Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Obituari: Hakim Pemberani itu Berpulang

Woks Kejujuran itu tidak ada sekolahnya, kejujuran itu tidak bisa diajarkan, tapi harus dihidupkan. Artidjo Alkostar Genap di usianya yang ke 71 tahun setelah melewati masa sakit hakim Artidjo berpulang. Ya, siapa yang tidak kenal dengan Dr Artidjo Alkostar, S.H., LLM, seorang hakim yang tegas dan pemberani. Tentu ingatan kolektif kita mengenang sosok beliau yang bersahaja itu. Seorang hakim yang telah mengabdikan diri lebih dari 20 tahun untuk penegakan hukum di Indonesia. Hakim Artidjo tentu kita tahu adalah orang yang berdedikasi tinggi lagi memiliki integritas dan anti suap. Hampir semua media di Indonesia memberitakan kepergian beliau termasuk dari pribadi Mahmud MD selaku Menkopolhukam dan mahasiswa Artidjo saat kuliah di UII Yogyakarta. Selama beliau hidup media talk show Nasional seperti Kick Andy, Catatan Najwa, Satu Indonesia, pernah mengundangnya sebagai narasumber. Tentu bukan tanpa alasan karena Artidjo memang sangat menginspirasi banyak orang. Artidjo Alkostar yang mendu

Merantau: Menimba Ilmu dan Bencana Personal

Woks Beberapa kali ada seorang kawan yang pada akhirnya diprotes oleh tetangganya karena memilih kuliah di kota orang. Hingga akhirnya ia jadi bahan gunjingan karena ketika orang tuanya meninggal ia masih di luar kota. Jika kita amati sekilas kasus tersebut merupakan konsekuensi yang diterima perantau atau dalam hal umum orang yang tengah menjadi musafir untuk beberapa waktu. Sedangkan sebagian persepsi masyarakat perlu diluruskan perihal kasus ini. Kasus tersebut tentu hanya sebagian yang kita catat sebagai konsekuensi tapi ada rangkaian kasus lainya yang tidak selamanya pilu. Kita ingat ceramah Gus Baha suatu ketika bercerita bagaimana sikap orang tua jika ada anaknya yang mau kuliah ke Jerman misalnya. Tentu orang tua akan berkata "jangan" karena alasan jauh, nanti terbawa orang fasiq atau seperti kasus tadi yaitu saat ada famili yang meninggal ia justru di tempat nun jauh. Tapi sebagian orang tua akan bersikap "boleh" karena dengan demikian kita bisa misalnya me

TPQ Raudhatul Athfal Mojosari Kalangbret Oase di Tengah Sahara

Woks Seperti pada umumnya pendirian pesantren di Jawa rerata menemukan batu sandunganya. Tidak mudah memang menaklukan masyarakat yang belum tercerahkan dengan ilmu agama selain karena pertolongan Nya. Kita mungkin pernah dengar kemasyuran saat KH Hasyim Asy'ari menjadikan Tebuireng sebagai basis santri padahal dulunya merupakan kebun tebu yang mana banyak para orang-orang abang menguasai. Kita juga tau saat KH Abdul Karim membabad lahan di Lirboyo hingga jadi pesantren padahal dulunya merupakan lingkungan angker yang masyarakatnya pun terkenal kriminal. Hal serupa juga terjadi pada Pondok Ploso, Pondok Tegalrejo, Langitan, Paciran dan hampir banyak pondok di wilayah Indonesia. Nasib baik pun juga terjadi di TPQ Raudhatul Athfal Mojosari Kalangbret Tulungagung. Menurut Hj Raudloh sebagai generasi kedua pewaris TPQ dari ibunya dulu beliau bercerita bahwa TPQ yang di asuhnya pun merupakan lahan dakwah yang basah. Di lingkungan sekitar memang bukan iklim santri yang terbangun melainka

