Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

5 Tips dari Gus Mus Untuk Memulai Bahtera Rumah Tangga

Woks Kepada siapapun yang ingin menikah tentu kita tahu ada beberapa syarat harus dipenuhi. Karena menikah sejatinya bukan soal memadu kasih dua pasangan melainkan dua keluarga besar. Tidak hanya itu adat tradisi dan budaya setempat mengharuskan kedua pasangan untuk saling memahami dan menghormati. Maka dari itu selain di masyarakat secara luas antara kedua pasangan pun harus memperhatikan bagaimana cara membina rumah tangga yang baik. Kita tahu tidak ada rumah tangga yang ideal. Karena di setiap rumah tangga selalu ada saja masalah yang terpenting jangan mencari masalah. Dari itulah saya tuliskan tips untuk menyongsong rumah tangga ke depannya kita harus mempersiapkan segalanya. Persiapan tersebut bukan soal materi tapi juga sesuatu yang bersifat esensial. Berikut adalah sangu atau modal dari Gus Mus alias KH. Ahmad Mustofa Bisri untuk kita yang akan membina rumah tangga. Pertama , kata Gus Mus jangan lupakan niat. Bahwa niat adalah hal utama dalam konteks ini adalah pernikahan. Menik

Catatan Haul Ngunut 2022

Woks Alhamdulillah tahun ini saya masih diberi kesempatan oleh Allah untuk hadir kesekian kalinya di Haul Ngunut. Tapi kali ini saya tergolong telat datang karena sejak pagi mentari terlalu cepat dan saya yang lambat. Dengan sepeda othel saya pun melaju secara perlahan namun pasti walaupun keringat bercucuran. Keberangkatan saya kali ini seperti biasa diniati untuk hurmat dan ngalap berkah shohibul haul Mbah Yai Ali Shodiq Umman dan Ibu Nyai Siti Fatimatuzzahra. Peringatan haul kali ini yaitu Mbah Yai Ali ke XXIV dan Ibu Nyai Siti Fatimah ke XXIII. Masa haul yang tidak terpaut jauh dan selalu kita artikan sebagai simbol cinta keduanya. Mbah Yai Ali dan Bu Nyai meninggalkan 6 putra dan 3 putri yang semuanya kini telah meneruskan estafet kepemimpinan di pondok. Mengingat kedua beliau tentu mengingat perjuangan dan derita. Akan tetapi sejak dulu demikian rumusnya perjuangan dan penderitaan melahirkannya kejayaan. Bahkan menurut KH. Nasihuddin Dahri (santri awal Mbah Yai Ali) dulu yang

Catatan Tadarus Shubuh bersama Kiai Faqih Abdul Qadir

Woks Di hari Minggu pagi tepatnya 5 hari sebelum peringatan hari guru saya mendapatkan kesempatan sekaligus pembelajaran yang berharga. Di hari Minggu itu saya menjadi tuan rumah ngaji virtual bertajuk Tadarus Shubuh. Acara ini diselenggarakan oleh Mubadalah id yang diampu oleh KH. Faqihuddin Abdul Qadir. Beliau tak lain founder Media Mubadalah id, dosen IAIN Syeikh Nurjati Cirebon, ISIF dan Dewan Musyawarah KUPI sekaligus penulis buku " Perempuan Bukan Sumber Fitnah" dan buku terbarunya "Perempuan Bukan Mahluk Domestik ". Acara Tadarus Shubuh kali ini memasuki edisi ke-45 dengan tema, " Kisah Istri Taat Suami Yang tidak mengunjungi Ayahnya Yang Sakit Sampai Wafat ". Setelah MC yaitu Mba Hesti mempersilahkan barulah saya memulai acara yang berdurasi sekitar 60 menit tersebut. Sebenarnya secara pribadi saya sangat canggung dan gemetar ketika mendengar akan berkolaborasi pada acara tersebut. Lebih lagi ketika acara dimulai ternyata jamaah yang mengikuti l

