Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Tuhan Yang Kita Temukan

Woks Sedikit orang yang berpikir tentang kehidupan padahal banyak hal yang seharusnya masuk tataran eksistensial. Tapi bagaimanapun juga semua dalam hidup adalah tentang mengurai tanya. Misalnya beberapa hari lalu kawan kami hidup dirundung tanya, "Di mana kita menemukan Tuhan, seperti apa saat-saat kita bersamanya". Pertanyaan seorang kawan itu bukan tanpa dasar melainkan bertumpu pada filsafat eksistensialisme dari mana manusia berasal dan untuk apa di balik penciptaannya. Pertanyaan itu tak lain karena ketidakpuasannya mendapat jawaban yang monoton. Misalnya untuk apa shalat? pasti rerata jawabannya adalah agar terhindar dari neraka. Padahal berabad-abad lamanya jika orang beribadah cuma karena takut neraka, sang sufi perempuan Sayyidah Rabiah Adawiyah bergegas ingin memadamkan api neraka karena menjadi sebab orang takut tidak menyembah padanya. Termasuk ia ingin membakar surga dengan alasan orang beribadah hanya bertujuan padanya. Saat ini kajian mengenai Tuhan dan agama

Catatan Haul Akbar Pondok Pesantren Panggung 2022

Woks Haul akbar Pondok Pesantren Panggung Tulungagung kembali digelar. Setelah dua tahun dahaga tak ada haul kini terbayar sudah. Hal itu terbukti dari banyaknya jama'ah yang hadir termasuk perolehan kencleng alias kotak infaq yang bertambah. Menurut panitia kotak infaq biasanya hanya di kisaran 5-7 juta tapi saat ini justru mencapai 12 juta lebih. Adanya haul tahun ini tentu disambut baik oleh siapapun khususnya jama'ah. Salah satu jama'ah sholawat nariyah asal Malang mengatakan bahwa kami dari jauh datang ke sini hanya ingin ngalap berkah mualif aurad shalawat nariyah yaitu tiga serangkai KH. Asrori Ibrohim, KH. Syafi'i Abdurrahman dan KH. Abdul Aziz. Menurut KH. Harun Ismail Blitar dalam mauidhoh hasanahnya menyebutkan bahwa aurod shalawat nariyah tersebut bersambung sanad kepada KH. Mahrus Ali Lirboyo dan KH. Zainuddin Mojosari Nganjuk. KH. Harun juga menambahkan bahwa acara haul seperti ini memang disediakan sebagai sarana penyembuhan jiwa. Jangan khawatir akan hu

Menggali Babad Desa Untuk Kemakmuran dan Menangkal Radikalisme

Woks Beberapa orang teman berkisah bahwa kesibukannya saat ini adalah sedang menggarap proyek babad desa. Katanya proyek babad desa ini harus segera direalisasikan karena betapa pentingnya. Saya pun lantas berpikir pantas saja saat ini proyek menuliskan sejarah desa sedang digarap dengan serius. Apakah ini faktor penyeimbang di era modern atau memang karena betapa urgennya. Saya memang menyaksikan saat ini penggarapan babad desa sedang bergeliat salah satunya yang digawangi oleh kalangan sejarawan dan aktivis pecinta budaya leluhur. Menurut mereka saat ini orang sudah mulai amnesia terhadap desanya sendiri padahal kata Mbah Nun tidak ada negara jika tidak ada desa. Karena desalah yang melahirkan negara, desa akan lebih tua usianya daripada negara. Hal itulah salah satu alasan mengapa anak muda harus berperan aktif dalam penggarapan proyek ini. Menurut teman saya saat ini selain virus F4 (fashion, food, fun, film) juga tak kalah mengkhawatirkan yaitu terpapar radikalisme. Salah satu cor

