Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Tradisi Berjuang

Woks "Kalau bisa cari istri itu yang mampu menopang perjuangan suami. Jangan sampai istri itu hanya bisa gondelan (berpegang) sama suami saja. Maka ini alasan mengapa Kyai banyak beristri Ning, karena Ning itu satu level walhasil mereka akan mengerti apa tugas suaminya. Jangan sampai istri menjadi penghalang dalam perjuanganmu". Begitulah salah satu kutipan pernyataan dalam pengajian Gus Baha. Beliau juga meneruskan bahwa KH Hasyim Muzadi pernah ngendikan (berkata) bahwa dosa besar seorang istri adalah membuat bodoh suaminya. Secara realitas perempuan benar-benar harus mengerti keadaan suaminya, jangan sampai ia mengikuti nafsunya. Sehingga jika suami belum mampu dalam mencukupi kehidupanya maka sang istri jangan terlalu banyak menuntut. Entah hal itu merupakan legitimasi atau apa, yang jelas pernyataan itu berdasar pada contoh ulama terdahulu dalam perkara ilmu. Para ulama dahulu saking cintannya dengan ilmu mereka tidak memperdulikan hal lain kecuali ilmu itu se

KH Hafidz Baehaqi: Ulama yang Dekat di Hati Masyarakat

(Foto doc. KH Usfuri Anshor & KH Hafidz Baehaqi) Woks Saat pertama kali berkenalan dengan beliau hatiku langsung damai. Entah ada energi apa yang hidup di jiwa beliau sehingga untuk kesekian kalinya aku mendapat percik kesejukan. KH Hafidz Baehaqi atau orang banyak memanggil beliau dengan Pak Hafidz merupakan tokoh, kyai, sekaligus pendidik di Yayasan Nurul Hikmah Haurgeulis Indramayu. Beliau berasal dari Blitar Jawa Timur, tepatnya daerah Kebonagung, Wonodadi kabupaten Blitar. Aku tidak tau pasti sejak kapan beliau di Indramayu dan menjadi penduduk tetap. Yang jelas pertemuan ku dengan beliau hanya berlangsung dua bulan. Sejak saat itu beliau sudah menjadi guru, ketua yayasan dan Rais Syuriah MWC NU kecamatan Haurgeulis. Walau hanya dua bulan aku merasa pertemuan singkat itu malah bertahan hingga saat ini. Bahkan sekarang aku bisa bersilaturahmi dengan keluarga beliau. Selama pertemuan singkat itu ada beberapa hal yang menurut ku istimewa dari beliau, pertama , beliau

Matahari yang Tak Pernah Padam

(Untuk kiai ku Al-maghfurllah KH Hafidz Baehaqi) Woks KH Hafidz Baehaqi beliau lahir di Blitar 25 Mei 1968. Beliau lahir dari pasangan bapak Imam Ahmad dan Ibu Marfingatun. Beliau lahir di lingkungan yang lumayan dekat dengan pondok pesantren. Ya pesantrenlah yang sangat membesarkan namanya karena beliau begitu ta’dhim pada guru. Di bawah asuhan para masyayikh Ponpes Mambaul Hikam Udanawu Blitar kiai Hafidz dapat mengembangkan ilmunya. Setelah menikah dengan ibu Umayah, beliau dikaruniai 3 orang putri dan beliau memilih tinggal di blok Kubangsari Desa Cipancuh Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu. Di Indramayu pengabdianya kepada masyarakat sangatlah besar. Sehingga pantas saja masyarakat menggelari beliau dengan sebutan kiai. Padahal beliau sendiri bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. Beliau ngurusi NU subhanallah sampai dalam keadaan sakitpun beliau tetap mengajar ummat. Jabatan beliau di NU pada saat itu adalah Rais Syuriah MWC NU Kec. Haurgeulis, sehingga atas kegig

Senarai Esai-Esai : Catatan Perjalanan KKN Revolusi Mental 2018 IAIN Tulungagung di Bakung Blitar