Kiai Bahauddain

Woks Sebelum Gus Baha terkenal atau populer seperti saat ini sebenarnya saya tidak mengenal siapa beliau. Hingga akhirnya di periode akhir menjadi mahasiswa seorang kawan sering menceritakan ada manusia yang jika mengaji qur'an sangatlah detail. Selain itu orangnya tidak ingin dipublikasikan oleh media. Pada saat itu kawan saya memberikan beberapa file mp3 kumpulan ceramah Gus Baha. Tentu dengan penasaran saya langsung browsing siapa sebenarnya Gus Baha itu. Saya mencari hanya ketemu beberapa foto yang tentunya belum semudah saat ini. Jangankan mencari petuah beliau dalam penggalan quote untuk mencari di YouTube pun kita tak akan jumpai. Tapi satu tahun kemudian kita lihat beliau menjadi salah satu pendakwah dengan peminat terbanyak baik secara online maupun langsung di lapangan. Gus Baha memang layak menyandang Da'i of The Year 2020 (versi ADDAI). Sebelum Gus Baha populer saya justru lebih kenal dengan sosok Kiai Baha alias KH Bahauddain Mudhari. Nama Kiai Bahauddin merupa

Sebuah Catatan untuk 67 Tahun IPNU

Woks 24 Februari kemarin tepat 67 tahun usia IPNU berkiprah sebagai organisasi pelajar di bawah payung Nahdlatul Ulama. Organisasi yang lahir di Semarang itu kini masih eksis sebagai roda yang membawa pelajar untuk terus belajar dalam beratnya perjuangan. Tantangan demi tantangan zaman telah dilalui organisasi yang didirikan oleh Prof KH Tholhah Mansyur tersebut dan saat ini para pelajar sedang berkutat dengan keadaan digitalisasi yang masif. Jika kita amati 67 tahun tentu bukan usia yang muda untuk sebuah organisasi pelajar. Akan tetapi IPNU membuktikan pasca kemerdekaan Indonesia mereka masih berdiri kokoh bahkan masih akan terus membesar. Di acara harlah tahun 2021 ini IPNU menggagas tema yang sangat relevan dengan keadaan zaman yaitu "Transformasi Pelajar Untuk Peradaban Bangsa". Tema tersebut menarik untuk ditelisik lebih jauh karena mau tidak mau organisasi ini minimal mampu mewarnai zaman. Bahkan mempertahankan konteks peninggalan zaman dulu yang masih baik adalah tant

Menelusuri Kebaikan Lewat Tradisi Menulis

Woks Tradisi literasi memang selalu identik dengan kegiatan baca tulis sehingga kian hari kita semakin akrab bahwa dunia tercipta lewat peradaban tulisan dan bacaan. Sejak berabad-abad lamanya kita mengenal peradaban karena ada bukti berupa tulisan yang dibaca, tulisan atau gambar yang tersebar di dinding gua. Andai penemuan berupa artefak, dluwang, manuskrip atau naskah kuno yang memuat simbol, angka dan kata tidak pernah terjadi mungkin saja hingga hari ini dunia gelap gulita. Kegelapan dunia bukan semata karena ketiadaan matahari bersinar melainkan sebab peradaban yang belum terdokumentasikan. Untung saja sebagian kita meyakini bahwa nenek moyang adalah seorang penulis yaitu orang yang masih berpikir bahwa sebelum langit runtuh masa depan akan terus berlangsung. Keyakinan bahwa media tulis sangat efektif untuk berkontribusi kepada masyarakat adalah reka ulang tentang sejarah. Sehingga kian hari orang akan sadar betapa pentingnya kegiatan ini berlangsung. Akan tetapi tidak semua kesa

Pertemuan Shubuh

Woks Apakah kau tak tahu bahwa rembulan bersinar begitu cerah malam itu. Malam yang sungguh istimewa sedang aku tak pernah menemukan malam seindah itu. Ku kira mukjizat Nabi Muhammad saw membelah bulan terulang lagi di zaman ini atau kisah isra mi'raj beliau tereka ulang oleh dunia. Ternyata dugaanku meleset sedikit, saat ini kita memang sedang berjumpa rajab yaitu salah satu bulan yang diistimewakan. Aku kembali meraba malam itu gelap pekat seolah tiada. Yang ada hanya cahaya bertebaran di antara gulita malam. Aku juga sempat berpikir apakah cahaya itu adalah kepakan sayap malaikat yang memercikan kilau permata. Ataukah itu adalah fajar shadiq di mana benang hitam berpadu benang putih di atas langit. Aku memang tidak akan pernah tahu kebesaraNya yang bagi kalangan astronom sebagai kauniyahnya. Aku hanya merasa bahwa malam itu wajahmu nampak di angkasa. Seperti halnya Tere Liye menggambarkan bahwa rembulan tenggelam di wajahmu yang ayu. Semua nampak luar biasa selalu saja mengundan