Pelatihan Menulis Esai dan Jurnal Ilmiah bersama Mahasiswa Genbi

Woks Salah satu fungsi dan kewajiban dosen adalah pengabdian. Ibu Novi yang memiliki program pengabdian tersebut lalu mengajak kami dalam salah satu kegiatan atas kerjasama Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam dan dosen. Kegiatan pengabdian itu adalah pelatihan menulis esai dan jurnal ilmiah dengan peserta dari mahasiswa Genbi. Mahasiswa Genbi adalah mereka yang mendapat beasiswa dari Bank Indonesia. Acara pelatihan menulis ini menggagas tema, "Ucapan Mensementarakanmu, Tulisan Mengabadikanmu" dengan menghadirkan Bapak M. Alhada Fuadillah Habib, S.Sos, MA. (seorang penulis jurnal sekaligus penjaga gawang di 2 jurnal milik FEBI dan saya sendiri (seorang mahasiswa yang pernah juara menulis esai tingkat Nasional). Acara ini bertempat di ruang AKS lantai 2 Gedung KH. Saifuddin Zuhri. Acara ini dimulai sejak pukul 10:15-12:00 wib. Pada sesi pertama saya menjelaskan bagaimana cara membuat esai yang selesai. Jika Bapak Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag (Dekan FEBI) dalam sambutannya menyeb

Catwalk dan Tradisi Santri Putri

Woks Jagat medsos kembali ramai setelah beberapa waktu pemberitaan mengenai Citayam Fashion Week (CFW), di mana segerombolan anak muda berlenggak-lenggok laiknya para model. Fenomena anak muda yang butuh ruang berekspresi itu akhirnya viral begitu media menyebutnya. Mereka memanfaatkan zebra cross alias garis penyebrangan menjadi panggung catwalk dengan peragaan busananya. Dari fenomena CFW dan anak mudanya kini kawasan Dukuh Atas itu menjadi ramai. Saya tidak melihat keramaian itu akan tetapi saya lantas berpikir bagaimana tradisi catwalk pertama kali lahir. Kita mungkin pernah membaca ternyata tradisi catwalk awalnya berasal dari Paris Prancis. Di kota mode dunia itulah peragaan busana oleh para model pertama kali diperkenalkan. Lalu perayaan fashion week secara resmi dan besar justru pertama kali digelar di New York. Hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia sejak dari Paris, New York, London, Milan, hingga Arab Saudi. Catwalk memiliki arti jembatan penghubung antara dolphin pada

Sekolah dan Pabrik (4)

Woks Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diyakini mampu membuat peserta didik menemukan potensinya. Untuk menemukan potensi tersebut tentu membutuhkan waktu yang lama. Tidak hanya itu pengentasan akademik meliputi baca tulis, ibadah, seni, olahraga hingga kemandirian bahkan memakan waktu berjenjang mulai dari tingkatan dasar hingga perguruan tinggi. Intinya bahwa sekolah itu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dunia pendidikan seperti yang diketahui tentu masih menyisakan PR yang banyak. Tidak hanya soal peserta didik tapi juga soal kesejahteraan guru. Masalah kesejahteraan itulah baik di dunia pendidikan maupun pabrik juga sama. Selama ini dunia pendidikan belum mampu membuat guru nyaman di dunianya. Kita mungkin masih mendengar kisah guru yang memprihatinkan hidupnya tapi tetap semangat mengajar. Mencerdaskan kehidupan bangsa memang membutuhkan pengorbanan. Ada hal unik sekaligus polemik di tubuh pendidikan kita terutama sekolah berbasis agama yang berlandask

Jurusan Tasawuf Psikoterapi Riwayatmu Kini

Woks Beberapa hari lalu saya dicurhati seorang teman adik kelas di jurusan Tasawuf Psikoterapi (TP). Curhatan itu berisi keluh kesah selama masa perkuliahan. Biasa tradisi keluh kesah selalu muncul di awal dan menjadi bumbu-bumbu yang mewarnai perjalanan menempuh gelaran akademik. Tapi sayang curhatan itu merupakan kabar tak sedap bahwa jurusan kami terancam gulung tikar. Entah ini disebut hiperbola atau hanya sekadar kabar burung yang diterpa angin. Yang jelas kisah keluhan tersebut sudah ada sejak masa kami kuliah bahkan saat jurusan ini pertama didirikan sekitar 12 tahun yang lalu. Yang sering menjadi bahan gunjingan keluh kesah adalah soal akreditasi, mata kuliah, kurikulum, dana pengembangan, output alumni, gelar akademik, bidang kerja, hingga masa depan. Keadaan itu diperparah dengan ketidakjelasan pengelola dalam memproyeksikan mahasiswa untuk melakukan programnya. Semrawutnya penjadwalan mata kuliah, PPM, sempro, hingga sidang menambah kebingungan mahasiswa. Jurusan yang semest