Penutupan Mentoring Menulis Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Sejak 16-25 November 2022 tidak terasa waktu menunjukkan bahwa mentoring menulis dalam tajuk "Klinik Menulis" usai sudah. Hampir 2 minggu kami membersamai teman-teman dalam berproses menghasilkan tulisan. Maka malam itu tepat di hari guru kami menutup acara formal di dalam suasana rintik hujan nan syahdu. Setelah semua berkumpul acara pun dimulai. Ustadz Saddad sebagai pembawa acara memulai dan mempersilahkan Ustadz Aziz bicara terlebih dahulu. Dalam pesannya Mas Aziz menyampaikan bahwa kawan-kawan sebenarnya sudah bisa menulis tinggal bagaimana modal tersebut dilatih terus dan jangan sampai berhenti di sini. Setelah itu tiba giliran saya untuk menyelesaikan sepatah kata mewakili mentor dan kebetulan Ustadz Wahyu berhalangan hadir karena berada di Kota Reog. Saya menyampaikan 5 poin penting sebagai  sangu bagi para peserta yaitu 1) bahwa menulis atau aktivitas apapun semua butuh proses. Jadi ingin mahir dalam menulis maka kita harus menikmati prosesnya. Menulis itu buka

Mentoring Menulis 9 Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Di malam Jum'at nan syahdu hampir saja hujan membuyarkan acara terakhir dimentoring menulis. Saya sendiri hampir saja tidak datang karena hujan begitu deras. Akhirnya dengan berbekal nekad dan bermodal jas mantel saya pun melaju menembus rintiknya hujan. Sayang ketika sudah sampai pondok ada insiden kecil yaitu tertinggalnya kopiah yang saya biasa pakai. Ternyata benar dugaan saya kopiah itu terjatuh tercebur air ketika masih di pondok PPHS. Singkatnya acara pun dimulai dan alhamdulilah semua mentor bisa berkumpul. Tapi pemandangan kurang indah ketika sampai hari terakhir peserta putra belum juga terlihat. Akan tetapi kabar bahagianya beberapa peserta putri banyak yang telah menyelesaikan tulisannya. Dengan begitu mereka melaju ke tahap selanjutnya yaitu mengirimkan tulisan ke media yang dituju. Media-media tersebut kami pilihkan sesuai dengan genre keisilaman yaitu beberapa yang populer seperti Alif id, Rahma id, Iqra id, Hidayatuna, Ar Rahim id, Mubadalah, Jaringan Santri, P

Mentoring Menulis 8 Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Barangkali perjumpaan mentoring menulis di edisi ke-8 ini merupakan yang paling melelahkan. Pasalnya saya bicara melebihi kapasitas sebagai mentor atau bahkan tidak ada bedanya seperti seorang orator. Acara kali ini seperti sebelumnya yaitu lebih fokus pada konsultasi dan diskusi. Pada edisi kali ini saya harus puas di-roasting oleh para peserta yang mayoritas santri putri tersebut. Dengan suara-suara manjanya mereka menggoda saya sehingga membuat peserta lain tak kuasa menahan tawa. Saya jadi objek alias bahan bully-an dengan suara-suara khas taburan bunga-bunga. Tapi tak apalah malam itu suasana memang begitu asyik. Hal itu menandakan katanya mereka tak segera ingin berpisah. Tapi walaupun perpisahan itu ada setidaknya kenangannya akan tertinggal di sana. Setelah melewati tertawa manja itu akhirnya saya fokus kembali untuk memberikan beberapa masukan, saran dan kritikan. Menurut saya malam itu ada beberapa peserta yang sudah menunjukkan kemajuannya dalam menulis. Hanya saja mere

Menyegarkan Kembali Pergerakan Mahasiswa di Kampus

"Di mata kepentingan semua orang atau kelompok itu sama, yang membedakan hanyalah sikapnya saja". Anonim Tulisan ini barangkali tidak sebegitu kontroversi dibanding dengan Gus Ulil, " Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam " yang diterbitkan Kompas pada tahun 2002. Atau sebelumnya ada pendahulunya yaitu Cak Nur, disapa Nurcholish Madjid, dengan ide besarnya pada 1970an " Sekularisasi Islam, Politik Yes Partai Islam No". Bahkan tidak hanya Gus Ulil dan Cak Nur, Ahmad Wahib, Dawam Rahardjo dan Gus Dur tentunya juga memiliki visi yang kadang disalahpahami. Kekeliruan dalam hal menerjemahkan barangkali memasuki koridor berpikir yang sesungguhnya tidak bisa dihakimi dengan tindakan fisik. Justru lewat ide dan gagasan itulah keterbukaan akan terus menjadi sumbangan bagi pengetahuan di masyarakat. Hampir seminggu kita disuguhkan aksi tak terpuji dari segenap peserta yang tergabung dalam mahasiswa pergerakan. Berita-berita beredar lewat kanal web , cetak maupun tele

