Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

KH. Ahmad Mudhofar Mayong Jepara: Ngalap Berkah Al Qur'an

Woks Alangkah bahagianya orang tua yang anaknya mau belajar al Qur'an bahkan mau menghafalnya. Tentu masyur di kalangan kita jika satu saja di antara keluarga ada yang menghafal qur'an maka ia menanggung 10 anggota keluarganya di akhirat kelak. Tentu proses menghafal itu tidaklah mudah sehingga perlu perjuangan yang gigih. Jika orang tua ingin anaknya menghafal qur'an tentu orang tua tersebut juga harus menjiwai dan hidup bersama qur'an. Sehingga jika qur'an menjadi kebiasaan sehari-hari di rumah maka akan sangat mudah anaknya untuk meniru keinginan tersebut. Walaupun menghafal itu pekerjaan yang baik tapi jangan sampai memaksa anak untuk ikut kemauan orang tua, biarkan mereka memilih sesuai keinginannya. Orang tua hanya memilihkan sekolah yang terbaik dan memberikan petunjuk arah. Masih banyak di antara kita yang ragu jika anaknya menghafal qur'an nanti masa depanya tidak jelas. Karena bagi sebagian orang menghafal qur'an justru penghambat padahal saat ini

Kisah KH. Ahmad Mudhofar Mayong Jepara: Bersandarlah Hanya Kepada Allah SWT

Woks Dalam acara khataman Yanbu'a ke-10 Ponpes Al Azhaar Tulungagung mengundang KH. Ahmad Mudhofar pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur'an Al Husna Mayong Jepara untuk mengisi mauidhoh hasanah . Adapun isi dari mauidhoh hasanah beliau beberapa saya tangkap di antaranya sebagai berikut. Pertama , beliau menjelaskan kepada jamaah bahwa ada 3 hal yang menjadi amalan orang yang menjadi penduduk surga. Amalan tersebut yaitu salam, salaman, dan silaturahmi. Salam bagi orang yang memulai hukumnya sunnah sedangkan bagi yang menjawab ialah wajib. Salam akan menjadi tanda baik di dunia maupun akhirat sebagai bukti ia seorang mukmin. Salam memang nampak sederhana bahkan cenderung diremehkan padahal di dalam salam ada arti mendalam untuk saling mendoakan. Lalu salaman yaitu bertemunya sesama baik saudara ataupun bukan saudara untuk berjabat tangan. Biasanya orang yang suka salaman yaitu orang yang suka shalat berjamaah. Berjabat tangan sesungguhnya mengajarkan kita arti persaudaraan. Selain itu k

Woks Institute (Melihat-Mencatat Kehidupan)

Tentang Woks Institute adalah sebuah kanal yang berisi ikhtiar kecil dalam mencatat arus kehidupan. Media ini meyakini bahwa pencerahan bisa diraih lewat menulis. Menulis sebagai jalan takdir dan pembebas dari keterpasungan jiwa. RUBRIK – Mata Air (Agama, Budaya, Keislaman, Pesantren, Local Wisdom, Ibadah, Kisah) _ Bilik Sastra (Puisi dan Cerpen) – Jendela (Wacana, Gagasan, Esai, Opini, Tips-Trik) – Ekstraksi (Resensi Film, Buku, Ceramah) – Kaca Mata  (Temuan, Berita, Aktifitas, Pinggiran)  – Canda Candu  (Seni, Humor, Hiburan) – Cuap-cuap  (Wawancara, seminar atau Ulasan Tokoh) – Tapak Jejak  (Mengenang Sosok & Ruang Komunitas) -- Obituari (Berita berpulanganya seseorang yang istimewa) -- Pod-Writes (Wawancara dengan sahabat yang menginspirasi) -- Hidangan Khusus (Ulasan yang terdiri atas beberapa edisi) -- Liputan Khusus (Rekam jejak sebuah peristiwa) Redaksi & Penulis Mayoritas dalam kanal tulisan ini diisi oleh the woks Institute karena sejatinya ia adalah user da

