Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Review Buku Inilah Esai karya Muhidin M. Dahlan

Woks Bagi anda pegiat literasi, esai atau yang ingin menjadi esais rasanya buku Gus Muh ini bisa jadi rekomendasi bacaan. Buku "Inilah Esai" merupakan karya dari sekian banyak buku Gus Muh mengenai dunia tulis menulis. Memang sejak lama pengasuh Warung Arsip itu sangatlah concern dalam bidang kepenulisan satu ini. Hal itu terbukti dengan banyaknya tulisan beliau yang parkir di berbagai media salah satunya koran. Buku Inilah Esai merupakan upaya Gus Muh untuk memberikan pencerahan kepada khalayak bagaimana esai terbentuk dan memikat. Ia merangkai segala macam pengetahuan mengenai esai ini dari berbagai literatur dan contohnya. Tidak tanggung-tanggung ia mencuplik tidak kurang dari 100 contoh esai para pesohor sejak masa Tirto Adhi Suryo, Ki Hadjar Dewantara, Ir. Soekarno, Bung Hatta, Mahbub Djunaidi, Gus Dur hingga paling kekinian seperti Nirwan Dewanto, AS. Laksana, Bandung Mawardi, Refly Harun, Ulil Abshar Abdalla, dan Rusdi Mathari. Buku ini terdiri dari 9 bab utama serta 1

Media yang Mencemaskan

Woks Sejak awal memasuki era modern kecemasan dan penyakit mental spiritual sudah menjangkiti manusia modern begitu ungkap Sayyed Hosen Nasr. Tidak salah kini krisis ekologi sampai krisis moral menjadi tantangan utama. Di satu sisi ada sekelompok orang mati-matian menggali kesadaran untuk penyelamatan, di sisi lain orang juga mengubur peradaban untuk sebuah kepentingan. Dunia saat ini memang sulit ditebak, bisa jadi segala macam ketidakberesan ini disebabkan karena oligarki kuasa pengetahuan yang mendominasi. Di era modern ini memang banyak hal yang bergeser utamanya soal pencernaan kesadaran, persepsi dan daya kritis masyarakat yang kian tumpul. Dengan adanya media sosial misalnya orang-orang sudah tidak ragu mematikan kepakarannya. Mereka selalu riuh dalam kelanggang maya itu. Otak dan pikiran bukan menjadi kesadaran utama. Sehingga dalam bahasa Jonathan Haidt kini orang-orang dipecah oleh politik dan agama. Atau orang baik, orang beragama bisa dibuat chaos oleh sebuah kepentingan. B

IKM Sebagai Media Komunikasi Akar Rumput

Woks Sejak lama saya penasaran dengan keberadaan IKM di laman Facebook. IKM atau akronim Indramayu Kota Mangga adalah sebuah halaman Facebook yang berisi segala berita dan informasi mengenai Indramayu dan sekitarnya. Tidak hanya itu segala macam pengetahuan sering dikabarkan melalui media ini. Rasa penasaran saya memuncak ketika IKM dalam banyak postingannya berisi akan hal-hal yang berbau pengetahuan lintas genre. Bahkan beberapa waktu admin IKM sendiri pernah bertanya pada dirinya apakah respon pembaca dalam menanggapi postingan mereka. Apakah mampu mencerna atau malah mengabaikanya. Saya barangkali termasuk orang yang punya perhatian besar dalam banyak postingannya. Jika kita amati IKM sering sekali memposting banyak hal seputar kehidupan seperti filsafat, tasawuf, psikologi, politik, budaya, ekonomi, sosial, agama, pendidikan dan banyak lagi. Yang membuat fanpage ini menarik yaitu segala postingan ditulis dalam bahasa Jawa Dermayon yang khas. Kita tahu bahwa dengan memposting tuli