Bersembunyi di Balik Topeng Oknum, Setan dan Khilaf

Woks Setiap peristiwa terutama berkaitan dengan crime kita selalu bertanya siapa pelakunya. Media dari berbagai penjuru meliput untuk mencari who ? Akan tetapi dalam masa pencarian itu "siapa" tak pernah ditemukan kecuali pertanyaan lain seperti mengapa dan bagaimana. Dalam tindak kriminal pencarian identitas korban memang sangat penting lebih penting lagi adalah pelaku. Akan tetapi sudah jamak kita selalu mendengar ada istilah "oknum" yang selalu dilanggengkan dalam setiap kejadian. Istilah oknum memang sangat populer hingga saat ini padahal menurut beberapa redaksi mengatakan bahwa istilah oknum dipakai sejak tragedi 65, 98 hingga kini. Istilah itu sengaja diciptakan oleh Orde Baru dalam rangka menutup rapat-rapat darah perkara. Di era kekinian oknum menjadi lema yang digandrungi ketika tindak pidana khusus berkaitan dengan institusi. Supaya dunia kabur dengan fakta yang ada akhirnya oknum tercipta bagai hantu yang menjadi sasaran. Oknum lahir sebagai alibi sekal

Mentoring Menulis 7 Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Mentoring menulis kali ini memasuki hari ke-7. Seminggu sudah berlalu kita berproses bersama dalam menghasilkan tulisan. Dengan dibonceng Mas Jikon saya masih semangat untuk hadir majelis ilmu tersebut. Tapi sayang hari itu tanpa kehadiran Mas Aziz dan kemarin tanpa Mas Wahyu. Akan tetapi tak membuat sedikit pun kami goyah dan para peserta masih setia dengan laptop, kertas dan alat tulisnya. Sampai di hari ke-7 tersebut saya tergolong merasa senang. Karena beberapa peserta sudah menunjukkan progres tulisannya. Walaupun di beberapa peserta lain masih berjuang dan berganti arah. Yang jelas malam itu ada beberapa peserta sebenarnya termasuk sudah mampu menulis. Tinggal bagaimana terus mengasah dan berlatih terutama berkaitan dengan tanda baca, diksi, frasa dan keilmuannya atau aspek teorinya. Malam itu ada beberapa poin yang mungkin bisa mendapatkan catatan khususnya bagi peserta. Pertama , menulis itu sebenarnya hanya menguraikan judul. Maka dari itu judul seharusnya yang menarik mi

Mentoring Menulis 6 Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Mentoring menulis di edisi ke-6 ini nampak istimewa, suasana begitu hening serta cuaca pun nampak cerah. Walaupun beberapa kali kita dikagetkan dengan hiruk-pikuk kampus lewat segala permasalahannya. Akan tetapi hal itu tidak membuat kami para mentor mundur. Para peserta pun nampak menikmati proses belajar menulis walaupun memang masih terlihat kesulitan dalam merangkai kata. Di waktu yang tinggal menyisakan beberapa hari tersebut kami masih setia mendampingi peserta. Kami tidak menyampaikan banyak teori dan memang menjelang malam terakhir prioritas adalah tentang praktek menulis. Para peserta diminta untuk segera menyelesaikan tulisannya dan memang harus dipaksa. Dengan paksaan tersebut setidaknya menjadi tanda bahwa proses menulis ini bukan mainan akan tetapi tetap santai. Kata Tan Malaka agar dapat terbentuk kita harus mengalami benturan-benturan. Dalam hal menulispun demikian, seorang pemula perlu terus berlatih dan berlatih. Dalam proses latihan tersebut saya melihat peserta

Mentoring Menulis 5 Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Malam itu udara begitu dingin. Jalanan becek dan suasana nampak gelap. Mendung memang masih menyelimuti dan kita memaksa diri untuk tetap belajar. Kali ini mentoring menulis sudah berjalan 5 hari itu artinya tinggal beberapa hari lagi kita akan penutupan. Seperti biasa Mas Aziz dan Mas Wahyu sudah tiba lebih dulu. Ditemani 2 piring berisi gorengan dan air mineral acara pun segera dimulai. Saya bertugas membuka acara seraya berpesan bahwa hari itu tak ada teori. Semua peserta akan diarahkan untuk langsung praktek. Karena memang bagi pemula seharusnya lebih banyak praktek bukan teori. Saya pun langsung memasuki ke halaqah masing-masing peserta. Walaupun hanya beberapa peserta saja setidaknya kami masih setia. Ternyata peserta semakin surut karena malam itu berbarengan acara dengan di Gor Lembu Peteng yaitu Sinau Bareng Mbah Nun & Kiai Kanjeng. Jadi beberapa santri memilih ke sana karena memang animonya lebih besar. Saya lalu mengoreksi satu persatu tugas santri yang ternyata mas

