Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Sandiwara, Lawak dan Personifikasi Punakawan

Woks Salah satu budaya Pantura yang masih bertahan hingga hari ini adalah pagelaran sandiwara termasuk juga wayang kulit, tarling dan sintren. Tradisi pentas yang melibatkan banyak pemain itu sering kita dapati sisipan acara berupa lawakan dalam setiap lakon pagelaran. Lawakan bertujuan untuk menghibur dan pastinya scane yang selalu dinanti. Lawakan juga bertujuan untuk membuat penonton tertarik untuk tetap setia mengikuti acara hingga usai.  Dalam tradisi pertunjukan wayang khususnya yang ada di Jawa Timur biasanya terdapat juga lawakan yang disebut dagelan atau juga limbukan. Limbukan atau dagelan bahkan mudah didapati dalam pertunjukan teater seperti ketoprak, ludruk dan kentrung. Perlu diketahui bahwa limbukan sebenarnya dinisbatkan kepada Limbuk anak perempuan dari Cangik, ia adalah tokoh wayang yang menggambarkan rakyat bawah. Ia ditampilkan sebagai wayang dengan badan gemuk dengan suaranya yang keras. Ia dimainkan dengan lawakan yang jenaka. (Kresna, 2012:114). Kita

Membaca Sepanjang Hayat

Woks Dewasa ini aktivitas membaca masih belum membudaya di tengah masyarakat. Membaca masih belum menjadi kebutuhan padahal aktivitas ini sangat penting guna menciptakan lingkungan yang literat. Jika membaca daftar tingkat leterasi dasar Indonesia tentu jangan ditanya? masih berada di urutan kebucit (akhir). Pada daftar literasi dunia Indonesia berada di urutan ke 60 dari 62 negara, sedangkan menurut Okky Madasari di tingkat ASEAN Indonesia menempati posisi ke dua terendah setelah Myanmar. Jangan ditanya pula apa penyebabnya selain salah satunya tingkat minat membaca yang masih rendah. Padahal jumlah buku dan literatur termasuk banyak dan mudah diakses. Apalagi saat ini era digital kita sedang mengalami kelongsoran pengetahun, di mana-mana bisa sangat mudah mengakses informasi tinggal klik semua tersedia. Tidak kemauan manusianya yang masih menganggap membaca itu penting atau tidak. Pesan Tuhan tentang Iqra memang belum sepenuhnya dipahami dengan baik. Akan tetapi membaca d

Menjadi Juri Kompetisi Essay

Woks Sejak awal saya didaulat oleh teman-teman HMJ TP untuk menjadi salah satu juri lomba essay dalam rangka milad TP dan kontribusi di tengah pandemi. Awalnya saya menolak sebab ketidakpantasan saya menerima amat tersebut. Akan tetapi ketika mereka mengutarakan banyak hal terutama terkait buku, saya akhirnya mengiyakan. Hal itu saya niatkan pula sebagai sarana belajar tanpa henti. Di sisi lain saya juga ingin berbagi pengalaman karena dulu saya pernah berkecimpung di dalam dunia essay dan kepenulisan. Saat kami beberapa kali ngopi untuk mengonsep tema, alur pendaftaran, kriteria penilaian, syarat peserta, serta menyusun petunjuk teknis (juknis), saat itu kami diuji dengan keputusasaan. Tapi pada akhirnya kami optimis hingga akhirnya esaay bisa terlaksana dengan baik. Acara yang bertajuk " Essay Competition Tasawuf Psikoterapi 2020 " tersebut membawa tema "Berkontribusi di Tengah Pandemi" dengan sub tema di antaranya: tasawuf dan politik, lingkungan, sos

Forling dan Sarasehan Jurusan Tasawuf Psikoterapi

Woks Malam itu akan saya kenang sebagai momen menarik dan tak terlupakan, mungkin begitu pula yang dirasakan Mas Heru kawan saya. Walaupun acara forling tersebut berada di perbukitan dengan medan lumayan curam tapi kita mencoba berusaha untuk tetap hadir ke sana, kata kawan saya itu "rindu adalah alasan terbaik kita ke sana". Ya, sudah hampir 3 tahun lebih kita tidak merasakan atmosfir diskusi dalam acara forling tersebut sejak aktif sebagai mahasiswa dulu. Mungkin ini adalah forling ke sekian yang kami ikuti sekaligus pertama dengan status alumni. Acara forling ini memang menyejarah bahkan selalu ingin dirawat hingga kini. Terbukti ditempatkan yang lumayan jauh acara ini terlaksana sebagai pembuka dan penutup di kepengurusan HMJ era Mas Fahmi. Acara forling atau forum keliling tersebut selalu membawa decak kagum. Betapa tidak bagaimana tuan rumah berjibaku menyiapkan tempat, jamuan dan sarana lainya agar acara tersebut berjalan lancar. Tidak hanya itu kepul asap