Mahasiswa dan UKM Jurnalistik

Pod-Writes bersama Sahabat Samsul Ma'arif (Penjaga Ga wang di Lepaslapis.blogspot.com) Kali ini kita akan membahas tentang dunia jurnalis dan apa pentingnya bagi mahasiswa. Jurnalis TWI: Apa sih pentingnya ukm jurnalis dan apa pendapat mu tentangnya? Sahabat Samsul: Yo sangat penting mas, sebab di sana kita akan diajari bagaimana berproses sebagai mahasiswa, mengelola waktu yang selama ini banyak terbuang oleh kesenangan sesaat. Jurnalis juga merupakan media aplikatif yang tidak hanya menggembor-gemborkan ayo membaca menulis. Jurnalis TWI: Sebenarnya ukm jurnalis itu tempat yang bagaimana sih mas? Sahabat Samsul: Tempat yang asyik dan tentunya bebas menentukan, menelurkan pikiran-pikiran kita, wadah aspirasi yang tidak bisa dikeluarkan saat di kelas. Jurnalis TWI: Inti dari ukm jurnalis itu sendiri bagaimana? Sahabat Samsul: Mengikat unsur-unsur seperti mencari berita, mengumpulkan, mengelola hingga memberitakan, membawa semangat agent of change. Jurnalis TWI: Mengapa rasa ingin

Capital Mart dan Kontroversinya

Woks Bisnis ritel semakin hari memang sangat menguntungkan. Selain menjajakan barang jasa dalam jumlah kecil, konsumen sendiri dipermudah dalam proses pembeliannya. Mereka akan dimanjakan dengan barang yang tinggal memilih sesuka hati tanpa perlu bingung dengan jumlah yang banyak. Di tambah lagi segala macam strategi marketing mulai dari diskon hingga give away selalu merangsang untuk berbelanja. Tapi taukah kita bahwa bisnis ritel terutama pasar modern sesungguhnya telah mengikis bisnis yang sering kita sebut pasar tradisional. Karena banyak faktor kian hari banyak pedagang tradisional yang terkena imbas dari keberadaan ritel modern tersebut. Federasi Organisasi Pedagang Pasar Indonesia (Foppi) mecatat, di seluruh Indonesia terjadi penyusutan jumlah pasar tradisional sebesar 8% per tahun. Pada saat bersamaan, pertumbuhan pasar modern justru sangat tinggi. Mengambil contoh periode 2004- 2007, laju pertumbuhan supermarket mencapai 50% per tahun. (Magdalena, 2013). Menurut Dosen Ekono

Sufi, Sabyan dan Masyarakat Infotainment

Woks Sejak media meanstream sering memberitakan kehidupan artis saat itulah dunia privat seakan telah mati. Mungkin gambaran inilah yang sesungguhnya dinarasikan oleh Nietzsche sebagai Tuhan telah mati. Saat ini seiring berjalanya waktu orang mulai cakap berkomentar ke sana kemari secara membabi buta. Bahkan paling ironis seorang guru bisa dihabisi sesaat ketika misalnya typo dalam membuat cuitan. Itulah media sifat aslinya memang seperti srigala yang mana etika telah lebur ketika emosi berkuasa. Kali ini hampir di layar kaca dan dunia maya selalu memberikan hal-hal yang kini disebut sebagai "yang viral" yaitu kasus Nissa Sabyan. Gadis yang populer lewat lantunan shalawat dalam grup gambus Sabyan itu kini tersandung kasus menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Ayus dan Ririe. Hingga akhirnya Ririe sebagai istri sah Ayus menggugat cerai suaminya karena alasan tidak kuat ketika mengetahui bahwa sang Keyboardis tersebut menjalin hubungan dengan sang vokalis. Di sini saya tida