Seminar Parenting: Mendidik Anak di Era Pandemi

Woks Kita belum pernah punya pengalaman terkait pandemi apalagi tidak sempat terpikirkan bahwa keadaan ini berlangsung lama. Sudah hampir genap dua tahun kita hidup di era pandemi yaitu sebuah kondisi yang hampir tiap hari berisi keluhan dan rasa cemas. Hal itu tak terkecuali terjadi kepada siapa saja termasuk orang tua. Mereka begitu khawatir dengan nasib anaknya lebih lagi tantangan mendidik di era kekinian begitu nampak berat. Keberadaan gadget dan media sosial menjadi arus deras yang dihadapi oleh orang tua. Mereka harus memutar otak dengan cepat bagaimana agar anak-anak kembali seperti dulu di mana belajar menjadi spirit dan gaya hidup. Mereka juga dihinggapi ketakutan dengan kondisi anaknya yang kecanduan game dan berbagai aplikasi melalui gadget nya. Semua seolah berkeluh kesah soal gadget yang membuat anak terlena, lantas bagaimana, apakah tidak ada solusi untuk keluar dari keresahan ini. Sebelumnya kita perlu perhatikan maqola al-insan abnau az-zaman , bahwa manusia adalah

Pesan Indah Anregurutta Dr. (HC) KH. Sanusi Baco Tentang Nikmat Allah swt

Woks Alhamdulillah adalah kalimatun i'tiraf atau kalimat pengakuan bahwa kita sebagai seorang hamba mensyukuri nikmatnya yang tak terhingga. Nikmat Allah kita akui sangatlah besar dan luas. Nikmat yang setiap hari kita rasakan bahkan tanpa perlu membayarnya. KH. Sanusi Baco menyetir ayat 18 surah an Nahl. وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ Yang artinya, "dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Kata KH. Sanusi Baco sampai detik ini belum ada organisasi atau alat canggih yang mampu menghitung nikmat Allah, jika pun ada maka bisa jadi alatnya rusak dan nikmat Allah masih terus berjalan. Salah satu nikmat yang perlu disyukuri adalah kepemimpinan dan kesehatan. Kata beliau seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya adalah nikmat dari Allah. Maka dari itu menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah apalagi sampai

Pesan Indah Anregurutta Dr. (HC) KH. Sanusi Baco Tentang Ibu

Woks Alamul arham atau alam rahim hanya dimiliki oleh perempuan. Sehingga perempuan menjadi mahluk yang istimewa. Keistimewaan itulah sengaja Allah pilih kepada mereka kaum perempuan yang memang akan melahirkan seorang anak. Mengapa rahim perempuan dinamai dengan nama Allah "ar rahim" maha penyayang. Mengapa pula rahim perempuan tersebut diberi nama terlalu tinggi dan mulia. Lantas tidak ada yang mampu menjawabnya kecuali perempuan itu sendiri. Maka jika engkau ingin melihat sebagian dari kasih sayangku kata Allah, lihatlah seorang ibu. Tidak ada kasih sayang di dunia yang melebihi kasih sayangnya seorang ibu. Ketika seorang bayi keluar ia membawa tali pusar dan itu tanda bahwa hubungan ruhani ibu selalu memancar. Tali pusar adalah kabel penghubung yang tak akan pernah putus sampai kapanpun. Tali pusar menjadi tanda bahwa rasa kepekaan seorang ibu sudah di level tingkat tinggi. Hal itu bisa dibuktikan ketika seorang anak berjauhan dengan ibunya lalu ia sakit dan tanpa member

Menyelam Ke Dasar Samudera Jiwa

Woks Seseorang pejalan sepertinya tengah kebingungan. Ia berjalan mondar-mandir entah kemana tujuanya. Sudah berapa kilo ia melewati panjangnya jalan tanpa pernah menemukan arah. Semua arah telah ia tuju tapi tak ada satupun ujung yang membuatnya berhenti. Manusia ini memang tengah kehilangan arah seperti ketika Al Ghazali merasa ada yang belum ia temukan termasuk ketika Nabiyullah Ibrahim as dalam pencarian Tuhanya. Akhirnya angin masih terus berhembus lalu hilang di tengah ngarai lantas malam pun menyambut dengan sendu. Sang pejalan itu nampak begitu lusuh dan lemah entah sudah berapa hari makanan tak menjamah perutnya. Wajahnya terasa pucat dan bola matanya begitu nampak sayu. Sekilas masalahnya bukan soal fisik tapi bisa jadi dalam batinnya. Ia mungkin tampak lemah tapi bisa sangat mungkin batinnya keropos, terombang-ambing tak tau jalan. Lalu dengan sisi-sisa tenaganya ia masih bisa meraih air wudhu. Ia benamkan kepalanya ke dalam air yang saat itu terasa lebih dingin. Lalu ia mas