Woks Dalam tridarma perguruan tinggi pasti kita paham dengan istilah pendidikan, pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat. Darisanalah poin ketiga selalu dilakukan sebagai program wajib khususnya bagi mahasiswa tingkat akhir sebelum mereka melaksanakan tugas magang, PPL, hingga skripsi. Tugas tersebut biasa kita kenal dengan KKN atau akronim dari kuliah kerja nyata. Kali ini KKN dilaksanakan di dua tempat yaitu kecamatan Wonotirto dan kecamatan Bakung kabupaten Blitar Jawa Timur. Sekitar seribu lebih mahasiswa dilepas untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut. Pelepasan dilaksanakan di kampus IAIN Tulungagung oleh Mentri Agama Bapak Lukman Hakim Saifuddin. Mereka melaksanakan tugas tersebut kisaran waktu dari 20 Juli hingga 27 Agustus 2018. Di sana mereka akan membawa tugas sesuai dengan tema KKN yang digulirkan kampus. Kebetulan tahun tersebut membawa tema besar KKN Revolusi Mental yang langsung di bawah pengawasan kementerian pendidikan, keme

Seni Berdekatan dengan Perpustakaan

Woks Sejak kuliah saya berhasrat untuk memiliki perpustakaan pribadi di rumah. Tentu hasrat itu karena didasari kecintaan saya pada dunia baca tulis. Alhamdulillah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, beberapa uang dikumpulkan lalu dapatlah buku. Selama duduk di bangku kuliah itulah hingga kini koleksi di rak buku saya semakin bertambah. Sehingga saya tidak usah bingung untuk memilih buku bacaan apa yang akan dibaca. Sekarang hampir semua sudut kamar berisi buku bacaan bahkan berjajar pula bersama rak televisi di ruang tamu. Permasalahannya saat saya menjadi guru semua kegiatan membaca dan menulis itu malah menurun. Alasannya sederhana yaitu karena ketiadaan waktu luang sebab harus disambi dengan kerja yang lain dan sedikit malas karena kelelahan pasca aktivitas kerja. Sehingga selama waktu berjalan perpustakaan pribadi itu hanya menjadi pajangan sehari-hari, bahkan sampai usang dan berdebu. Saat virus Covid-19 mewabah ke seluruh dunia termasuk Indonesia saat itula

Pemuda Milenial

Woks Buku antologi "Pemuda Milenial" ini merupakan kumpulan tulisan dari berbagai kalangan yang terhimpun dalam sebuah event yang diselenggarakan oleh FORKOMSI UGM tahun 2019. Dengan penerbit Jejak publisher Sukabumi Jawa Barat. Buku tersebut merupakan hasil seleksi beberapa bulan selama masa sayembara dengan peserta kurang lebih 949 orang dan terpilih 60 orang penulis saja sebagai kontributor. Para kontributor buku tersebut terdiri dari berbagai kalangan mulai dari siswa SMA, mahasiswa, praktisi, pekerja kantoran, sampai akademisi dan profesional. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi. Isi dalam buku tersebut tentu opini seputar tema pemuda milenial. Buku tersebut menjadi menarik karena kumpulan tulisan tersebut sangat bervariatif isinya. Isi buku tersebut ialah seputar pemuda milenial yang sedang merespon berbagai tantangan di kemudian hari. Banyak sekali tulisan opini dalam buku ini yang men

Perempuan : Tuhan Puisi Muka Bumi

Woks   Aku sempat berpikir, apakah engkau Tuhan di muka bumi?  Sebab aku tak mau berhenti untuk memuji engkau Engkau adalah nelayan Menebar jala asmara,  memancing senyum dan menyemai benih kerinduan Tuhan jika aku buta dengan memandang orang lain tapi, jangan kau butakan aku untuk memandang dia Perempuan adalah mawar yang ditanam di tanah yang berduri, sedang laki-laki rela memetiknya walau harus berdarah-darah Aku datang untuk mencinta,  aku pergi untuk merindu,  aku datang dan pergi untuk kekasih Srigading, 13 Februari 2020 Sajak Tanpa Alasan Bagaimana bisa aku melupakanmu sedang engkau adalah memori yang terpatri di alam pikiranku Bagaimana mungkin aku melupakanmu sedang engkau adalah rasa yang tiap hari aku teguk Bagaimana bisa aku melupakanmu sedang engkau adalah nyanyian yang selalu aku dendangkan Bagaimana mungkin aku melupakanmu sedangkan engkau adalah suara yang selalu berkumandang Bagaimana bisa aku melupakan engkau sedangkan ku lihat nama mu bersanding dalam nam