Kiai Muiz Ali: Buatlah Rumahmu Seperti Pesantren

Beliau saat memberi dialog "Satu Pesan Seribu Jalan" Woks Suatu hari saat kami akan sowan ke ndalem kiai Muiz, kami bersantai dahulu di warung kopi. Kebetulan pada saat itu kami ada agenda diskusi ringan di warkop tersebut. Sesaat aku melihat ada seorang bapak dengan baju batik dan sarung sederhana sambil menghisap rokok yang ternyata beliau adalah kiai Muiz. Entah mengapa beliau datang ke warkop yang ternyata setelah ku ketahui beliau sering sekali berkunjung ke warkop tersebut. Kata beliau sesekali kiai datang ke warkop itu boleh, tak jadi masalah. Justru di warkop tersebut bukan untuk mencari perempuan melainkan menjadi juru dakwah tersembunyi. Orang lain kan tidak akan tahu siapa kita sehingga saat beliau mengenal seseorang lalu ngobrol di sanalah pesan dakwah ditanamkan. Termasuk di malam itu aku mendapat pencerahan dan penyegaran pikiran. Banyak hal yang beliau sampaikan termasuk pesan bagi generasi muda untuk sungguh-sungguh dalam mencari ilmu sebab generasi beliau sud

Mencetak Generasi Qur'ani

Famplet kelas tahfidz SD Islam al Azhaar Tulungagung Woks Menghafal al Qur'an itu tidak mudah tapi jika punya tekad kuat pasti bisa. Adagium tersebut nampaknya menjadi kausalitas bagi para penghafal Qur'an artinya jika ada usaha sungguh-sungguh pasti bisa menghafalkan. Lalu bagaimana dengan ancaman bahwa tidak lebih baik jika menghafal dan pada akhirnya lupa atau hilang. Meminjam istilah Gus Baha lebih baik pernah mencoba menghafal daripada tidak sama sekali. Begitu pula dengan al maghfurllah KHR Najib Abdul Qadir Munawwir beliau sempat berpesan bahwa para huffadz tidak usah takut ancaman neraka selama mereka telah menjaga al Qur'an dengan sekuat tenaga maka jika pun ia lupa Allah akan mema'funya. Menghafal al Qur'an memang perlu perjuangan yang kuat. Mental dan pikiran akan terus bergesekan lebih lagi godaan eksternal selalu menghantui. Tapi selama ada niat kuat dan keikhlasan pasti semua ada jalan kemudahan. Sebab al Qur'an itu sendiri mudah dan menyenangkan.

TPQ: Optimisme Mencetak Generasi Qur'ani

Woks Pada 14 Januari 2021 pendakwah kondang Syaikh Ali Jabeer wafat. Ulama asal Madinah yang juga penghafal Qur'an itu tercatat sebagai pendakwah santun berwarganegara Indonesia termasuk juri utama acara tv Hafidz Indonesia. Salah satu wasiat beliau yang kita ingat adalah ingin mencetak generasi qur'ani. Cita-cita beliau tentu perlu perjuangan sejak dini sebab mencetak generasi qur'ani tidaklah mudah. Anak-anak tidak hanya sekadar bisa membaca tapi menghafal dan mengamalkan Qur'annya itu yang penting. Sebenarnya rintisan mencetak generasi qur'ani sudah sejak lama dilakukan melalui TPA/TPQ, madrasah diniyyah, pesantren, hingga sekolah. RMI PBNU mencatat ada sekitar 1200 TPA/TPQ yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah yang besar itu tidak ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai justru dibanyak tempat TPQ beroperasi seadanya. Di sinilah letak kesederhanaan TPQ sebagai lembaga pendidikan pencetak generasi qur'ani. Beberapa kali saya pun sering berk

Pod-Writes bersama Kyai Mohammad Sholeh (Pengasuh PP Himmatus Salamah Srigading Tulungagung)

Pod-writes kali ini kita akan membahas tentang banyak hal termasuk pandemi, tasawuf dan situasi terkini seputar dunia dan keagamaan. Jurnalis TWI : Assalamualaikum, nuwunsewu bapak kulo saking TWI bade berbincang kalih panjenengan seputar pandemi lan kehidupan. Menurut panjenengan dospundi niki kok kahanane kados ngeten boten mantun-mantun Coronane? Pak Yai : Waalaikumsalam, lhaa iyo ngene ki. Tapi jo lali kabeh ki yowes kersane Gusti, adewe saiki mek nyukuri nikmat lan terus ngelmuni segala kejadian iki. Menurut ku kejadian koyok corona iki yo mergo dusone menungso atau lek ku mbahasakne podo karo maksiat. Wong-wong luar ki ra ngerti agomo makane dienekne corona ben sadar. Nyatane corona ki dibledosne ndek Cino amergo ndek kono wong-wong akeh seng maksiat. Trus enekne corona iki kui gambaran bahwa Gusti Allah ki lagi ngeresik i dunyo mung carane lewat virus kui maeng. Saking agunge Gusti, carane ngurangi umat menungso ra gae bom utowo senjata gede mek cukup karo virus cuilik seng ra k