Sarasehan Alumni FUAD Sepanjang Masa

Woks Entah sudah berapa kali saya mengikuti acara sarasehan yang melibatkan alumni FUAD atau dalam hal ini yang pernah menjabat sebagai pengurus DEMA FUAD. Saya hampir saja tidak ingat kecuali beberapa kali selalu saya sempatkan hadir dalam acara yang penuh hangat itu. Dari waktu ke waktu acara sarasehan tersebut selalu punya kesan tersendiri. Di sana kita akan dapati cerita dan sejarah tentang FUAD yang dulu masih Ushuluddin. Sebuah fakultas yang bertransformasi begitu cepat dan saat ini telah dihuni oleh 12 jurusan terdiri dari Ilmu Al Qur'an Tafsir (IAT), Tasawuf Psikoterapi (TP), Aqidah Filsafat Islam (AFI), Bahasa Sastra Arab (BSA), Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Bimbingan Konseling Islam (BKI), Sosiologi Agama (SA), Sejarah Peradaban Islam (SPI), Psikologi Islam (PI), Manajemen Dakwah (MD), Ilmu Perpustakaan Informasi Islam (IPII) dan Ilmu Hadits (IH). Dulu dan kini tentu berbeda. Jika dulu jurusan dan mahasiswanya masih sedikit tentu saat ini semua telah berub

Berguru Kepada Alam

  Woks Sejak penggunaan gadget begitu masif kini orang tua semakin resah. Anak-anak semakin akrab dengan gadget, medsos dan internet. Entah apa yang mereka akses yang jelas untuk anak usia dini sudah mampu bermain game dan berselancar di dunia maya. Beberapa orang tua menyayangkan hal itu karena dampaknya sangat besar bagi perkembangan anak. Mereka menjadi tidak peka sosial salah satunya sangat sulit diberi arahan, masukan, perintah oleh orang tua. Mereka lama kelamaan menjadi malas, tidak aktif dan banyak menghabiskan waktu di depan monitor hp bahkan yang miris adalah suka membangkang. Anak yang kecanduan gadget memang begitu menguras energi orang tua agar bagaimana menemukan formula supaya mereka tersadar akan kehidupan sosial yang lebih utama. Jika ditinjau lebih jauh anak-anak mungkin secara fisik berada di rumah tapi secara kognitif mereka sedang terjajah. Walaupun kita sadari bahwa game tidak selamanya negatif. Akan tetapi faktanya anak menjadi sulit di atur dan lebih

Mengingat Cita Rasa dan Kenangan Lewat Kuliner Kemarin

Woks Mengingat masakan menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam ingatan lidah manusia. Masakan memang satu dari sekian kebudayaan tertua di muka bumi. Ia tidak bisa dipisahkan dari manusia sebagai mahluk yang berbudaya, termasuk dapat menciptakan banyak varian rasa lewat masakan.  Sejak kecil lidah anak-anak sudah dimanjakan oleh beragam rasa dari makanan atau minuman. Termasuk mengingat kuliner masa kecil mengingatkan dengan cita rasa kampung halaman yang mengundang untuk pulang. Makanan memang tak bisa dilupakan sebab ia meninggalkan jejak rasa dan kenangan. Beruntung Indonesia adalah surganya kuliner sehingga setiap suku memiliki adat budaya, cara, resep dan olehan masakanya sendiri. Seperti dalam buku ini sekitar 30 orang menuliskan tentang satu menu masakan bernama Blendrang. Blendrang adalah istilah cara masak umumnya pada sayur yang prosesnya dihangatkan untuk beberapa kali. Biasanya blendrang hanya terjadi pada sayur dengan bahan baku yang padat seperti kacang koro,

