Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Otoritas Religius Panggung Kuasa dan Agama

Oleh : Woko Utoro Menyimak penjelasan Prof Ajie mengenai otoritas religius sangatlah menarik. Prof Ismail Fajri Alatas atau Prof Ajie adalah seorang antropolog berkebangsaan Indonesia keturunan Arab dan tinggal di Amerika. Ia yang juga suami dari Tsamara Amany menulis sebuah disertasi dengan judul What Religious Authority sekaligus menjadi judul bukunya. Sepertinya versi Indonesianya akan dicetak melalui penerbitan Mizan. Awal menulis ketika Prof Ajie merasa gamang dengan apa itu otoritas religius. Banyak kalangan menulis mengenai istilah tersebut namun malah membuat Prof Ajie tidak menemukan intisarinya sekaligus membingungkan. Akhirnya beliau beri'tikad untuk menelusuri istilah otoritas religius sampai ke akarnya. Dalam tulisannya Prof Ajie meneliti tentang keulamaan Habib Luthfi bin Yahya dengan segenap aktivitasnya. Dari penelitian itu serta kegamangan para ahli dalam menentukan pengertian beliau juga menyuguhkan pertanyaan apa itu otoritas religius? Apakah otoritas religius a

Dawuh Abah : Bersyukur dan Berjamaah

Woko Utoro Tahun ini kami santri PPHS tidak melaksanakan haflah seperti pada umumnya. Karena agenda haflah rencana diganti dengan ziarah wali. Akan tetapi walaupun begitu acara sederhana haflah tetap dilaksanakan. Bahkan acara tersebut berbarengan dengan peringatan malam nisfu syaban. Acara sederhana tapi tak kalah istimewa. Acara haflah kali ini dilaksanakan begitu sederhana dengan rangkaian pagi khotmil Qur'an, malam setelah magrib amaliyah nisfu syaban. Setelah isya diisi dengan pembacaan maulid al Barjanzi dan mauidhoh hasanah oleh Abah Sholeh. Adapun dalam mauidhoh hasanah tersebut beliau menyampaikan beberapa hal yaitu: haflah adalah bentuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Mengapa bersyukur itu penting karena ayatnya jelas siapa yang bersyukur akan ditambah dan sebaliknya azabnya amat pedih bagi mereka yang ingkar. Selanjutnya beliau tetap berpesan agar santri menjaga shalat jamaah. Sebab shalat berjamaah itu ganjarannya luar biasa. Secara lebih khusus shalat menjadi

Menikmati Harlah Sabilu Taubah Dari Dekat

Woko Utoro Alhamdulillah dalam perayaan Harlah ke-5 Majelis Ta'lim Sabilu Taubah saya bisa hadir. Kebetulan saya hadir di hari kedua dengan bintang tamu After Shine dan Happy Asmara. Sebenarnya saya ingin hadir di hari ketiga di saat Az Zahir pimpinan Habib Bidin perform. Tapi sayang saya hanya bisa hadir sekadar menyesuaikan waktu. Saya hadir bersama Pak Nur, teman sewaktu kami mondok bersama di PP Panggung TA. Dengan mengendarai motor GL nya kami pun melaju setelah magrib. Anda pasti sudah bisa menebak ketika saya sampai di TKP. Jamaah sudah membludak. Sepanjang jalan seperti tak putus-putusnya jamaah silih berganti, datang dan pergi. Teriakan para satgas parkir juga lantang terdengar. Semua mengamankan diri. Dan pas harlah ini parkir ditarik 10k untuk roda dua dan 20k untuk roda empat. Diperkirakan setiap malam ada lebih dari seribu jamaah dan kita bisa membayangkan sirkulasi uang mengalir di malam tersebut. Sepanjang jalan kami disuguhkan puluhan sound horeg dengan segala merk

Catatan Kopdar II SPK Tulungagung: Bertemu dan Saling Menguatkan

Woks Alhamdulillah Kopdar ke 2 SPK Tulungagung bisa dilaksanakan. Sejak ditetapkan sekitar Oktober 2023 acara ini berjalan dengan lancar. Walaupun sedikit tertatih yang jelas acara kopdar ini sangatlah penting. Tentu kepentingan setiap orang akan sangat berbeda. Tapi setidaknya ada kepentingan sejarah yang harus ditunaikan. Kopdar ke 2 ini dilaksanakan di Ndalem Ibu Nikmah, Sukoanyar Pakel Tulungagung. Kopdar ke 2 tersebut membawa tema, "Bersahabat dengan Ilmu dan Buku". Walaupun dalam acara tidak membahas tema tersebut secara detail. Akan tetapi kopdar di manapun selalu meninggalkan jejak untuk senantiasa ditulis. Kopdar adalah perayaan mini bagi para penulis menguatkan kembali motivasinya. Kopdar kali ini secara kuantitas mungkin tidak seramai dulu di edisi perdana. Walau demikian ada beberapa hal yang bisa kita olah sebagai oleh-oleh merawat spirit menulis. Pertama , Mas Roni selaku ketua SPK TA menjelaskan arah, visi, misi dan program kerja SPK dengan begitu gamblang. Hal

