagai ayah, dosen, sahabat dan guru bagi para muridnya. Ada banyak keteladanan yang beliau semai di berbagai acara mulai dari halaqoh ringan, diskusi ilmiah, acara seminar hingga pelatihan-pelatihan. Menulis dan membaca menjadi magnet tersendiri bagi orang lain untuk mengikuti jejaknya. Beliau tidak hanya sekadar memberi teori melainkan meneladankan dengan penuh semangat. Menulis menjadi ruh beliau dalam membina banyak muridnya. Demikianlah sosok inspiratif, pejuang literasi yang tak pernah berhenti. Lewat buku ini pembaca diajak menyelami narasi kejujuran yang ditulis oleh para sahabat dan murid-murid beliau bahwa sosok Profesor Ngainun Naim adalah sang inspirator. Keteladanan, ketulusan dan kearifan terpancar lewat sosok

Sowan Pondok Ngunut, Nulis dan Cerita Nabi-nabi

Woks Alhamdulillah kemarin 16/3/2022 saya berkesempatan sowan ke Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien (PPHM) Ngunut asrama putra Sunan Gunung Jati. Sudah berapa purnama saya baru bisa ke sana lagi sejak haul Mbah Yai Ali beberapa tahun lalu. Tapi mungkin ini wasilah bisa ke sana lagi sejak beberapa bulan lalu saya diminta mengisi diklat kepenulisan oleh Pembina Literasi Mas Fauzi Ridwan. Pagi sekitar pukul 08:30 saya dan Mas Muhibbin meluncur ke Pondok Ngunut lalu menyempatkan ziarah muassis KH. M. Ali Shodiq Umman, Bu Nyi Hj. Fatimatuzzahro, dan putra beliau KH. Darori Mukmin. Setelah itu barulah kami diterima di kantor SMA Gunung Jati dengan begitu ramah. Acara pun dimulai sekitar pukul 09:15 di aula lantai 2. Saya sejak awal sudah menghirup udara yang sangat menyenangkan. Benar saja sejak di kantor saya diberi buku hasil Bahtsul Masail pada haul tahun lalu. Setelah itu di atas lantai 2 saya langsung disambut pembina OSIS dan diberi cinderamata berupa buku kumpulan cerpen "Poh

Creative Writing: Seni Meningkatkan Kualitas Diri

Woks Beberapa di antara kita masih percaya dengan mitos bahwa menulis itu sulit. Menulis itu tidak semudah apa yang diucapkan. Pernyataan demikian itu memang tidak salah akan tetapi tidak juga selalu benar jika kita menemukan benang merahnya. Padahal menulis itu mudah jika kita mampu mengaplikasikan rumusnya. Rerata orang merasa kesulitan menulis karena mereka belum menyadari bahwa permasalahan tidak sepatutnya menjadi ancaman. Justru rangkaian permasalahan bisa menjadi bahan tulisan. Permasalahan justru akan membiasakan seseorang untuk tumbuh lebih dewasa. Di tangan orang kreatif segala hal bisa menjadi bahan tulisan bahkan sekadar rumput yang bergoyang. Di sinilah perlunya menjadi penulis kreatif yang melihat sesuatu bukan sebagai masalah melainkan peluang. Orang kreatif selalu memunculkan ide segar walaupun di kondisi yang tidak menguntungkan. Soal kebuntuan ide misalnya para penulis kreatif tak kehabisan akal mereka akan selalu mengakses alam dan sosial sebagai sumber ide yang kaya

Kiai Sholeh : Keutamaannya Shalat Jamaah

Woks Di malam nisfu sya'ban kali ini kami para santri mendapat petuah luar biasa. Barangkali pesan ini adalah terusan dari bulan rajab kemarin. Beliau memberi pesan berupa pentingnya shalat berjamaah. Kata beliau jika ada shalat jamaah jangan tinggalkan eman-eman waktunya. Sebab kehilangan uang tidak lebih berharga daripada kehilangan jamaah. Uang bisa dicari, uang bisa pinjam tapi kehilangan jamaah tak ada gantinya. Sampean kudu berjamaah sebab dengan jamaah insyaallah masalah akan selesai. Fadhilahnya jamaah itu luar biasa. Jika pun kita berada di belakang akan tetapi berjamaah itu sama saja dinilai besar pula keutamaannya. Maka dari itu ayo semua berjamaah karena ini adalah tuntunan para ulama salaf. Tolong berjamaah ini jangan sampai dibuat mainan. Jamaah adalah satu dari sekian amal yang luar biasa maka dari itu jangan disepelekan. Sebisa mungkin bangun jamaah terutama di waktu shubuh. Kita sudah besar jadi jangan sampai menunggu dioprak-oprak karena jamaah ini adalah kewajiba

Prof. Naim : Sang Intelektual Santri

Oleh : Woko Utoro* Di awal tahun kembar ini barangkali menjadi kado spesial buat civitas akademik Kampus Dakwah & Peradaban UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Pasalnya kampus ini menambah kembali guru besarnya yang ke-20, yaitu beliau Prof. Dr. Ngainun Naim, M.HI. Saya secara pribadi tidak begitu euforia mendengar kabar tersebut karena beliau Pak Naim (sapaan akrabnya) sudah menjadi Profesor sejak di alam pikiran. Bahkan gelar "Guru Besar Literasi" sudah tersemat semacam penghargaan Honoris Causa kultural dari para murid dan koleganya sebelum SK guru besar itu turun. Pak Naim yang sering memanggil kami dengan istilah "Kawan-kawan" itu memang sudah tidak asing baik di telinga maupun anggota tubuh yang lain. Apalagi jika dikaitkan dengan dunia baca tulis barangkali beliau lebih mashur ketimbang gelar akademiknya saat ini. Awal perkenalan saya dengan beliau adalah ketika di S-1 jurusan Tasawuf Psikoterapi (dulu) masih IAIN Tulungagung. Beliau mengampu mata kul