Makna Baiat Dalam Kehidupan

Woks Pernahkan kita berbaiat dalam kehidupan? pastinya pernah walau kadang kita tidak menyadarinya. Baiat adalah janji setia atau sebuah itiqad untuk mengikuti sebuah perintah. Cara ini hampir mirip dengan mengambil sumpah dan komitmen seseorang untuk menjalankan apa yang pernah diucapkanya. Dalam thariqah istilah baiat dilakukan dengan cara menyerahkan secara pribadi atau diserahkan melalui orang lain. Baiat kepada mursyid adalah contoh riil seseorang menginginkan sang guru menerimanya sebagai murid. Baiat tersebut merupakan perjanjian awal bahwa murid tersebut memohon bimbingan sang guru. Selanjutnya dibaiat yaitu sebuah penyerahan atau pengakuan atau pemberian ijazah bahwa seseorang layak untuk menjadi bagian dari ajaran thariqah gurunya. Ia juga dianggap sah untuk mengamalkan ajaran tersebut tanpa perlu mengikuti tahapan pada umumnya. Guru telah yakin bahwa baiat tersebut adalah bagian dari keterikatannya antara guru dan murid. Saya tentu punya pengalaman soal baiat, ya

Tentang Kursi Kosong dan Mentalitas Inlander

Woks Beberapa hari lalu kita dikejutkan dengan aksi Najwa Shihab dalam talk show nya yang mewawancarai bangku kosong. Wawancara itu sebenarnya dimaksudkan sebagai kritik atas ketidakpernah hadirnya Terawan Putranto Mentri Kesehatan RI. Najwa menganggap bahwa kehadiran Terawan sangat penting untuk menjelaskan semua terkait wabah Covid-19 ini. Selain presiden tentu ia menjadi salah satu elit yang bertanggungjawab atas segala program dalam penyelesaian bencana ini. Seiring banyaknya kasus pengunduran diri dari berbagai Mentri Kesehatan di beberapa negara. Tulisan ini tidak mengomentari sikap Terawan yang selalu mangkir dalam undangan tersebut atau tentang ketegasan Najwa Shihab. Tulisan ini akan menyoroti seputar bangku kosong metode Najwa berkomunikasi dengan imajinasi. Mungkin bagi beberapa orang hal itu merupakan cara yang aneh sekaligus asing dalam pandangan mereka. Sehingga akan timbul pertanyaan apa gunanya metode itu dan seberapa efektifkah pesan yang akan disampaikan k

Refleksi G 30 S: Memaafkan di Atas Mawar Berdarah

Woks Di setiap ujung bulan September kita selalu disuguhkan beragam wacana dan kontroversi. Bulan yang selalu jadi perbincangan hangat dan tak pernah sepi dari komentar bahkan hingga debat meruncing. Bulan September terutama di tanggal 30 merupakan waktu di mana kita selalu memutar memori. Membuka kembali mata dan pikiran tentang sebuah sejarah kelam yang pernah di alami bangsa ini. Ya, tepatnya tanggal 30 September 1965 merupakan peristiwa pilu yang selalu kita kupas hingga saat ini yaitu tentang kudeta, intrik, pengkhianatan, darah, nyawa, genosida, kekuatan, hingga kekuasaan. Anak-anak yang lahir di era milenium mungkin tidak akan tau tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu. Lebih-lebih jika wacana pelajaran sejarah akan dihapuskan, mereka akan sangat tidak tahu. Tapi amat disayangkan juga pengetahuan mereka tentang sejarah di bulan September ini terbentuk berkat adanya film dan berbagai famplet kebudayaan. Tentu film yang sampai saat ini selalu jadi ajang tontonan m

Memaknai Maulid Nabi Dengan Penuh Semangat

                      (Foto: doc penulis) Woks Dalam sebuah acara Majelis Dzikir wa Maulidurrasul saw dalam rangka penutupan Grebeg Mulud Keraton Kasepuhan Perdikan Majan KH Dr Abdul Rasyid dari Surabaya membeberkan makna maulid dan betapa pentingnya kita memperingatinya. Maulid setiap tahun selalu diperingati lalu apa positifnya bagi kehidupan ini. Mari kita simak pembahasanya. Selama ini peringatan maulid masih saja diperdebatkan terutama soal dalil dan diperbolehkan atau tidaknya memperingati momen tersebut. Padahal sudah sangat jelas baik dalam Qur'an maupun hadits bahwa peringatan maulid sangat dianjurkan bahkan wajib. Walaupun secara eksplisit Nabi saw tidak memerintahkan untuk memperingati hari kelahiranya. Sebelum jauh mari kita ingat sejenak perayaan maulid dan haul yang pastinya berbeda. Bahwa haul adalah peringatan kematian orang-orang sholeh sedangkan maulid adalah peringatan hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw. Momen di mana maulid merupakan hari kelah