Resep Menjadi Manusia Kaya ala Napoleon Hill

Woks Saya sempat keliru mengira tentang siapa Napoleon Hill tersebut, yang saya tau adalah Napoleon Bonaparte (1821) ksatria asal Prancis yang menaklukan sebagian daratan Eropa. Tapi setelah saya cari tahu ternyata Hill adalah ksatria pikiran abad 20 yang menginspirasi banyak orang untuk menjadi kaya. Napoleon Hill (1970) adalah seorang penulis Amerika Serikat yang lahir di Virginia bergenre pengembangan diri dan motivasi terlaris sepanjang masa. Bukunya yang terkenal yaitu dalam versi aslinya " Think and Grow Rich " sejak 1937 hingga kini banyak dibaca orang bahkan sampai terjual 30 juta kopi. Hill memang tipe pembelajar ulung maka tak salah jika pada akhirnya ia berkesempatan bertemu Andrew Carnegie lalu menuliskan resep jitunya menjadi manusia kaya raya. Napoleon Hill sejak kecil sudah hidup nelangsa bahkan sebelum usianya 13 tahun ia sudah kehilangan orang tuanya. Pada 1908 ketika AS mengalami krisis ekonomi sedangkan Hill pun tak memiliki uang dan pekerjaan lalu ia pun b

Berkunjung ke Desa KKN

Woks Saya jadi ingat Ganjar Pranowo KKN 1994 di Temanggung, 2019 ia mengunjungi desa KKNnya dengan status sebagai Gubernur Jateng. Sedangkan saya KKN 2018 di Sidomulyo Bakung Blitar, 2021 saya pun mengunjunginya dengan status bukan siapa-siapa. Tapi setelah saya pikir ternyata semua ini bukan soal status melainkan niat untuk terus menyambung silaturahmi dan me-recharge kenangan yang pernah tertinggal. Ketika kemarin saya tiba di desa KKN, secara infrastruktur tidak ada yang berubah walaupun sudah 2 tahun lamanya. Yang berubah hanya beberapa saja seperti bangunan masjid, menara, madrasah hingga hilangnya papan nama petunjuk arah yang dulu kami buat. Suasana yang panas dan dipenuhi rimbunnya pohon kelapa masih menjadi sajian utama. Serta orang-orangnya yang ramah masih terasa hingga kini. Desa KKN memang telah banyak memberi kami pelajaran berharga maka tak salah jika saya ingin terus mengunjunginya walaupun tidak setiap saat. Pada saat kunjungan yang kedua ini saya mencatat beberapa hal

Meninjau Ulang Narasi Skeptis Terhadap Tasawuf

Woks Skeptis terhadap tasawuf? pertanyaan menggelitik itu tentu tidak salah karena sejatinya skeptis itu tabiat dasar manusia. Jangankan skeptis terhadap tasawuf tentu sejak dulu bahkan kalangan filsuf telah ragu dengan Tuhan. Kaum new-atheis juga tak kalah uniknya mereka menganggap bahwa agama hanyalah imajinasi yang dikonstruk oleh pembawanya, agama hanyalah ilusi (Freud), agama adalah candu (Marx) serta banyak lagi pandangan skeptis lainya. Lantas apakah pandangan demikian keliru? sebenarnya ini bukan benar atau salah melainkan perlu diluruskan dengan menggali ke akar pengetahuan. Kita tahu skeptis adalah sebuah sikap ragu (syak) atau paham tentang keraguan (isme), paradoks, bingung, cemas, praduga, curiga, dan bertentangan terhadap sesuatu. Skeptisisme telah hidup dan berkembang jauh di antaranya filsuf Xenophanes atau Pyrrho yang mengatakan bahwa ragu terhadap alat indera yang tak lain hanya ilusi. Setelahnya filsuf Gorgias yang ragu akan kebenaran pemahaman lalu David Hume, Ren