Renungan Sebagai Metode Penyembuhan

Woks Kemarin di saat kami mengikuti kegiatan outbound bersama siswa kelas 5 SD Islam Al Azhaar Tulungagung, di sana terdapat satu sesi acara bernama jerit malam. Acara tersebut yaitu beberapa peserta diminta untuk berjalan di tengah kegelapan yang di sana hanya terdapat sebuah lilin. Hingga usai di ujung jalan akhirnya peserta akan dikumpulkan dalam sebuah emperan rumah dan kebetulan cukup luas yang sebelumnya mereka diminta untuk membacakan beberapa surat pendek. Di momen itulah sesi renungan malam dilakukan. Saya melihat Ustadz Edi Suryanto melancarkan aksinya dengan menceritakan tentang anak jalanan. Ustadz Edi mengisahkan kepada peserta bahwa apa yang dilakukan malam itu merupakan satu cara agar timbul keberanian salah satunya menghadapi gelapnya malam. Walaupun pada akhirnya ada yang menangis histeris karena takut beberapa peserta pun ditenangkan. Ustadz Edi yang piawai mengolah kata menambah deru tangis peserta ketika renungan dilangsungkan. Pasalnya beliau memberikan gambaran ba

Sekolah dan Pabrik (3)

Woks Di sekolah swasta sejak dulu kita tahu selalu berinovasi karena menentukan sendiri arah gerak pendidikannya. Sedangkan sekolah negeri cenderung satu pintu menunggu komando pemerintah pusat. Akibatnya dari inovasi tersebut membuat sekolah yang statis harus bersiap untuk mati lebih cepat. Barangkali contoh serupa bisa sangat mudah terjadi dan tak bisa dihindarkan oleh sekolah swasta maupun negeri. Hanya mereka yang mau terbuka terhadap perubahan serta adaptif dapat bertahan. Salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah soal pembangunan baik itu fisik maupun muatan isi. Di sekolah negeri sering dijumpai sekolah terbengkalai karena ditinggal siswa dan guru. Akibatnya sekolah mati dan hanya meninggalkan fisik bangunan sedangkan di pihak swasta bisa jadi demikian namun tambahan problemnya adalah soal kebijakan. Jika kebijakan ditentukan dengan baik berdasarkan asas musyawarah untuk menggali inovasi tentu sekolah bisa bertahan. Akan tetapi sebaliknya jika kebijakan hanya karena ego s

Catatan Outbound Kelas 5 SD Islam Al Azhaar Tulungagung 2022

Woks Tulungagung (21-22 Juli 2022) - Kelas 5 SD Islam Al Azhaar berkesempatan melaksanakan outbound kembali setelah 2 tahun absen karena pandemi. Kali ini outbound kelas 5 bertempat di Dusun Banget, Desa Gedangan Kecamatan Karangrejo tepatnya dalam komplek Mushola dan TPQ Sabilu Taufiq atau baratnya Objek Wisata Kali Sirah. Sekitar 150 santri dan 20 panitia mengikuti acara ini dengan riang gembira. Acara outbound kali ini mengusung tema, "Bakti Sosial dan Mencintai Lingkungan, Mewujudkan Santri Merdeka, Tangguh dan Mandiri". Tentu dengan tema tersebut harapannya para peserta bisa lebih mandiri dan semoga mampu mengaplikasikan menjadi santri merdeka yang berwawasan sosial cinta lingkungan, ungkap Ustadz Gatot Sutrisno pada sambutannya. Acara ini berlangsung selama 2 hari 1 malam dengan dimulai sejak pukul 08:00 untuk pembukaan dan pukul 09:30 penutupan dikeesokan harinya. Ustadz Ganar Putra selaku ketua panitia sekaligus mewakili paralel kelas 5 mengungkapkan rasa syukur dan b

Sekolah dan Pabrik (2)

