Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Ngendong

Woks .. Baru saja aku mendapat kabar bahwa salah seorang guru muda akan segera melapas masa lajangnya. Ia akan segera mempersunting seorang gadis pujaanya. Kabar inilah yang sebenarnya telah ku tunggu sejak lama. Begitulah aku memanggilnya Akang. Ia adalah guru olahraga sekaligus pembina Pramuka yang sempat menempa kami dalam asyiknya permainan. Mendengar beliau akan segera menikah tentu aku senang sekaligus sedih. Pertama, senang karena pastinya hal itu adalah perkara penting dalam kehidupan seseorang. Aku akan terus merasa bahagia karena salah satu dari orang yang telah memberi support kepadaku akan segera mengikuti sunnah Nabinya. Darisanalah nanti akan mengalir berbagai macam berkah, salah satunya mungkin bisa jadi saat aku bisa menemui beliau, aku akan ditraktirnya makan. Ya mungkin saja sebagai sebuah ungkapan rasa syukur. Kedua, sedih sebab komunitas orang-orang yang ngendong semakin berkurang. Ngendong sendiri berarti nginap atau bermalam di suatu tempat. Tapi ngendong kita ham

Mengomentari Netizen

Woks Yang paling mudah itu berbicara dan yang paling sulit adalah aplikasinya. Begitulah kondisi masyarakat kita kini. Sudah sejak lama, pasca mengidap penyakit bernama banyak bac*t masyarakat kita memang terkenal mudah bicara tapi miskin aksi. Di perparah dengan hadirnya teknologi berupa media sosial. Kita bisa dengan mudah melihat pembicaraan orang silih berganti, hilir mudik tak beraturan. Semua orang mendadak seperti para ahli. Dan memang keahlian mereka adalah berkomentar.  Paling sering kita tahu adalah saat tim sepak bola Indonesia kalah dari lawanya. Seperti yang baru saja terjadi kala timnas Indonesia harus mengakui keunggulan tim Vietnam dengan skor 3-0 untuk kemenangan Veitnam di final cabang sepak bola Sea Games 2019 di Philipina. Orang akan membanjiri dunia maya dengan berbagai macam komentarnya. Parahnya mereka hanya mampu komentar, tanpa pernah memperdulikan psikologis objek yang mereka komentari. Lebih parah lagi umpatan, hujatan selalu menghujani saat kekalahan terjadi