Pod-Writes: Bincang Santai bersama Kang Bangkit (Mahasiswa Preneur)

Berikut adalah petikan wawancara jurnalis TWI bersama Kang Bangkit. Beliau merupakan seorang mahasiswa sekaligus Owner Bangkit Motor yang juga organisatoris. Selain itu Kang Bangkit juga memiliki kemampuan pijar urut, motivasi organisasi dan guru Madrasah Diniyyah. Jurnalis TWI : Bagaimana ceritanya bisa terjun ke dunia bisnis jual beli motor? Kang Bangkit : "Kebetulan saya dalam berbisnis itu tidak ada yang mengajari, mungkin dari faktor keturunan, orang tua saya juga berdagang, mbah-mbah saya juga berdagang". Jurnalis TWI : Kira sejak kapan mulai terjun di dunia bisnis? Kang Bangkit : "Mulai dari SMP dulu ceritanya sepulang sekolah membuat kerajinan tangan boneka dari kain falanel diisi kapuk. Saya jual tanpa sepengatahuan orang tua, lalu saya kumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk beli jajan. Yah namanya anak kecil, mungkin dari situ saya belajar mandiri tidak ingin mempunyai rasa mengharapkan pemberian dari orang tua, meskipun juga tetap dikasih". Jurnalis TW

Menjadi Bagian Dari Kompas (2)

Woko Utoro Tanggal 12 Februari tepatnya dua hari menjelang pemilu saya mengurus perizinan. Alhamdulillah di sesi ini saya tidak menemui kendala apapun. Setelah bertemu ketua KPPS Desa Dono yaitu Bapak Sigit semua beres. Setelah itu saya diarahkan untuk kenalan dengan Mas Ikhsan (Ketua TPS 011) dan Pak Didik (tuan rumah TPS 011). Hingga akhirnya saya siap eksekusi di tanggal 14 Februari. Singkat kisah grup WA Kompas sudah ramai sejak semalam untuk koordinasi. Saya pun sudah prediksi jika pagi kami harus sudah di TKP. Setelah shubuh saya langsung tancap gas. Sepanjang jalan mencari sarapan ramai semua. Akhirnya saya menemukan sarapan di desa Tugu. Tempatnya sedikit jauh dari TPS yang saya tuju. Setelah itu baru saya bertugas di TPS 011. Tidak lupa saya bercengkrama dengan beberapa panitia yang sudah standby di sana. Pukul 7 tepat pemungutan suara pun dimulai. Saya terus memantau terutama persiapan registrasi, exitpoll hingga penghitungan pilres dan DPR RI. Tidak ada yang istimewa di TPS

Menjadi Bagian Dari Kompas

Woko Utoro  Saya sangat senang ketika ditawari menjadi interviewer. Apalagi lembaga tersebut adalah Kompas Media Indonesia. Sebuah lembaga jurnalistik dan pemberitaan nomor wahid negeri ini. Siapa juga yang tidak tahu lembaga besutan P.K Ojong dan Jacob Oetama itu. Nama yang terus saya elu-elukan di suatu waktu. Dan akhirnya momen itu hadir di saat yang tepat. Saya mendaftar menjadi interviewer dalam rangka hitung cepat Kompas tahun 2024. Kebetulan ini kali pertama saya ikut. Padahal hitung cepat Kompas sudah digelar 16 kali sejak 2007. Sebenarnya acara survei dari banyak lembaga sering saya dapatkan informasinya. Cuma baru Kompas yang mampu menaklukkan hati saya. Hingga sampai di titik ini saya pun turut berproses. Singkat kisah saya pun mengikuti sistematikanya hingga kini dan tergabung bersama teman-teman lainnya. Saya masuk dalam tim interviewer Tulungagung dengan Korlap Mas Badrexx alias Agus Suprapto. Kebetulan saya ditugasi di TPS 011 Desa Dono Kecamatan Sendang Tulungagung. Seb