Semurah Mulut Tetangga

Woks Suatu saat seseorang dengan santainya bertanya padaku tentang pentingnya membaca. "Mas buat apa sih membaca terus, wong tidak menghasilkan uang". "Lhaa untuk apa kamu bertanya, wong pertanyaanmu juga tak berpenghasilan". Orang itu pun lalu diam seribu bahasa. Lantas aku bergumam dalam hati bahwa tidak semua aktivitas yang kita lakukan harus ditukar dengan uang. Jika memang demikian berarti kita telah terjangkit penyakit kapitalis yang semua harus tergadai dengan untung rugi, baik buruk. Membaca itu aktivitas pengetahuan yang tidak semua orang senang bahkan peduli. Karena pesan membaca tidak hanya sekedar tahu tapi menjelaskan banyak hal terutama terkait ungkapan miring seperti seseorang yang bertanya itu. Membaca adalah hobi atau aktivitas yang menyenangkan sama halnya para pecandu rokok, kopi dan game . Mereka bahkan lebih sering lupa waktu daripada peduli terhadap buku bacaan. Maka dari fenomena itu seharusnya kita sadar diri bahwa ada sesuatu hal yang priori

Pandemi dan Tanda Bendera

Woks Beberapa desa di Tulungagung memberlakukan penyekatan skala mikro. Tujuanya jelas ingin memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Beberapa daerah tersebut memasang bendera sesuai dengan warnanya. Misalnya bendera merah untuk zona merah alias masih bahaya, kuning atau oranye untuk masa pemulihan dan hijau untuk masa bebas Covid-19. Lalu di suatu desa tetangga zonasi keadaan Covid-19 ditandai dengan bendera merah putih. Lantas seseorang bertanya; "Lha kok bendera merah putih sih, apakah itu zona merah dan zona putih bersih?" "Bukan itu", sebelum dijawab utuh seseorang tersebut memotong pembicaraan. "Lha iya, kok bisa ada daerah yang bercampur antara zona merah (bahaya) dengan zona putih (bebas)" Lalu sang kawan pun menjelaskannya, "merah putih itu tandanya di desa tersebut merupakan zona nasionalis. Artinya desa tersebut tidak terkena Covid-19 alias bebas merdeka". "Lha kok bisa", pungkas si penanya. "Bisa lah, karena di sana mas

Pandemi dan Politik Ekonomi

Sumber foto: Jatimnow.com Woks Sudah 2 tahun lamanya kita masih berada di atas geladak kapal pandemi, terombang-ambing dan tak tau arah, hidup tak menentu serta penuh adaptasi dalam menghadapi hal-hal yang baru. Keadaan ini memang penuh dengan keluhan walaupun rasa syukur seharusnya menjadi panglima terdepan. Akan tetapi kondisi saat ini justru melahirkan segala macam spekulasi utamanya yang berbau kritik terhadap mereka para pengambilan keputusan. Kita meyakini bahwa pandemi ini masih ada dan entah hingga kapan berakhirnya. Akan tetapi hal yang membuat kita skeptis ialah terhadap sesuatu yang ada di belakangnya yaitu pandemi dan sisi lain dalam lingkaran politik. Jika membaca keadaan pandemi selama 2 tahun ini kita telah melewati berbagai hal yang menyedihkan utamanya soal bobroknya kalangan pengampu kebijakan mulai dari korupsi bantuan sosial, kebijakan yang tidak merata, mafia alat kesehatan hingga alat kesehatan palsu serta kepentingan lain yang mencengkram di belakangnya. Miris me

Menjadi Motivator Dadakan

Woks " Seperti dendam rindu harus dibayar tuntas " begitu kata Eka Kurniawan yang mungkin ada di benak kawan saya Mas Anggi. Dia menunggu saya sekitar 3 tahun lalu untuk sekedar singgah di rumahnya dan akhirnya penantian panjang itu terwujud. Kemarin sore saat agenda ba'dan alias halal bi halal saya berkesempatan mengunjungi rumahnya. Dengan senyum sumringah Mas Anggi menyambut kedatangan saya dan Mas Amir begitu hangat. Padahal saya ini bukan siapa-siapa tapi entah bagaimana Mas Anggi nampak senang saat kami di sana. Singkat cerita saat perbincangan hangat itu waktu magrib telah tiba dan kami segera beranjak pulang. Akan tetapi saat kami bangun dan berpamitan, Mas Anggi menghadang kami untuk memberikan sepatah dua patah kata guna memberi support dan motivasi untuk rekan-rekanita PR IPNU-IPPNU Jeli. Saya sedikit kaget apa yang akan disampaikan terkait penguatakan organisasi pelajar tersebut. Tanpa pikir panjang saya pun memberikan sebuah kalam sederhana berisi 3 butir pes