Woks Kisah sekolah dengan rasa pabrik masih terus berlanjut. Persaingan antara konsep dan gagasan yang menjadi andalan di era modern masih berkuasa menarik wali siswa. Akibatnya di lain pihak kita dapati sekolah yang tutup karena ketidakmampuan dalam beradaptasi dan di sisi yang lain ada sekolah yang begitu laris. Siapa yang salah dalam hal ini apakah sistem pendidikan nasional yang cenderung tertutup dan usang atau pihak swasta yang kreatif dan memanfaatkan peluang. Yang saya ingat hingga hari ini memang demikian bahwa pendidikan nasional yang diwakili sekolah negeri memang cenderung satu komando. Akibatnya mereka kesulitan dalam menentukan caranya mengaktualisasikan dirinya. Maka dari itu sekolah negeri tak ubahnya seperti franchase pada makanan cepat saji yang kedainya berada di mana-mana. Akan tetapi soal kualitas bisa diadu dengan sekolah swasta. Saya mau berkisah bahwa ada sekolah swasta yang dianggap bonafit dari luar akan tetapi di dalam banyak ditemui bobroknya. Borok itu muda

Sekolah dan Pabrik

Woks Tulisan ini barangkali sedikit menggugat. Pasalnya apa yang kita temui di lapangan sudah di tahap mengkhawatirkan. Sekolah dan pabrik sudah tidak ada bedanya. Saat ini hal apa yang tidak jadi proyek semua lini kehidupan hampir menjadi proyek. Sekolah tidak seramah dulu dan sebenarnya apa yang ingin dicari. Pabrik dengan pekerja buruhnya menuntut kerja-kerja target karena mereka selalu dihadapkan dengan untung rugi, sukses atau bangkrut. Maka pantas saja iklim pabrik lebih keras dan penuh rivalitas. Tapi jika hal itu diterapkan di sekolah lantas apa yang akan terjadi. Sekolah yang seharusnya berfungsi mendidik kini justru seperti industrialisasi yang hanya mencetak produk sesuai pangsa pasar. Sekolah tidak ramah seperti dulu di mana guru dan murid asyik dalam harmoni. Kini guru ibarat karyawan pabrik dan murid serta orang tua seperti customer yang harus dilayani. Jika kita membaca kembali Ta'lim Muta'allim sebagai kitab pedagogi di pesantren karya Syeikh Zarnuji yang mengis

Marah

Woks Marah itu boleh tapi sewajarnya saja. Seperti halnya sabar maka marah pun ada batasnya. Bahkan agama membolehkan marah ketika agama atau dalam hal ini kebenaran Tuhan dilecehkan. Dulu kaum muslimin marah karena kebenaran (baca: Nabi Muhammad) diinjak-injak secara hina oleh kaum Quraisy. Akhirnya peperangan dalam sejarah kaum muslim tak terhindarkan, itu pun karena didahului dan kaum muslimin lebih kepada defense. Dulu barangkali adalah kisah marah tentang memilih antara haq dan batil. Sedangkan saat ini haq dan batil seolah-olah bersatu dalam harmoni. Lebih dari itu kita di akhir zaman kesulitan memilah-memilih mana yang benar dan salah. Salah satu kesulitan itu mudah dijumpai ketika bertemu dengan orang bodoh. Gus Baha pernah menyinggung bahwa orang bodoh yang mengakui kebodohannya tidak terlalu berbahaya ketimbang orang bodoh yang mengaku pintar. Sebab orang keminter (sok pinter) padahal dirinya bodoh bisa menggelincirkan dan ini yang bahaya. Salah satu sebab kita marah ketika b

Bazar Konfercab Muslimat NU Tulungagung 2022

Woks Tidak asyik jika perjalanan kali ini tidak saya tulis. Pasalnya hari ini saya punya pengalaman seru dalam perhelatan Konfercab Muslimat NU Tulungagung. Setelah beberapa hari saya dikabari Bu Hj. Roudhoh mewakili PAC Muslimat NU Kauman untuk ikut membantu dalam bazar partisipasi acara konfercab. Saya tentu menyambut secara antusias dan selalu siap sedia. Akhirnya acara konfercab pun berlangsung pada Ahad, 17 Juli 2022 yang bertempat di UIN SATU Tulungagung gedung KH. Arief Mustaqiem lantai 6. Sejak pagi saya sudah bersiap menuju lokasi ditemani Mas Philips kami pun bergegas. Sesampainya di sana kami langsung menata segala macam barang keperluan bazar. Ternyata di luar dugaan kami para peserta sudah hilir mudik dalam menata jualan mereka di meja stand yang sudah disediakan panitia. Saya melihat semangat ibu-ibu atau emak-emak memang luar biasa apalagi jika berkaitan dengan dandanan dan jualan pasti mereka antusias tinggi. Pakaian batik hijau-hijau sudah mulai memadati ruangan lantai