Mentoring Menulis 4 Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Mentoring menulis sudah memasuki sesi ke-4 waktu yang tentunya sangat singkat. Saya sebenarnya sudah prediksi sejak kemarin bahwa pada sesi ini jumlah peserta akan berkurang. Ternyata benar saja peserta pelatihan menulis tinggal menyisakan beberapa orang. Miskomunikasi terjadi karena adanya Ngaji Kebangsaan bersama Gus Kautsar di kampus. Sehingga sebagian peserta santri memilih hadir ke sana dari mengikuti pelatihan. Akan tetapi hal itu tidak menyurutkan niatan kami para mentor untuk terus membimbing peserta. Alhamdulillah juga beberapa di antara mereka masih istiqomah dan setia mengikuti pelatihan menulis. Dalam sesi ke-4 nan singkat itu saya hanya menjelaskan hal-hal yang penting berkaitan dengan web menulis yaitu Alif id dan bagaimana membuat pendahuluan nan memikat. Saya menjelaskan bahwa pendahuluan itu memiliki 2 garis besar yaitu menjawab pertanyaan dan memicu otak berpikir kritis. Setelah itu semua barulah ada penjabaran yang saling berkorelasi antar paragraf. Saya juga m

Parade Public Speaking bersama Mas Amir Fatah

Woks Malam itu suasana begitu syahdu. Kepul asap rokok, 2 piring biskuit dan 3 gelas wedang kopi tersaji manis di depan pemateri. Tak lupa pula saya juga ambil bagian dalam acara pelatihan public speaking tersebut. Acara public speaking yang mengagas tema, "Bicara itu ada Seni dan Resepnya" dipandu oleh MC Mas Suyatno dan diberikan pengantar oleh tuan rumah, wakil Paguyuban Dermayu yaitu Mas Sulthoni. Acara public speaking ini penting diadakan karena memang merupakan kemampuan yang perlu dilatih oleh setiap orang. Public speaking pastinya akan sangat dekat dengan kehilangan seseorang. Maka dari itu dalam bicara selalu ada makna. Ang Amir Fatah sebagai seorang announcer di Perkasa FM tentu sangat memahami bagaimana pentingnya kemampuan public speaking. Maka dari itu kata Ang Amir kemampuan ini bisa dilatih bagi mereka yang ingin belajar. Cara pembelajaran paling sederhana yaitu berangkat dari kelas saat presentasi atau diskusi. Saat di rumah pun kita bisa berlatih dengan metod

Mentoring Menulis 3 Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Menulis lagi dan lagi-lagi menulis. Demikianlah kisahnya kita berjumpa lagi di mentoring menulis sesi ke-3. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat dan kita berlari begitu lambat. Akan tetapi tidak untuk disesali melainkan segera bangkit dan berdiri lagi. Kali ini berjumpaan kita yaitu membahas seputar topik, tema, judul dan pendahuluan. Topik adalah sesuatu kata yang begitu global misalnya BBM, Teknologi dan Lingkungan. Tema adalah kata yang sudah hampir menyusun makna misalnya Kelangkaan BBM, Teknologi Tepat Guna dan Pencemaran Lingkungan . Sedangkan judul adalah kata yang menjadi kalimat dan bersifat spesifik misalnya Bioetanol Ikhtiar Pengganti BBM Bersubsidi, Mencari Titik Temu Teknologi Tepat Guna dan Upaya Mencegah Pencemaran Lingkungan dengan Reboisasi. Pada sesi tersebut kami merasa peserta sudah memahami tinggal beberapa hal saja yang perlu menjadi catatan. Seperti tips dan trik bagaimana membuat judul yang baik yaitu: judul memiliki hal unik yang bisa dibagi pada pa