Review Buku Guruku Orang-orang dari Pesantren

Woks Membaca buku ini kita akan diajak menyelami klipingan sejarah pra dan pasca kemerdekaan. Buku yang juga otobiografi KH. Saifuddin Zuhri ini sangatlah kaya dalam memotret masa tersebut yaitu bicara tentang guru-guru beliau yang inspiratif, para tokoh besar seperti H.O.S Cokroaminoto, KH. Abdul Wachid Hasyim (Ayah Gus Dur) yang pernah datang ke Sukaraja, merekam dunia pesantren dan tentunya kontribusi kaum sarungan. Buku ini edisi cetakan pertamanya yaitu tahun 1974 dan menurut informasi buku ini menjadi koleksi wajib di perpustakaan Jepang salah satunya Kyoto. Dengan bahasa yang mudah dipahami KH. Saifuddin Zuhri berhasil menggambarkan keadaan saat itu dengan baik. Pembaca merasa sangat nyaman dan banyak menemukan pengetahuan baru utamanya soal pesantren dalam mengawal revolusi hingga merebut kemerdekaan. Guru-guru penulis seperti Ustadz Mursyid, Raden Haji Mukhtar, KH. Ahmad Syatibi, Kiai Khalirni, Kiai Ahmad Bunyamin, Kiai Khudori, Kiai Marodi, menjadi salah satu tokoh-tokoh dala

Majelis Dzikir Jama'i bersama KH. R. Azaim Ibrahimy Asembagus Situbondo

Woks Mejelis Dzikir Jama'i Tulungagung mengadakan acara yang sangat penuh khidmat yaitu kemarin sore 23 November 2021. Bertempat di Aula Utama SMA al Azhaar Tulungagung acara ini di hadiri tidak kurang dari 150 an orang dari berbagai lapisan masyarakat dan pelajar. Acara ini dihadiri oleh pembicara tunggal yaitu KH. R. Azaim Ibrahimy selaku pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Asembagus Situbondo. Lora Azaim adalah cucu dari Syeikh KH. As'ad Syamsul Arifin (Pahlawan Nasional & pendiri penggerak NU). Yang hadir dalam acara ini di antaranya KH. Abdul Karim, Gus Toha Maksum (Pondok Pampang), Ustadz Anang (Sendang Kamulyan), Abah Toha, Abah Lukman, Ustadz Minhajun Ni'am, Ustadz Burhan, tuan rumah Abah KH. Imam Mawardi Ridwan serta tamu yang lainya. Acara ini diawali dengan pembacaan Hadrah Basaudan karangan Syeikh Abdullah ibn Ahmad Basaudan oleh Ustadz Adhim, Ustadz Burhan dan Ustadz Abidin. Setelah itu barulah Lora Azaim menyampaikan tausiyahnya. Da

Bergerak Dengan Hati: Refleksi Hari Guru 2021

Woks Hari guru tiba lagi entah ini disebut momentum perayaan atau renungan. Yang jelas peringatan hari apapun tujuannya hanya bersyukur atas apa yang telah diberikan dan introspeksi atas segala yang dilakukan. Termasuk guru hak dan kewajibannya apakah sudah ditunaikan. Sejak dulu guru selalu dinisbatkan dengan lembaga yang mengawalnya baik itu dalam dunia formal maupun informal. Guru yang terikat dalam sistem kelembagaan pemerintah dan guru yang apa adanya tanpa terikat dengan apapun termasuk kurikulum yang kaku. Selama ini kita tahu bahwa satu hal yang hilang dari seorang guru yaitu keikhlasan. Faktor ini barangkali menjadi penentu keberhasilan peserta didik. Baik di dunia formal maupun di dunia non formal keikhlasan barangkali harus dimunculkan kembali. Sudah lama seorang guru menjadi objek keteladanan sehingga pepatah " digugu dan ditiru " masih menjadi mantra utama. Akan tetapi beberapa kasus di mana guru ada yang berbuat tidak senonoh dalam dunia pendidikan maka rasanya