Tali Asih : Catatan Pernikahan Mas Fauzi Ridwan

Woks Kemarin Kamis, 14 Juli 2022 saya berkesempatan meluangkan waktu hadir dalam momen kebahagiaan seorang sahabat, Mas Fauzi Ridwan atau Mas Fau biasa saya menyapa beliau. Mas Fau melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya yang lama diidamkan yaitu Mba Lina alias Mba Izzatul Amalina dan ternyata berasal dari Joho kecamatan Kalidawir. Saya berangkat sekitar pukul 3 sore tepat ketika suara adzan pertama dikumandangkan. Walau sempat diguyur hujan di Trenceng saya pun menembusnya dengan semangat. Saya merasa perlu untuk hadir di acara Mas Fau dengan setidaknya 2 alasan: pertama , saya punya waktu dan kedua , saya sehat tidak sedang sakit. Bayangkan waktu banyak uang banyak tapi sakit rasanya jangankan untuk pergi jauh untuk makan saja tak enak. Singkatnya saya mengenal Mas Fau tentu sudah lama yaitu sejak 2015 bergabung sebagai mahasiswa ForMaSi. Sedangkan dengan Mba Lina saya hanya mendengar dari teman bahwa ia seorang hafidzah santri Kyai Marzuqi PPBUQ Kaliwungu Ngunut. Mas Fauzi seoran

Belajar Manasik Haji bersama LPI Al Azhaar Tulungagung

Woks Kemarin Rabu, 13 Juli 2022 saya berkesempatan belajar manasik haji bersama seluruh santri dari LPI Al Azhaar Tulungagung. Setelah sebelumnya belajar di sekolah bersama santri SD, kini bertempat di lapangan Ringinpitu kami langsung praktek secara keseluruhan santri. Pagi udara begitu sejuk saya langsung bergegas menuju lokasi, suasana ternyata sudah macet. Saya langsung memakai pakaian ihram yang sebelumnya sudah berniat haji dari rumah. Setelah itu kami langsung berkumpul membentuk barisan berleter U, untuk mengikuti seremonial. Acara pun di mulai dan dibuka dengan bacaan ummul Qur'an surah al Fatihah. Selanjutnya acara sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Pengasuh PP Al Azhaar Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridwan, Kepala Kantor Kemenag Kab. Tulungagung, H. Muhadjir dan Pembimbing Haji Al Azhaar, KH. Lukman Hakim. Dalam sambutannya Abah Imam mengatakan bahwa Lembaga PP Al Azhaar Tulungagung ini merupakan yang pertama menyelenggarakan pelatihan manasik haji sete

Idul Qurban Yang Berkesan

Woks Perayaan Idul Adha tahun ini 2022 barangkali merupakan momentum yang paling berkesan. Pasalnya sejak 2 tahun lebih kita melaksanakan Idul Qurban dengan begitu sepi diterpa pandemi dan kini hidup kembali. Tahun ini saya begitu menikmati momen penyembelihan hewan qurban satu tahunan tersebut. Tentunya momen seperti itu tidak didapatkan di tahun yang lalu. Dulu saya hanya lebih banyak melihat dan minim sekali berperan. Tapi di tahun ini sejak mulai hewan qurban datang sampai proses distribusi semua saya ikuti. Seperti biasanya pondok akan menyembelih satu hewan qurban jenis kambing dengan bobot yang lumayan besar dan pastinya sehat. Awal mulai saya shalat Idul Adha di Perumahan Graha Asri Utomo Ringinpitu. Di sana saya didapuk sebagai bilal atau orang yang mengumandangkan takbir atau bisa juga muraqi orang yang menyeru dengan bacaan ajakan berkaitan dengan mendengarkan isi dua khutbah. Setelah usai saya pun mengikuti jamuan sarapan pagi yang disediakan oleh warga perumahan. Setelah