Catatan SemNas Bersama Wamenag RI

Woks UIN SATU Tulungagung (17/11/22) menyengsarakan acara Seminar Nasional dengan tema, "Islam Agama dan Politik Kebangsaan". Seminar kali ini nampak spesial karena langsung dibawakan oleh Dr. H. Zainut Tauhid Sa'adi, M.Si. yang merupakan Wakil Menteri Agama RI. Acara ini bertempat di aula lantai 6 gedung KH. Arif Mustaqiem dan dihadiri beberapa pejabat, para dosen, peserta pendidikan moderasi, tamu undangan dari agama lain serta mahasiswa Pascasarjana. Setelah doa oleh Bapak Abdul Khalik lalu sambutan Pak Rektor Maftukhin acara ini pun dimulai. Dalam ceramah ilmiahnya Pak Wamenag melayangkan pertanyaan mengapa agama dan politik selalu menarik untuk dibahas. Memang sejak dulu agama dan politik merupakan isu seksi yang tak pernah habis dibahas. Termasuk bagaimana relasi agama dengan produk sains yaitu teknologi. Di sinilah kita bisa melihat bahwa agama dan politik sebenarnya berposisi diametral. Agama menempati posisi yang sakral dan politik bersifat profan. Tidak semua o

PMII dan Kisah Pilu 17 November

Woks Setelah pulang dari acara seminar nasional yang dihadiri oleh Wamenag RI Dr. H. Zainut Tauhid Sa'adi, saya langsung bergegas pulang. Siang itu langit mendung tapi udara terasa panas. Sejak awal kampus memang ramai karena menjadi tuan rumah Muspimnas PMII. Maka tidak salah jika sejak acara wisuda kemarin sampai hari ini pihak keamanan sudah berjaga siaga 24 jam. Saya bahkan mencium aroma tak sedap ingat beberapa waktu lalu jika ada acara berkaitan dengan organisasi pergerakan dipastikan selalu ada keributan. Setelah saya pulang dan sampai di pondok sudah beredar luas video keributan dalam acara Muspimnas PMII 2022 di UIN SATU Tulungagung tersebut. Tidak hanya itu beberapa berita online juga telah mengabarkan sebab akibat kejadian keributan tersebut. Padahal acara kelas nasional itu dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi salah satunya para mentri alumni PMII. Dari sanalah dugaan saya tidak meleset dan ini sangat ironis. Sebagai seorang pengamat amatir melihat kejadian tersebut t

Mentoring Menulis 2 Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Berkah inayah dan hidayah Allah, alhamdulillah semalam saya hadir kembali dalam acara mentoring menulis. Walaupun suasana mendung pasca hujan deras tapi tidak menyurutkan semangat santri untuk belajar menulis. Mas Aziz dan Mas Wahyu pun tak kalah enerjiknya karena keduanya sudah hadir lebih dulu untuk berbincang dengan santri. Singkat kisah, acara pun langsung di bagi menjadi 3 kelompok dan kebetulan kelompok saya diberi nama "Tim Solid". Kami langsung menuju kelompok masing-masing untuk berbincang mengenai menulis dan membuat tulisan. Saya mengawali dengan menjelaskan sebuah web menulis nasional yang menjadi target tulisan santri tembus ke sana. Dalam sebuah web biasanya terdapat rubrik yang di sana perlu diperhatikan. Ada strategi khusus yang bisa dicatat karena di sana terdapat corak tersendiri. Setelah itu kami berlatih menentukan tema dan membuat judul tulisan. Saya menjelaskan bahwa struktur esai dalam tulisan sangat sederhana yaitu terdiri atas judul, pendahuluan,

Mentoring Menulis Bersama Santri Subulussalam Tulungagung

Woks Alhamdulillah hari kemarin saya berkesempatan ngangsu kawruh bersama santri Pesantren Subulussalam Tulungagung. Acara kali ini adalah sharing kepenulisan yang targetnya adalah tembus web nasional. Kali ini saya tidak sendiri akan tetapi ditemani narasumber lainya yaitu Mas Thariqul Aziz dan Mas Wahyu Ihsan. Mereka berdua adalah para pegiat literasi yang expert di bidangnya. Dalam sambutannya Abah Zainal sangat senang dan menyambut baik acara berkaitan dengan pengembangan diri salah satunya menulis. Kata beliau rerata orang sukses adalah penulis dan jangan sampai menyesal menjadi penulis. Hidup itu harus sabar dan mensyukuri nikmat yang besar ini. Yang penting dalam menulis itu harus santai, hebat dan produktif. Bunda Salamah juga menambahkan jika ingin expert maka seringlah berlatih istilahnya experience dan expert . Acara yang bertajuk "Klinik Menulis Santri" itu dipandu oleh Ustadz Ahmad Saddad dan dimulai dengan penampilan Mas Aziz. Dalam pemaparannya Mas Aziz men