Majlaz Bersama Habib Muhammad Romadhon Alaydrus Mekah

Woks Di penghujung bulan November 2021 Majlaz kali ini kedatangan tamu istimewa yaitu Habib Muhammad Romadhon Alaydrus alumni Rusaifah Mekah Sayyid Alawi bin Abbas Al Maliki al Hasany. Beliau juga datang bersama teman yang menerjemahkan ceramahnya yaitu Habib Muhammad Tsani bin Husain Assegaf. Dalam ceramahnya beliau menyampaikan banyak hal terutama soal isu pendidikan pesantren. Menurut beliau menitipkan anak di pesantren lebih baik daripada di sekolah formal. Di pesantren lebih lengkap dan terus terpantau oleh guru terutama masalah adabiyahnya. Maka dengan begitu bersyukurlah kepada mereka yang diberi kesempatan menjadi santri karena banyak juga di luaran sana yang iri ingin menjadi santri. Lalu beliau juga berkata bahwa jika ingin mengukur siapa dirimu maka pahamilah dawuh Ibnu Athoillah dalam Hikam bahwa siapa kita maka bertanya di mana kamu ditempatkan. Jika kita ditempatkan bersama orang baik maka baiklah kita dan sebaliknya. Termasuk bagaimana seseorang terus berharap untuk dib

Penyakit Anak Muda

Woks Sejak dulu membedakan sikap orang tua dan anak muda sangat mudah. Misalnya dulu orang tua selalu bijak dan nampak berkharisma dan anak muda selalu ugal-ugalan maka era saat ini bisa sangat mungkin terbalik. Lewat piranti teknologi dan zaman yang serba instan justru mempercepat penuaan baik bagi kaum muda maupun mereka yang sudah tua. Antara kaum muda dan tua era saat ini sudah tak ada bedanya. Bahkan saat ini orang tua pun serasa bagai kaum muda terus karena mereka mengikuti trend zamanya. Lebih lagi anak muda, saat ini sangat sulit dikendalikan. Misalnya saja soal fashion, soal selera makan hingga soal etika anak muda kini lebih sering banyak "njawab" nya. Hal-hal apapun bisa dijawab oleh anak muda maka tidak salah jika membangkang dan tidak ingin diatur adalah ciri anak muda yang kolot dan kaku. Hal itu terjadi secara alamiah karena mereka merasa tau akan banyak hal. Lagi-lagi teknologi dan filtrasi yang lemah menjadikan pemuda lebih mudah "nguyahi segara" da

Kelas Konsep : Mengkader Pemuda Lewat Organisasi

Woks Kemarin 13 November 2021 saya diberi kesempatan untuk menimba ilmu lagi. Kali ini saya diundang untuk sharing terkait organisasi dan menggagas acara dengan baik yang bertempat di Madrasah al Huda Karangsari Rejotangan. Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Skill Improvement "Oemah Konseptor" pimpinan Mas Rizal Facthurochimin, dan saya memanggil beliau Mas Cimien. Walaupun keberangkatan saya sempat terkendala salah jalan akan tetapi semua ini saya nikmati. Tujuannya tentu sederhana yaitu silaturahmi dan menimba ilmu. Pada kelas konsep kali ini Mas Cimien membuat acara berupa pelatihan kepanitiaan dan mengkonsep acara. Sejak lama ia menghubungi saya bagaimana agar anak-anak bisa membuat acara dengan baik dan memuaskan. Tentu saya merespon baik dengan adanya acara tersebut dan akhirnya sampai juga kita bisa berbagi pengetahuan. Bada isya acara pertama tentu diisi oleh Mas Cimien sendiri yaitu berkaitan dengan organisasi dan manajemen acara. Beliau memaparkan dengan leng