Pak Naim : Profesor Sejak Di Alam Pikiran

Oleh : Woko Utoro* Ditetapkannya Pak Naim sebagai guru besar ke-20 UIN SATU Tulungagung tentu keberkahan tersendiri. Barangkali ini kado terindah buat keluarga, kolega dan khususnya ayahanda tercinta. Pak Naim begitu kami sapa memang sosok ulet, rendah hati dan sederhana. Maka dengan turunya SK guru besar rasanya pantas untuk beliau apalagi spesialisasinya di bidang filsafat Islam menandakan kedalaman ilmu beliau. Nama Ngainun Naim tentu tidak sulit dijumpai apalagi jika sudah bersentuhan dengan dunia buku nama beliau pasti terpampang di cover depan. Posisi beliau selain sebagai penulis juga seorang editor dan sosok yang rajin memberi pengantar. Sudah banyak buku-buku karya orang lain yang di dalamnya terdapat sentuhan tulisan beliau. Tentu semua itu tidak mudah karena perjuangan beliau yang panjang. Beliau sering berkisah bahwa awal-awal menulis selalu ditolak redaksi karena tulisanya masih acak-acakan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu tulisan beliau sudah tidak diragukan lagi. P

Semangat Untuk Dikenal?

Woks Hairus Salim menuliskan kegundahanya di laman Jawa Pos tempo hari (29/1/22) bahwa tidak dikenal dan terlupakan itu menyakitkan. Bagaimana tidak orang telah membangun sejak lama agar dirinya dikenal orang tapi pada akhirnya harus rela dicampakan oleh peredaran sosialnya. Hairus Salim mencontohkan seperti kisah Pater Parker dalam Spider Man: No Way Home atau kisah kalahnya para Pandawa dalam bermain dadu melawan Kurawa. Akibatnya para putra Pandawa itu harus dihukum buang selama 12 tahun di hutan dan setelah itu 1 tahun untuk tidak dikenal. Barangkali dengan waktu 12 tahun pembuangan selama identitas mereka sebagai putra Pandu maka hidup akan sangat ringan sebab masyarakat akan mengenali dan menghormati. Sedangkan 1 tahun menghilangkan identitas diri akan sangat terasa berat. Bisa sangat mungkin tidak hanya orang lain bahkan orang terdekat pun akan melupakan. Lupa memang sangat dekat dengan pikiran manusia di tengah semangat bahwa dikenal dan diingat itu menjadi ikhtiar purbawi. Ap

Catatan Dies Maulidiyah IX MakTa UIN SATU Tulungagung

Woks Suatu kehormatan bagi pondok pesantren Himmatus Salamah Srigading karena ditempati acara tasyakuran kawan-kawan Al Khidmah. Sejak jauh hari mereka sengaja melaksanakan kegiatan tersebut di pondok kami. Acara kali ini adalah tasyakuran milad ke-9 jama'ah Al Khidmah kampus UIN SATU Tulungagung. Seperti biasanya acara diisi dengan pembacaan manakib Syeikh Abdul Qadir al Jailani ra. Acara ini tentu dipersiapkan dengan matang 3 hari sebelumnya. Kawan-kawan dari pengurus dan panitia sangat gegap gempita dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka sejak sebelumnya ada yang masak, bersih-bersih hingga persiapan dekor dan parkir. Semua dipersiapkan demi suksesnya acara. Alhamdulillah pada 12 Maret 2022 di sabtu pagi acara ini berlangsung dengan penuh khidmat. Sejak pagi cuaca sangat mendukung, para imam khususi sudah berdatangan dan memulai acara. Satu persatu jama'ah pun tiba dan langsung merapat di aula PPHS. Acara berlangsung sejak awal hingga akhir ditutup alhamdulilah tidak

Rihlah ke Kota Tahu: Ngalap Berkah Mbah Sholeh Banjarmlati

Woks Sejak shubuh mentari belum menampakan sinarnya dan waktu masih nampak seperti malam. Kabut pekat serta hawa dingin masih menyelimuti akan tetapi aku sudah melaju pagi itu. Dengan meminjam motor teman aku berangkat dari pondok menuju Kediri tepatnya ke LPI Al Mubarok Banjarmlati. LPI Al Mubarok adalah lembaga pendidikan tahfidz dan panti asuhan yang didirikan oleh ustadz kami yaitu ustadz Saifuddin Zuri. Beliau merupakan guruku ketika di LPI Al Azhaar dan di Perumahan Permata Kota Bago. Setelah mendapat undangan dari beliau aku langsung meluncur ke sana. Tujuanku sederhana yaitu silaturahmi dan niat tabarukan. Akan tetapi ketika di sana aku mampir untuk ziarah dan hal itu merupakan bonus dari niat yang berganda. Motor melaju dengan kecepatan sedang. Sesampainya di daerah Tambak Ngadi Mojo Kediri perjalanan ku harus terhenti karena guyuran hujan. Tapi untungnya motor ku sudah terparkir di pelataran Makam Auliya Tambak tempat waliyullah Gus Miek disarekan. Di sana aku langsung berzia