Yarnen Sebagai Konsep Berniaga ala Habaib di Indramayu

Sumber foto: Energi bangsa.id Woks Budaya konsumtif masyarakat kita cenderung tinggi apalagi ketika masuk musim panen atau perayaan hari-hari besar maupun hari istimewa lainya. Orang-orang berbondong-bondong membeli segala macam kebutuhan mulai dari sandang seperti pakaian, sarung, sajadah dll, lalu pangan mulai beras, lauk pauk hingga kurma, lalu beberapa perkakas seperti perabot dapur, perabot mandi hingga kursi tamu. Semua hal itu bisa jadi menjadi penting ketika panen tiba. Biasanya ibu-ibu yang tak kuasa menahan untuk selalu ingin membeli. Benar saja bahwa disaat musim paceklik pun orang-orang bisa dengan mudah menjadi object buying . Mengapa masyarakat bisa dengan mudah membeli barang yang mereka inginkan padahal keuangan sedang menitis. Alasanya sederhana, ternyata di Indramayu berkembang beberapa cara berniaga alias cara transaksi ekonomi tersebut di antaranya kita kenal dengan yarnen. Entah istilah yarnen atau akronim "bayar panen" kapan munculnya, akan tetapi pada 1

Membaca Sejarah Masuknya Habaib ke Indramayu

Sumber foto: Energi bangsa.id Woks Jika hanya spekulasi mungkin kita mudah saja beropini bahwa masukanya kalangan habaib atau turunan Arab yaitu melalui jalur perdagangan terutama saat Samudera Pasai, Perlak, Malaka masih berkuasa. Tapi teori tersebut tidak semudah itu, akan tetapi tidak salah juga mengartikan demikian. Termasuk teori masuknya Islam ke Indonesia sekitar abad 7 selain melalui jalur perdagangan juga lewat ajaran tasawuf dan ada yang mengatakan dibawa oleh para santri yang pernah mukim dan belajar di Haramain bahkan kalangan orang-orang yang berhaji. Kita tentu tahu bahwa di Mesir kalangan habaib terlahir lewat jalur Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein dengan julukan Syarif (jamak: Asraf) yang tak lain merupakan cucu Rasulullah SAW putra Ali bin Abi Thalib. Di luar negeri Hijaz gelar Syarif diperuntukkan bagi keturan al Hasan sedangkan Sayyid (jamak: Sadah) juga melekat hanya kepada keturunan al Husein. Menurut L.W.C Van Den Berg barulah sekitar abad 11-14 di Hadramaut p

Jurnalis Sang Juru Tulis Kehidupan

Woks Ratu dunia ratu dunia, oh wartawan ratu dunia//Apa saja kata wartawan//mempengaruhi pembaca koran . Demikianlah penggalan syair "Wartawan Ratu Dunia" yang dilantunkan oleh Nasida Ria grup qasidah modern legendaris asal Semarang. Syair karya Drs. Abu Ali Haidar alis KH. Buchori Masruri tersebut sejatinya ingin menjelaskan betapa besarnya peran wartawan atau bahasa kekinian sebagai jurnalis dalam menarasikan dunia lewat media pemberitaan. Jika kita tarik sejarah masa silam di mana burung Hud-hud sangat besar perannya dalam menginformasikan keberadaan kerajaan yang konon dipimpin oleh seorang ratu yang menyembah selain Allah swt. Tidak hanya itu dulu Acta Diurna (100-44 SM) era Romawi kuno ditandai sebagai produk jurnalistik pertama dalam sejarah di mana orang-orang merasa diuntungkan dengan mengetahui dunia luar lewat tulisan yang tersemat pada sebuah papan terbuat dari batu dan logam tersebut. Kita bisa bayangkan sejak dulu manusia memang selalu haus akan informasi. Maka