Review Buku Nikah Untuk Doi

Woks Akbar Riziq barangkali satu di antara penulis pendatang baru yang layak diperhitungkan. Kendati omongan saya ini tidak berstatus sebagai pakar akan tetapi hal itu dibuktikan dari buku pertamanya ini. Sebagai seorang kritikus sastra amatiran saya merasa menikmati rajutan kata dalam puisi ini. Seolah-olah kita diajak bertanya bagaimana proses kreatifnya sehingga menghasilkan buku puisi ini, apa motivasi dan latarbelakangnya. Buku ini terdiri dari 7 bagian di antaranya perihal diri, jarak pertama, meramu kisah, waktu, keabadian, dan serpihan. Buku ini merupakan kumpulan refleksi di mana ia tidak hanya menyuguhkan kata untuk kekasih akan tetapi berbicara tentang apa saja termasuk kegigihan, perlawanan, kerinduan hingga agama dan Tuhan. Buku ini diawal dan diakhiri dengan kata-kata yang menggugah selera. Riziq memang mampu mengacak-acak emosi pembaca dengan ragam frasanya itu. Misalnya saja di awal bagian sampul buku tertulis secarik makna esensial. Kesunyian adalah cara terbaik untuk

Objek Gojlokan

Woks Anda pasti tahu bahwa gojlokan adalah istilah Jawa untuk sesuatu yang diobjekan. Gojlokan berarti ada objek yang dibuat personifikasi terkait sesuatu atau menjadi contoh agar terasa lebih dekat. Tidak semua orang senang digojlok apalagi mereka yang selera humornya rendah pasti gojlokan akan selalu dianggap serius. Gojlokan tentu kita tahu sering terjadi dalam aktivitas keseharian. Tanpa di sadari hal itu justru akan membuat hubungan emosional terasa lebih dekat. Maka tidak salah jika orang sudah mengenal secara dalam gojlokan seperti apapun tak akan mempan alias tidak mudah baperan. Ada orang yang justru semakin digojlok malah merasa bangga. Kebanggaan itulah barangkali tidak bisa dibeli dengan uang. Misalnya saja betapa bangganya Nuaiman seorang sahabat pemabuk yang sering saling menggojlok dengan Nabi Muhammad. Bahkan menantu beliau Sayyidina Ali sering gojlok nabi salah satunya ketika dalam sebuah majelis. Saat itu nabi dan Sayyidina Ali sedang makan kurma lalu biji kurma yang

Berebut Data Berebut Kuasa

Woks Membaca seri kedua dari Sapiens yaitu Homo Deus, Yuval memang sejarawan yang pandai membuat dunia gempar. Penemuan dan analisis yang tajam serta data-data memadai barangkali menjadi menarik membaca buku ini hingga selesai. Pastinya edisi pertama sapiens membahas tentang asal usul manusia hingga akhirnya mereka berkuasa, akan tetapi Homo Deus barangkali menjadi akhir dari kisah sapiens yang berkuasa itu. Homo Deus adalah kegagalan sapiens sekaligus awal di mana mereka ingin menjadi dewa atau dalam bahasa lain ingin jadi Tuhan. Dulu sekitar ribuan tahun lalu jika ada 1 kera pasti ia bisa membunuh 1 manusia, tapi 1000 kera tak akan bisa membunuh 1000 manusia. Mengapa demikian, karena semakin banyak kera itu tak akan mampu mengorganisir koloninya sedangkan manusia sudah mampu berpikir tentang strategi. Demikianlah proses perjalanan sapien sekitar 17.000 tahun lalu mereka telah mengalami revolusi kognitif. Sehingga proses berpikir sebagai alat perubahan terjadi sejak lama hingga akhirn

Warkop Rumahku?

Woks Sore itu aku menjalankan rutinitas harian berupa donor wifi di warkop. Seperti biasanya warkop selain murah ia juga memberi wifi sak loss e dan tentunya kopi sebagai menu utama. Cukup dengan 2500 rupiah kopi dan wifi setidaknya telah menjadi teman hingga sore hari. Selama memanfaatkan wifi warkop tentu aku tidak sendiri. Di sana ada banyak orang datang silih berganti. Mereka datang entah sekadar ngopi, jagongan sana-sini, mendawai game, hingga numpang tidur. Banyak pengalaman yang aku dapatkan selama bercengkrama dengan kopi di warkop tersebut. Kali ini ada seorang yang ditegur oleh si pemilik warkop karena ia sudah 3 hari belum pulang ke rumah. Pemilik warkop merasa gusar kenapa anak tersebut tak kunjung pulang. Ia khawatir jika ketidakinginanya pulang disebabkan karena adanya warkop dan wifinya. Lantas si pemilik warkop bertanya sekaligus menegaskan kenapa hal itu terjadi. Apa memang jangan-jangan ia punya masalah di rumah sehingga menyebabkan dia murung dan terus betah di warko