Asmara Terhalang Jarak

Woks Anda mungkin pernah menjalin hubungan dengan seseorang dan menemukan permasalahan. Hal itu sangat wajar dalam sebuah hubungan misalnya asmara. Sebab permasalahan itu muncul karena sesuatu yang tak disengaja. Kita juga tidak bisa memilih permasalahan yang ada dalam sebuah hubungan. Kita hanya bisa meminimalisir permasalahan itu dengan saling berdiskusi mencari solusi. Salah satu permasalahan dalam hubungan asmara yang sering terjadi adalah persoalan jarak. Persoalan jarak memang tak bisa dielakan karena hal itu merupakan fakta. Tidak sedikit orang gagal menjalin hubungan karena tak mendapat restu orang tua dan salah satu sebabnya adalah jarak. Baik itu jarak secara usia, tempat tinggal atau pekerjaan semua bisa menjadi batu sandungan. Tapi banyak pula contohnya orang yang berhasil bersatu dan jarak bukan menjadi penghalang. Bahkan di ujung dunia sekalipun jika sudah jodohnya maka jadilah. Saya mencoba mencari tahu mengapa jarak selalu menjadi problem dalam setiap hubungan asmara. P

Pod-Writes bersama Bu Aam Amini (IRT & Owner Larisa Fried Chicken Wanakaya HGL Indramayu) Edisi Pola asuh Anak dan Literasi Buku

Bulan Dzulhijjah adalah bulan keluarga oleh karena itu Pod-writes kali ini kita menghadirkan seorang ibu rumah tangga sekaligus salah satu pemilik kedai ayam goreng di Wanakaya Haurgeulis Indramayu. Dia adalah Ibu Aam Amini yang sangat inspiratif sekaligus ibu dari Ananda Bilqis Ufairoh. Kesibukannya sebagai IRT dan pengusaha tidak melupakan kewajiban sebagai seorang yang mengurusi anak. Lantas bagaimana cara Bu Aam dalam pola asuh anaknya dan seperti apa beliau memposisikan buku dalam keluarganya. Mari kita simak perbincangan asyik dan inspiratif kami bersama Bu Aam Amini hanya di sini. Jurnalis TWI : Bagaimana sih rasanya menjadi ibu baru yang tiap hari berinteraksi dengan anak? Bu Aam : Perasaan ketika dikasih amanah memiliki anak yang pertama tentu bahagia sekali, karena sudah sah jadi ibu. Satu dua tiga bulan pengasuhan saya termasuk telat dalam menggali pola asuh anak, maklumlah seperti orang tua pada umumnya. Tapi pada saat anak mulai besar saya tersadarkan bahwa saya tidak bisa

Dzulhijjah Bulan Keluarga

Woks Kami kemarin berkesempatan hadir di Majelis Sabilu Taubah pimpinan Gus Muhammad Iqdam. Majelis yang beralamat di Karanggayam Srengat Blitar tersebut menarik perhatian kami. Pasalnya di sana majelis gaul dan sangat milenial. Pengajian tersebut memang mayoritas jama'ahnya adalah anak muda. Terutama anak muda yang sedang mencari identitas diri. Pada kesempatan kali ini seperti biasanya Gus Iqdam membuka kitab sekaligus awal pengajian di bulan Dzulhijjah. Kebetulan di momen tersebut beliau menjelaskan seputar keutamaan bulan Dzulhijjah. Bulan yang disebut juga bulan haji, bulan qurban dan tentunya bulan besar. Bagi Gus Iqdam bulan Dzulhijjah juga bisa disebut bulan keluarga. Karena di sana terdapat peristiwa besar mengenai Nabi Ibrahim beserta keluarganya yang diabadikan dalam al Qur'an. Bulan keluarga ini sangat cocok dijelaskan khususnya kepada jama'ah yang notabene anak malam penikmat kopi itu. Kita mengingat di bulan Dzulhijjah ada hari tarwiyah yang berarti ragu. Hari