Zakat Sebagai Sarana Ritual dan Kesehatan

Woks Secara bahasa zakat berarti suci, berkembang, dan berkah. Dalam istilah fikih zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kepemilikan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya dengan aturan syariat. Dalam agama apapun zakat telah disyariatkan walaupun cara dan subjek wajib zakatnya sedikit berbeda. (Syahruddin, 2014:73) Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, zakat baru disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah walau dalam al Qur'an telah dijelaskan sebelum Islam datang, umat-umat terdahulu juga telah mengenal zakat. Setiap Nabi memiliki cara zakatnya tersendiri seperti zaman Nabi Musa yang memerintahkan menzakati hewan ternak seperti unta, kambing dan lembu. Bahkan Nabi Musa juga pernah meminta agar Qorun mengeluarkan zakatnya. Zaman Nabi Isa pun tak jauh berbeda yaitu meminta orang-orang yang kaya untuk mengeluarkan zakatnya kepada yang miskin. Saat ini kita masih mengikuti syariat zakat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dengan penje

Mengapa Kiai Harus Punya Hewan Peliharaan?

(Foto:  Ndalem KH Abdul Kholiq, Pengasuh PP Mbah Dul Plosokandang-Tulungagung ) Woks Beberapa waktu lalu saya diberi amanah oleh panitia acara Majelis Dzikir dan Maulidurrasul untuk menyampaikan sepucuk surat kepada beberapa kiai pengasuh pondok pesantren. Intinya panitia berniat mengundang para kiai tersebut untuk hadir dalam acaranya. Tanpa pikir panjang di waktu pagi yang sejuk saya bergegas menuju ke salah satu pondok pesantren yang dituju. Sesampainya di sana saya disambut hangat oleh seorang santri yang kebetulan sedang menunggu pak kiai dalam sebuah pengajian kitab. Lalu saya pun diantar menuju ndalem rumah kiai tersebut. Pikir saya menunggu beliau pasti sebentar, soalnya beberapa menit saja beliau pasti akan menemui para santri untuk mengaji. Ternyata dugaan saya itu salah, saya malah justru menunggu hampir satu jam lebih. Dalam kondisi menunggu yang cukup lama itu kadang saya berpikir apakah ini yang disebut ajaran kesabaran, dan husnudzon atau seperti umumnya ki

Indonesia Dalam Sebuah Perlombaan Lari

Woks Menyongsong 1 abad usia negeri kita tercinta Indonesia apa yang sudah disiapkan untuk menyambut momentum itu. Tentu sampai hari ini kita masih terus berproses menemukan cara agar di 2045 itu benar-benar mewujudkan cita-cita Nasional menuju Indonesia emas. Sebuah fase sejarah yang terbilang panjang dan memelahkan pastinya akan dilewati demi tujuan itu. Bangsa ini besar sejak lahir sehingga di tahun mendatang kita memiliki semangat optimistis untuk mampu sejajar dengan bangsa lain di dunia. Cita-cita untuk berdaya saing dengan negara di dunia tentu membutuhkan amunisi yang memadai. Modal pintar saja tidak cukup akan tetapi perlu juga membaca peluang dan memanfaatkan keadaan sebab dewasa ini negara kita berada di antara tantangan dan peluang. Apalagi saat ini keadaan berbagai negara di belahan dunia sedang babak belur dihajar Covid-19, termasuk Indonesia. Bagaimana kita menyiasatinya termasuk mencari cara agar mampu bangkit di tengah krisis. Bayangan akan comeback nya Ind

Aconk

Woks Baru saja Aconk menghirup udara bebas setelah 15 tahun terkurung di balik jeruji besi. Sudah berapa kali puasa dan lebaran ia lewati tanpa pernah bersama keluarga. Maklum saja Aconk termasuk penjahat kakap yang rekam kriminalnya tergolong berat. Selama 15 tahun itulah ia tidak pernah merasakan remisi masa tahanan karena kebaikan hari lebaran atau keputusan kepala lapas dari instruktur Presiden. Aconk memang tidak bernasib baik sebab orang-orang mungkin telah muak dengan segala perbuatanya. Bahkan keluarganya tidak ada yang sudi menemuinya. Bertemu saja tak sudi apalagi mengakui, mungkin saja ia telah terblacklist dari daftar keluarganya. Tapi hari ini ia bebas juga menikmati udara dengan segar serta mendengar burung kicau riang gembira. Di depan rumah ia duduk menikmati secangkir kopi pahit dengan gula yang telah menguning. Ditambah suasana serambi yang tua membuat suasana nampak berbeda.Tapi semua itu tidak lebih buruk jika dibandingkan di penjara dulu. Semua orang de