Kembali Ke Titik Nol

Woks Tulisan ini bukan tentang novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Shaadawi tapi ini tentang tradisi saling bermaafan yang berkembang di masyarakat kita. Tradisi saling bermaafan tentu sebuah kekayaan lokal yang sebenarnya citranya sangat global. Memaafkan seperti yang kita tahu adalah anjuran dari Kanjeng Nabi Muhammad saw di mana jika sesama muslim saling bermaaf-maafan maka ia akan diampuni sejak tiba hingga kepergiannya. Tradisi saling memaafkan atau yang biasa dikenal dengan halal bi halal merupakan aset berharga yang dimiliki bangsa ini. Ketika negara lain bertikai berebut benar justru masyarakat kita mencontohkan untuk sama-sama mengakui kesalahan. Sehingga saat satu dengan lainya saling memberi maaf saat itulah manusia kembali ke fitrahnya yaitu mulai dari nol. Manusia terasa terlahir kembali karena apalah artinya status, jabatan, kekayaan atau apapun itu jika ia masih memiliki kesalahan dengan orang lain maka tidak ada gunanya semua materiil itu. Kita tahu bahwa memili

Pasca Ramadhan Jadilah Pemudik Sejati

Woks Secara dhohir hari ini ibadah ramadhan kita telah paripurna setelah satu bulan penuh menjalankan puasa serta menghiasnya dengan ragam ibadah lainya seperti tadarus quran, qiyamul lail, zakat hingga berbagi dengan sesama. Tapi secara batin bisa saja perasaan kita menangis karena perjalanan ibadah satu bulan penuh itu masih terasa rapuh. Rasanya semua hal baik yang pernah dilakukan selama satu bulan penuh itu masih belum cukup menjadi bekal menuju ke kampung keabadian. Tulisan ini tidak ada kaitannya dengan larangan mudik yang digelorakan pemerintah karena upaya mengurangi laju pandemi Covid-19 yang masih merebak. Tulisan ini meninjau secara filosofis apa yang harus kita perbaiki pasca ramadhan dan oleh-oleh apa yang kita bawa pulang untuk diamalkan di luar ramadhan. Tentu di awal kita mengucap syukur atas keagungNya karena masih diberikan nikmat untuk bertemu ramadhan dan akan selalu berharap esok masih bersua ramadhan lagi. Bagi saya secara pribadi ramadhan dua tahun ini tentu ter

Dakwah Habib Luthfi bin Yahya: Gerakan Cinta Tanah Air

Sumber foto: Aswaja Dewata.com Woks Habib Luthfi bin Yahya menjadi salah satu ulama bersama Almaghfurllah Mbah Moen yang sangat getol dalam dakwah dengan muatan agama dan nasionalisme. Habib Luthfi bin Yahya tentu sangat menghayati penuh syair karya Mbah Wahab Chasbullah tentang cinta tanah air bahwa tanpa rasa cinta terhadap bangsanya kita hanya akan dipecah belah seperti halnya Timur Tengah. Beliau sangat sadar seperti halnya sejarah telah membuktikan bahwa negara Indonesia tengah berada di antara rongrongan baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri. Kita tentu tahu sejak dulu gerakan separatis, upaya membelot, bughot, kudeta, aksi teror, radikalisme hingga upaya menghancurkan dari dalam sudah ada sejak lama. Maka tidak salah jika negara dan Pancasila selalu berada pada titik ancaman yang serius. Upaya penegakan khilafah dan mengubah Pancasila selalu menjadi tantangan di era-era masa kini bahkan hingga penegakan demokratisasi yang kian hari semakin memanas. Di sinilah pentingny

Jejak Dakwah Habib Luthfi bin Yahya dan Indramayu

Sumber foto: Era.id Woks Era 80an mungkin kita mengenang hingga awal milenium tiba, murid-murid dan banyak kalangan termasuk pondok pesantren di Jawa selalu menghadirkan Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Tokoh ahli hadits dan pendekar ASWAJA di tanah Haramain itu selalu menjadi tamu istimewa bagi umat Islam di Indonesia yang selalu dielu-elukan kehadirannya. Banyak di antara murid beliau dalam bahasa kini yaitu nge- fans berat dengan sosok beliau sehingga menghadirkan beliau dalam sebuah majelis adalah kenikmatan besar yang Allah hadirkan. Beranjak ke tahun 90an atau tepatnya tahun 94 (20 Rabiul Akhir 1414 H) Habib Anis al Habsyi Solo memperkenalkan Al Habib Umar bin Hafidz untuk pertama kalinya di Indonesia. Ulama peneduh jiwa yang kita sebut sebagai guru mulia itu bahkan hingga saat ini masih rajin mengadakan rihlah dakwahnya ke Indonesia. Tentu kita sangat beruntung ulama besar nan panutan seperti beliau sudi datang kepada jutaan umat Islam Indonesia yang beragam