Menyelami Relung Batin Ibu

Woko Utoro Kaum Adam tak akan pernah tau apa yang dirasakan oleh kaum perempuan utamanya ibu. Perihal rasa memang bersifat subjektif. Tapi bagi kaum ibu rasa adalah pertarungan jiwa. Rasa selalu tak bisa dimengerti sekaligus sulit diterjemahkan. Terlebih mereka adalah sosok yang melahirkan anak-anak. Bicara ibu dan anak tentu bicara relasi. Hubungan keduanya sangat unik sama halnya dengan anak dan bapak pada relasi yang tak tampak. Yang unik dari relasi anak dan ibu adalah persoalan jodoh. Utamanya ibu ketika memiliki anak perempuannya. Mereka cenderung defensif ketika ada laki-laki yang datang menanyakan anaknya. Persoalan satu ini tentu saya akan berkisah. Kebetulan saya tinggal di Jawa Timur khususnya Tulungagung hampir sewindu lamanya. Tentu saya paham bagaimana menyelemi problematika antara anak dan orang tua khususnya ibu. Rerata jawaban mereka seragam, " sek delok-delok, kudu neng kene, wis kerjo urong, wes due opo, ngesakne aku" dll. Jawaban tersebut saya dapatkan se

Adakah Yang Lebih Berharga dari Istikomah?

Woko Utoro Sudah dua minggu ini Jendela Aksara off. Saya tidak tahu kemana para kontributor. Yang jelas problematika kesibukan tak bisa dihentikan. Kesibukan menjadi alasan utama seseorang untuk berhenti produktif. Dalam hal menulis apalagi, hmmz sulitnya minta ampun, kata anak jaman now. Tapi apakah demikian? Menulis memang susah-susah gampang. Yang sulit itu konsisten atau agama menyebutnya istikomah. Semua orang tahu jika kita mampu istikomah maka dia wali. Orang istikomah dianggap memiliki kemuliaan yang tinggi. Karena jelas bahwa istikomah itu tidak mudah. Harus ada yang dikorbankan dan diprioritaskan. Tapi sebenarnya bukan itu melainkan kemampuan menyempatkan. Tapi apakah ada orang istikomah? tentu ada. Menurut para ahli istikomah itu berarti qama atau berdiri, jalan yang lurus, dan teguh pendirian. Maka jelas bahwa istikomah itu adalah orang yang berdiri untuk berjalan lurus dan teguh, tegak lurus. Lantas bagaimana agar kita bisa istikomah. Tentu komitmen yang kuat, sering latih

Membebek dan Kekuasaan

Woko utoro Melihat kondisi perpolitikan saat ini begitu mengkhawatirkan. Layar kaca seolah tidak berhenti memberitakan kontestasi pemilu yang tinggal menghitung hari. Utamanya pilpres kita seolah ikut terlibat dalam panasnya persaingan. Waktu pilpres 2019 suasana panas sangat terasa terlebih karena hanya diikuti 2 paslon. Gesekan dan saling berhadapan adalah hal yang sulit dihindarkan. Tapi pilpres kali ini tahun 2024 sekalipun diikuti 3 paslon nyatanya juga sama panasnya. Cuma dari kondisi tersebut ada beberapa pandangan unik mengenai pemerintahan saat ini. Ya kondisi pemerintah saat ini menjadi buah bibir di belahan negeri. Pasalnya penguasa selalu ikut campur untuk memenangkan paslon tertentu. Tentu hal tersebut menjadi topik yang mencemaskan. Dan benar saja berbagai kampus, beserta civitas akademiknya menyatakan ketidaksetujuannya pada penguasa karena dianggap tidak netral. Bahkan secara terang-terangan insan kampus tersebut memberi rapor merah pada penguasa di akhir masa jabatanny

Shalat Sebagai Titik Kehidupan

Woko Utoro Bicara Isra Mi'raj tentu langsung merujuk pada shalat sebagai esensi utama. Populer di manapun orang akan menyebut bahwa shalat adalah ajaran utama umat Islam. Bahkan kewajiban yang dibuka dengan niat dan diakhiri salam itu menjadi pembeda dari ibadah umat lain. Maka dari itu rajab, Isra Mi'raj dan shalat menjadi kesatuan yang tak terpisahkan. Hal itu juga disampaikan oleh Mbah Haji Matori pada acara peringatan Isra Mi'raj di Masjid Riyadul Jannah Srigading Plosokandang. Kebetulan kami para santri PPHS turut serta memeriahkan dengan membaca shalawat. Dalam ceramahnya Mbah Haji Matori menyampaikan bahwa esensi Isra Mi'raj itu ada tiga yaitu, kesedihan, harapan langit dan hadiah shalat. Pertama, di saat Nabi Muhammad SAW bersedih karena ditinggal istri dan pamanya maka Allah mengundang beliau dalam perjamuan langit. Kedua, perjamuan langit itu memang sudah disusun proposalnya sejak lama karena keinginan langit. Kata Mbah Haji Matori dulu langit itu iri karena N