3 Hal Yang Harus Ditanyakan Pada Anak Saat Pulang Sekolah

Sumber foto: Warkop Ngaji Ngopi Kepatihan-Tulungagung Woks Sungguh asyik menjadi orang tua yang terus membersamai anak-anaknya. Mereka mengamati terus perkembangan anak setiap hari termasuk saat anak ke sekolah. Pembelajaran formal yang selama ini kita pahami sebagai sekolah tentu menjadi momentum orang tua lebih mengetahui bagaimana anak berproses di sana. Salah satu hal yang membuat keberadaan anak-anak berharga yaitu ketika mereka dilibatkan dalam berbagai hal salah satunya pendidikan yang ada di rumah. Perlu diketahui bahwa sekolah hanya menyumbang 25% persen saja pengaruh yang bisa dituru oleh anak selebihnya 75% terdapat di lingkungan keluarga. Menanyakan bagaimana keadaan anak adalah salah satu upaya orang tua untuk membangun relasi, menciptakan komunikasi, membangun emosi, serta merangsang tumbuh kembangnya baik lewat verbal maupun visualisasi. Setidaknya ada 3 hal yang perlu ditanyakan orang tua saat anak-anak pulang dari sekolah. Pertama , menanyakan sudah sholat atau belum?

Musibah dan Kemurahan Hati Masyarakat

Aliansi Mahasiswa Jawa Barat (AlJabar) dalam kegiatan donasi. Woks Pada tahun 2018 Indonesia dinobatkan oleh salah satu badan amal dunia Charities Aid Foundation sebagai negara paling dermawan di dunia dari 140 negara. Hal itu terjadi berdasarkan kriteria suka membantu dalam bentuk donasi, sukarelawan, hingga membantu orang asing. Di kancah internasional Indonesia sering membantu penanganan bencana mulai dari kasus kelaparan hingga tragedi kemanusiaan seperti di Palestina. Di dalam negeri sendiri masyarakat kita termasuk kategori dermawan, salah satunya sering membantu lewat dompet peduli, donasi baik dari media online maupun di jalanan. Kemurahan hati bangsa Indonesia memang perlu dipertahankan. Betapapun kita sebagai negara berkembang toh sebagai masyarakat yang mewarisi budaya Timur kita tidak boleh kalah dengan negara maju sekalipun. famplet hasil donasi Persoalan kemurahan hati bangsa kita memang telah lama hidup di tengah masyarakat. Bisa saja setiap suku bangsa memiliki kemurah

Ta'aruf Virtual Santri Baru PSP 2021

Ta'aruf santri PSP melalui google meet Woks Alhamdulillah bertepatan dengan malam kedua di bulan rajab kita bisa bersua di acara masa ta'aruf dalam rangka penerimaan santri baru. PSP atau Pusat Studi Pesantren IAIN Tulungagung menginisiasi acara tersebut sebagai media saling sapa dan silaturahmi. Walaupun masih dalam keadaan pandemi acara tersebut tetap berlangsung secara daring melalui google meet. Saya yang amatir ini begitu bangga dan terkesan ketika ditunjuk sebagai MC plus moderator alias pemandu jalanya acara. Walaupun pada malam tersebut presensi kehadiran santri masih tergolong minim tapi tidak mengurangi kita untuk sekedar bertegur sapa. Dr Muntahibun Nafis selaku pengasuh PSP mengatakan dalam sambutanya bahwa di organisasi kecil ini kita sudah dikenal di masyarakat sebagai pusat kajian yang punya nama. Beberapa tawaran untuk mengisi kajian dan mentoring terkait kepesantrenan pun datang silih berganti termasuk tawaran kerjasama dalam berbagai bidang. Intinya PSP sudah