Review Buku Kaifa Tushalli

Woks Buku Kaifa Tushalli (Tuntunan Shalat Menurut Riwayat Hadits) merupakan karya Abina KH. M. Ihya Ulumiddin. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Haromain Ngroto Pujong Malang. Kitab atau buku ini selesai ditulis selama 4 tahun. Kata penulis, lamanya penulisan buku tipis tersebut bukanlah apa-apa. Karena bagi beliau menulis hanya sekadar menulis rasanya semua orang mampu akan tetapi buku ini ditulis tidak lebih ingin mengharap ridho Allah swt. Tujuan dari ditulisnya buku ini setidaknya ada dua hal yaitu, menyambung sanad berdasarkan riwayat dari dari Kutubu Sittah , dan memberi kedudukan asli tentang kaidah shalat sesuai tuntunan Nabi Muhammad saw صلّÙˆْا كمارايتموْني اصلّÙŠ. Selain itu buku ini ditulis karena terinspirasi dari guru beliau yaitu Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki al Hasany yang mayoritas kitab-kitabnya memiliki sanad keilmuan yang kuat. Buku Kaifa Tushalli ini terdiri dari 18 pasal yang membahas tentang keutamaan shalat, niat, salam hingga wirid dan

Homo Deus dan Kisah Pilu di Tol Jombang

Woks Tersiar kabar begitu cepat bahwa artis Vanessa Angel (VA) meninggal dunia bersama suaminya dalam kecelakaan tunggal di tol Jombang Kertosono menuju Surabaya. Tentu kabar tersebut langsung menjadi konsumsi publik pasalnya VA sendiri merupakan publik figur dalam dunia interteint ibu kota. Semua orang geger, dunia maya banjir doa bahkan mirisnya masih ada juga yang mencerca. Dunia medsos memang keras dan tak punya etika bahkan di saat terakhir pun orang masih tak punya rasa tega. Olah TKP hasil laka lantas tentu menjadi berita selanjutnya yang selalu ditunggu-tunggu. Akan tetapi bagaimana pun kejadianya hingga menemukan penyebabnya toh kisah pilu tersebut telah terjadi. Dengan begitu apalagi yang dapat kita lakukan selain berdoa dan belajar. Akhir dari kehidupan seseorang memang tidak akan pernah diketahui. Seperti halnya pertanyaan eksistensialnya VA "ayo tebak ada yang tahu aku mau ke mana?", tentu pertanyaan ini tidak mengandung jawaban pasti. Jika banyak orang menerka b

Mahluk Kesepian

Woks Seorang teman pernah menulis mengapa kita begitu khusyuk berlama-lama dengan gadget ? barangkali jawabannya adalah karena kita tengah kesepian. Tidak salah juga pernyataan itu karena memang selama ini intensitas kita bersama gadget begitu lama. Bahkan ada anekdot bahwa gadget adalah jantung kedua yang membuat seseorang hidup dan berwarna. Tapi apakah faktanya demikian? Dilansir dari VOA Indonesia yang mengutip penelitian program perilaku siswa Internasional (PISA) menyebutkan bahwa tingkat kesepian remaja meningkat 2X lipat sejak tahun 2012-2018 bahkan bisa bertambah hingga kini. Mengapa hal itu bisa terjadi? ternyata alasanya sederhana yaitu karena ketergantungan orang dan gadget sudah di level candu. Selama ini orang menyangka bahwa gadget memberikan banyak hal termasuk kepuasan hidup. Nyatanya tidak demikian faktanya gadget , internet hingga popularitas pun tidak menjamin kebahagiaan justru semakin terasing. Menurut Journal of Adolescence 2021 menyatakan bahwa media digital