Menulis di Tengah Kesibukan

Woko Utoro Hampir satu minggu lebih saya absen menulis. Bukan tanpa alasan melainkan kesibukan. Tapi sejujurnya saya masih berjuang mencicil tulisan untuk tidak disebut sok sibuk. Atau apakah benar manusia itu terlahir untuk bersahabat dengan kesibukan. Saya tentu tidak tahu yang jelas tepat hari ini saya membayar lunas alasan tersebut. Beberapa hari ini saya memang jarang posting tulisan karena sibuk atau memang sok sibuk. Tapi faktanya demikian. Bahwa aktivitas sejak pagi hingga petang menyiksa untuk tidak sempat menulis. Mungkin ada benarnya bahwa menulis bukan soal sibuk atau waktu tapi kemampuan menyempatkan. Tidak sedikit orang yang di maqam super sibuk tapi masih menyempatkan waktu untuk menulis. Justru banyak orang senggang tapi berhenti menulis? Saya kira menulis di tengah kesibukan adalah tantangan tersendiri. Atau lebih tepatnya menulis di sela-sela aktivitas. Di sela-sela itulah jika dalam analisis SWOT bisa bernilai hambatan, tantangan menjadi peluang. Banyak orang produkt

Kisah-kisah Perekonomian

Woko Utoro Di beberapa kesempatan saat saya berbincang dengan Pak Fauzan selalu saja mendapatkan ilmu baru. Jika bicara dengan beliau topiknya tidak jauh yaitu seputar dunia kampus, tasawuf dan ekonomi. Bagian akhir inilah yang salah satunya membentuk mental saya untuk memberdayakan ekonomi. Bagian itu pula menjadikan saya untuk melek teknologi dan literasi finansial. Maka dari itu selalu ada hal yang perlu saya tuliskan. Kata beliau dunia bisnis itu terjadi strata. Sama halnya dalam tingkatan sosial di masyarakat. Ini bukan soal kaya miskin tapi soal subjek alias pelaku bisnis. Setidaknya ada 4 strata bisnis yang dijumpai di masyarakat. Pertama, mereka yang mengelola bisnisnya sendiri. Kelompok ini bisa juga individu yang mengelola bisnis sejak tahap bahan mentah, bahan matang hingga pemasaran. Kelompok ini tentu rentan untuk berhubungan dengan modal dan energi. Kedua, mereka yang bekerja kepada perusahaan atau instansi. Bisa disebut juga sebagai karyawan. Kelompok ini tidak begitu me

Orang-orang Culas : Catatan di BLK Pulosari

Woko Utoro Senang sekali pada hari Rabu di penghujung Januari saya bisa mengikuti seleksi di BLK Pulosari Tulungagung. Seleksi tersebut dalam rangka mendapatkan kursi pada pelatihan yang dibiayai oleh APBD pemerintah provinsi. Ada juga pelatihan yang dibiayai oleh APBN dan dilaksanakan esok harinya. Sejak pagi saya memang sudah bergegas untuk mengikuti seleksi ini. Tentu dengan harapan saya bisa masuk dan dapat mengikuti pelatihan. Kebetulan di sesi ini saya mengambil vokasi berupa pengelolaan catfish. Sedangkan teman yang lain menyebar di bagian multimedia, desain grafis dan administrasi perkantoran. Jika seleksi ini masuk maka kita akan mendapatkan fasilitas berupa makan siang, atk, ilmu, kaos, seragam dan sertifikat. Mungkin relasi dan jodoh bila beruntung. Ada yang unik saat pelaksanaan seleksi di sini. Setidaknya ada dua hal yang saya amati dari dua sesi seleksi. Pertama ketika test tulis hampir mayoritas peserta laki-laki membuka google. Bahkan saya beberapa kali ditawari untuk m

Wejangan Boss Heru Pemecah Kebuntuan Berpikir

Woko Utoro Barangkali momen ini akan saya ingat selalu hingga tua. Sebuah momen untuk memecah kebuntuan berpikir dari Boss Heru. Ya, saya memiliki teman sekaligus boss di usaha ikan koki. Heru nama yang sering disematkan buat dia. Heru adalah teman sejak kuliah S-1 di jurusan Tasawuf Psikoterapi. Singkat kisah bapak satu anak ini memiliki usaha budidaya ikan hias khususnya koki. Ia sudah menjalankan usaha tersebut kurang lebih 3 tahun. Karena ada beberapa hal yang mengharuskan ia pulang kampung. Dia pun memutuskan untuk pindah dan memasrahkan usahanya kepada saya. Orang yang bukan saudaranya tapi percaya sekaligus kasihan. Hemat saya Heru telah memberikan jalan berupa usaha dan jalan pikiran. Adapun jalan pikiran tersebut adalah : Pertama, usaha ikan koki ini sudah berjalan. Maka dari itu fokus, serius dan belajarlah yang sungguh-sungguh. Karena ini bisnis jangan dibuat mainan. Kerja boleh saja santai tapi jangan di anggap remeh. Karena kita akan menghadapi banyak tantangan seperti cus