Mengingat Al Asmaul Husna Grup Qasidah Modern BBT

Woks Era tahun 70an akhir bahkan hingga saat ini kita akan mengingat grup qasidah legendaris Nashida Ria. Grup qasidah asal Semarang tersebut tentu membawa pengaruh besar dalam industri musik tanah air. Grup yang semua anggotanya perempuan itu telah mencatatkan sejarah di belantika musik Indonesia bahkan dunia. Lagu-lagu yang mendayu merdu sangat mudah dipahami dan diterima masyarakat. Syair-syair yang sarat makna selalu didendangkan dalam setiap acara dari mulai hajatan hingga konser besar. Salah satunya beberapa waktu lalu mereka tampil di ajang musik bergensi Synchronize Festival 2019 . Lagu-lagu yang mayoritas diciptakan oleh Drs Abu Ali Imron atau KH Bukhari Masruri tersebut kini menjelma menjadi fenomena baru. Betapa tidak lagu-lagu seperti Perdamaian, Palestina, Tahun 2000, Kota Santri dan lainya seolah menjadi jawaban atas perkembangan zaman. Beliau lewat Nashida Ria memang piawai meracik seni menjadi hiasan dakwah yang diterima oleh semua kalangan masyarakat. Saat ini Nashida

Hierarki Rasa Menerbitkan Buku Perspektif Psikologi

Woks Bagaimana rasanya menulis, bagaimana rasanya jika tulisan tersebut dibukukan, terbit, beredar ke muka umum hingga tiba di hati pembaca. Tentu segala rasa itu sangat subjektif tapi sedikitnya bisa dijabarkan walaupun setiap orang punya pengalaman tersendiri. Saya punya 3 pendapat bagaimana rasanya punya buku dan sampai dibaca oleh orang lain. Secara psikologis hal itu dapat kita jabarkan secara singkat. Secara hierarkis 3 tingkatan rasa tersebut bisa kita lihat dari sejak kehadiran buku pertama hingga buku ke sekian. Pertama, akan muncul rasa bangga, senang, haru, campur aduk bahkan agak sedikit pamer atau semi-semi riya. Akan tetapi di fase ini penulis masih belum hilang rasa mindernya karena kepercayaan diri belum terbangun seutuhnya. Rasa percaya diri hanya terbangun untuk menerbitkan saja sehingga godaan untuk konsisten menulis bisa dilihat di sini. Fase ini biasanya terjadi pada buku pertama, bahkan buku antologi alias buku keroyokan pun jika lahir pertama begitu nampak berha

Podcast Menulis Sebagai Inovasi Literasi Digital

Woks Sejak 2018 podcast menjadi ramai diperbincangkan oleh khalayak. Bahkan beberapa pakar menyebut bahwa podcast adalah transformasi radio digital yang akan membangkitkan para pendengarnya. Podcast yang diperkenalkan oleh jurnalis the Guardian Ben Hammesley pada 2004 itu kini terutama di masa pandemi benar-benar menjadi idola. Bayangkan saat ini kalangan artis lewat podcast mendadak menjadi sang ahli atau influencer . Mereka membicarakan apa saja terutama topik-topik yang sedang up to date . Podcast atau play on demand dan broadcast kini berkembang hingga diadopsi oleh berbagai perusahaan seperti ipod dan Apple. Sejak 2018 itulah podcast menjelma menjadi marketing trends yang handal. Dari dua perusahaan besar itu podcast dikenal dengan ipod dan broadcasting serta Apple audio blogging. Podcast yang dalam bahasa Indonesia berarti siniar atau file audio yang diunggah di internet dengan tujuan di dengar. Jika kehadiran radio dan podcast untuk didengar lalu bagaimana dengan podcast
Santri-Santri Busuk Woks Dunia santri tidak selamanya menyuguhkan hal-hal yang indah. Dunia santri bagi sebagian orang adalah bengkel tempat menservis orang-orang yang dalam tanda kutip: bermasalah. Entah masalah apa yang jelas problematika kepribadian seperti kesadaran rendah, kemalasan, nakal, hingga crime sangat mewarnai mereka. Jadi sederhananya dunia santri yang kita sebut bermukim di pesantren tidak selamanya baik, justru di sana masih banyak kita temui berbagai ironi. Tentu faktornya bisa secara intern dari dalam diri santri atau pengaruh ekstern karena lingkungan, media, style, keinginan dan nafsu. Saya menemukan salah satu realitas tersebut di pondok yang kebetulan saya pun berstatus sebagai santri. Mungkin ini subjektif tapi faktanya membuktikan demikian bahwa jika dibandingkan santri kini dan dulu pastinya berbeda. Jika santri dulu selalu berkonotasi pada ibadah, riyadhoh, mutholaah, hingga muamalah tapi santri saat ini jauh panggang dari api. Santri saat ini lebih asyik mas