Pejuang Itu Pulang

Woks Kemarin malam di kala mata mulai mengantuk tetiba pesan WhatsApp masuk dan HP pun berbunyi. Setelah ku baca ternyata pesan yang mengabarkan sebuah perpisahan dari seorang teman. Sontak saja aku langsung bergegas menemui mereka yang ternyata tidak jauh dari pondok ku. Langsung saja aku menemui mereka dan ternyata perkumpulan itu adalah malam bertalu rindu. Ketika banyak orang berkumpul di Gor Lembu Peteng untuk memanen rindu bersama Gus Sabrang. Kami berlima justru menghantarkan rindu pulang ke kampung halaman. Ketika suasana makin malam teman kami Ubaid datang seraya menyapa dan juga bertitip pesan agar selalu jaga silaturahmi, tetap sehat dan sukses selalu. Ubaid pun tidak lama dan langsung pamit dengan meninggalkan beberapa buah foto. Malam itu adalah kenangan. Atau lebih tepatnya pisah kenang. Aku selalu berpikir mengapa ada pisah kenang. Kenapa pula berpisah jika pada akhirnya dikenang. Mengapa tidak selalu mengenang tanpa harus berpisah. Nyatanya jawaban itu tidak mudah karen

Al Khidmah Spesial HUT Tulungagung 817

Woks Tulungagung -(13/11/22) Jamaah Al Khidmah kembali bisa mengadakan Majelis Dzikir dan Maulidurrasul SAW. Kali ini dalam rangka HUT Kabupaten Tulungagung ke-817. Menurut Mas Toni selaku ketua PD Al Khidmah Tulungagung kegiatan dalam rangka Haul adalah hajatnya jamaah sedangkan kegiatan HUT adalah hajatnya pemerintah. Sejak pagi jamaah berbondong-bondong hadir di Kantor Bupati Tulungagung tempat di Mushola Ar Rohim. Biasanya majelis tersebut diselenggarakan di depan Kankab atau di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa. Akan tetapi kali ini acara terpusat di dalam. Namun tidak mengurangi jamaah untuk hadir dan khusyuk mengikuti majelis. Sekitar 1200 jamaah dari beberapa daerah se Mataraman memenuhi halaman mushola tersebut. Saking antusiasnya sampai halaman pun penuh sesak jamaah dan bahkan sampai mereka duduk di pelataran dan berpanas-panasan. Setelah semua rangkaian usai majelis ini dibuka langsung oleh KH. M. Najib Zamzami dan mauidhoh hasanah oleh KH. Muhammad Faruq. Dalam mauidho

Majelis Maulid dan Haul PPTQ Al Hidayah Plosokandang

Woks Malam puncak acara haul dan wisuda tahfidz bil ghoib PPTQ Al Hidayah semalam berlangsung semarak. Walaupun KH. Husein Ilyas tidak bisa hadir karena sakit akan tetapi tanpa mengurangi rasa khidmat malam itu. Suasana sempat diguyur hujan dan gerimis tapi alhamdulilah acara berlangsung lancar. Setelah isya kami santri PPHS langsung menuju ke acara tersebut. Di sana pra acara berupa sholawat sudah dilantunkan oleh santri Al Hidayah. Setelah itu tidak berselang lama acara pun dimulai dan dibuka oleh MC. Acaranya yaitu pembukaan, pembacaan ayat suci Al Qur'an, lalu menyanyikan lagu Indonesia raya dan Mars Syubbanul Wathan, sambutan ketua, wakil khatimin khatimat , kepala desa Plosokandang, tahlil, prosesi wisuda dan pemberian syahadah lalu mauidhoh hasanah dan doa. Acara yang dihadiri oleh KH. Harun Ismail, KH. Syamsul Abadi, KH. Abdul Khaliq, KH. Abdul Rafi' Ahmad, KH. Sufyan Tsauri, kepala desa, Danramil, dan Polsek tersebut sangatlah menarik walaupun memakan waktu lama. Sala