Melacak Manusia Melacak Semesta

Oleh Woko Utoro* Jika membaca Yuval Noah Harari dalam Sapiens nya tentu kita akan terserahkan bahwa proses perkembangan manusia dari kelahirannya hingga kini terbilang rumit. Manusia sebelum menjadi seperti saat ini disebut homo dan sapienlah satu-satunya spesies homo yang masih tersisa hingga kini. Jauh setelah Yuval menuliskan kisah kelahiran sapiens kini perkembangan ilmu pun begitu pesat tak lain karena daya cipta manusia. Manusia yang disebut homo sapiens lah yang menurut Yuval satu-satunya yang mampu menggunakan pikirannya. Akan tetapi jika ditarik ke masa kini pro kontra mengenai pengertian manusia itu sendiri masih tak kunjung usai seolah-olah manusia sangat sulit didefinisikan. Kita kesampingkan dulu teori manusia berasal dari mana seperti halnya teori Darwin yang terkenal itu. Kini kita akan diajak menjelajah manusia dalam perspektif Barat dan Islam. Sebelum itu bolehlah bertanya mengapa Barat dengan konotasi arah mata angin harus di hadapkan dengan Islam yang merupakan sebu

Kepribadian dan Bacaan

Woks Sejak lama mendefinisikan jiwa memang lebih sulit seperti halnya kepribadian yang entah barangkali makna yang ada hanya sekadar terkaan para ahli. Jiwa dan kepribadian menjadi topik yang tak terpisahkan dalam disiplin ilmu psikologi. Sampai-sampai karena masih begitu abstrak jiwa belum terdefinisi dengan tepat. Selama ini yang mampu didefinisikan yaitu tingkah laku. Orang-orang masih menganggap bahwa tingkah laku sebagai sesuatu yang tampak menjadi indikator sifat asli manusia. Maka dari itu kepribadian seseorang bisa sangat mudah ditebak oleh apa yang dilakukannya. Akan tetapi kadang-kadang sikap yang nampak itu menjadi sulit ditebak karena adanya kamuflase diri atau dalam psikologi disebut shadow (bayangan). Jika tingkah laku menjadi indikator kepribadian seseorang barangkali kalangan behavior telah berhasil walaupun bukan menjadi faktor utama dalam mendefinisikan manusia. Tapi ada kisah unik bahwa seseorang memang sangat mudah dinilai berdasar apa yang ia sukai. Misalnya dalam

Review Buku Beyond Motivation

Woks Kesan pertama membaca buku ini sangat penuh gizi. Bagaimana tidak, buku ini memuat tiga buah pikiran para raksasa spiritual yaitu Syeikh Ibnu Athoillah Syakandary, RMP. Sosrokartono dan Ki Ageng Suryomentaram. Ketiga penulis buku ini Abdullah Wong, Abi Bhadra Maulana, dan Muhaji Fikriono sengaja ingin menyuguhkan pemikiran penulis al Hikam tersebut dalam bingkai ajaran kesufian Jawa. Mereka sangat paham bahwa ajaran kawruh jiwa, kawruh begja Ki Ageng Suryomentaram dan ilmu kantong bolong RMP. Sosrokartono juga sangat berhubungan dengan aforisma Ibnu Athoillah tersebut. Maka dari itu ajaran ketiganya tidak berakhir sebagai kata-kata motivasi belaka. Buku ini bisa juga sebagai kritik buat mereka yang hanya sekadar mengkonsumsi motivasi berupa kata-kata. Sebab selama ini kita ketahui motivasi yang hanya sekadar kata akan percuma tanpa kehadiran kesadaran. Ketiga penulis buku ini menyuguhkan 38 hikmah pilihan yang dinukil dari kitab al Hikam. Kitab karya Ibnu Athoillah tersebut tentu

Review Buku Ungkapan Hikmah

Woks Membaca buku Ungkapan Hikmah (2013) karya Prof. Komaruddin Hidayat ini memang tepat, sesuai dengan judulnya penuh dengan kata yang tidak sekadar kata. Dalam buku ini justru kata menjelma makna sehingga dapat memuat energi yang menggerakan pikiran menuai tindakan. Buku yang terdiri dari 12 bagian ini walaupun cukup tebal akan tetapi begitu ringan dan mudah dipahami. Prof. Komar memang sengaja memilih kata-kata sederhana tersebut agar mudah dipahami semua orang. Beliau sendiri mengakui bahwa buku tersebut hadir dari SMSnya kepada setiap teman yang akhirnya embun penyejuk tersebut dikumpulkan oleh Abdillah Wong menjadi buku. Menurut penulis best seller Psikologi Kematian tersebut buku ini menjabarkan banyak hal dalam hidup mulai dari bicara keluarga, menggunakan hati, menjelajahi persahabatan hingga merapal kebahagiaan. Prof. Komar memang sangat ciamik dalam mengolah kata sehingga dapat menyerap ke dalam pikiran siapa saja yang membacanya. Misalnya beliau mengingatkan bahayanya vir

Mengenal Komunitas SPK

Woks Sejarah akan selalu berbeda di hadapan para penuturnya pun termasuk aku pribadi. Mari mengenal salah satu komunitas bernama SPK. Sesempit pengetahuan ku SPK adalah komunitas menulis yang memiliki kepanjangan "sahabat pena kita". Komunitas ini berbasis WhatsApp dan kesekretariatan. Awalnya grup menulis ini bernama "Sahabat Pena Nusantara", entah ada faktor apa yang menyebabkan komunitas ini berjalan sendiri yang jelas kini semua sama-sama berjalan untuk saling produktif. Komunitas ini digawangi oleh para akademisi di antaranya M. Khoiri (UNESA), Prof. Chirzin (UIN SUKA), M. Arfan Muammar, Didi Junaedi, Wafiroh, Ngainun Naim (UIN Tulungagung), Marjuki, Armie dan lainya. Termasuk melibatkan sesepuh seperti Prof. Imam Suprayogo, KH. Masruri Abdul Muhit. Cara kerja komunitas ini yaitu peserta yang ingin bergabung bersama SPK harus setor link tulisan di blog untuk join awal sebagai bukti kesiapan. Setelah dinyatakan sebagai anggota maka boleh langsung aktif di WAG. D

Partisipasi Santri SD Islam Al Azhaar dalam Peringatan Maulid Akbar 2021

Woks Tulungagung (27/10/21) - Sejak sore hari santri SD Islam Al Azhaar sudah berkumpul di balai sekolah dengan penuh antusias walaupun suasana mendung dan diguyur hujan. Dengan membawa takiran atau nasi kotak para santri tumpah ruah di balai SD untuk mengikuti serangkaian acara meliputi, murojaah bersama, dzikir jamai' dan shalat magrib berjamaah. Acara tersebut diikuti oleh santri kelas besar terdiri dari kelas 4, kelas 5 dan kelas 6. Antusiasme santri semakin semarak karena mereka akan mengikuti acara maulid akbar yang dilaksanakan selepas shalat isya. Acara maulid akbar tersebut dihadiri KH. Nashir Mansur dan Habib Muhammad bin Idrus al Jufri, keduanya merupakan munsid Abuya Sayyid Ahmad bin Alawi al Maliki al Hasany. Setelah itu para santri mengikuti kegiatan maulid nabi di Hall SMA walaupun mayoritas santri pulang lebih dulu karena telah dijemput oleh orang tuanya. Akan tetapi walaupun demikian acara maulid tersebut penuh sesak oleh jamaah di antaranya undangan dari luar. Seb