Masyarakat Kuno tapi Modern

Woks Melihat secara total manusia modern yang ada di masyarakat rasanya tidak mungkin. Itu membuktikan bahwa masyarakat kita memang begitu heterogen. Dalam hal pemikiranpun tidak semua orang berpikir visioner atau selalu berpikir kedepan. Ada juga orang-orang yang masih memegang erat corak pemikiran masa lampau. Anggap saja sampai hari ini mereka masih bertahan dalam pusaran arus modernisasi yang mengakar. Walaupun jumlahnya memang tidak banyak.   Masyarakat kita terutama di Indonesia mungkin berbeda dari penduduk di negara lain. Di Indonesia ini merupakan tempat yang tidak bisa didefinisikan secara instan termasuk kategori apa masyarakatnya. Sebab jika disebut manusia modern, nyatanya masih ada beberapa orang yang hidupnya masih mempercayai klenik atau sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan di luar kendali manusia. Juga termasuk mereka yang masih hidup di pedalaman. Di sana mereka hidup dengan memanfaatkan hutan serta berusaha keras agar mempertahankan kehidupan ala rimba raya. Sehin

Sumpah Politik hingga Sumpah Cinta

Woks Budayawan Mohammad Sobary pernah berujar bahwa kehidupan dari titik nol telah bermetamorfosa menjadi nol besar alias banyak bohongnya (Kompas, 24/5) khususnya bagi para pejabat. Setelah mereka dilantik sebagai pejabat instansi terkait, sebagian mereka tidak menepati janjinya. Padahal saat kampanye politik berlangsung mereka telah berjanji untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. Bahkan sumpah jabatan dibimbing langsung oleh tokoh agama. Dari sanalah orang mudah percaya bahwa sumpah dan tokoh agama merupakan simbol kesungguhan yang dianggap mewakili kepercayaan banyak orang. Sumpah yang demikian kita kenal dengan pelantikan atau sumpah jabatan. Sumpah itu sendiri bersifat sakral. Bahkan atas nama Tuhan dan di payungi kitab suci. Tidak cukup bahwa dulu saat tahkim dalam perang Siffin berkecamuk, al Qur'an yang konon diacungkan ke atas itu membuat seluruh prajurit menunduk dan terdiam. Tapi zaman ini al Qur'an hanya sebagai simbol. Tidak ada sanksi apapun di sana. Kal

Kaos Oblong, Politik dan Agama

"Sesungguhnya apa yang kau kenakan telah mengandung arti tersendiri. Semua tergantung siapa yang menterjemahkanya" Woks Sekitar akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 kaos oblong muncul. Orang-orang menyebutnya sebagai pakaian dalam. Sehingga kaos oblong tidak diperhitungkan dalam mode fashion sehari-hari. Secara historis kaos oblong dikenal pertama kali pada masa perang dunia II. Pada saat itu tentara Eropa mengenakan kaos oblong sebagai pakaian dalam karena flesibelitasnya. Karena bentunya seperti huruf T mereka menyebutnya T-shirt. Kaos oblong mulai dikenal ke seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando dan James Dean melalui film-film yang mereka bintangi. Kini kaos oblong sudah menyebar keseluruh dunia. Namun keberadaanya masih dikesampingkan dalam kancah mode fashion setiap hari. Alasanya karena kaos oblong merupakan pakaian dalam yang biasanya dipakai sebagai bahan rangkap penyerap keringat. Kaos oblong sesungguhnya merupakan sebuah gerakan dari low fash

Kamar dan Banjir Jakarta

            (Sumber gambar Canva.com) Woks Membincang tentang Jakarta tentu akan menarik. Sepertinya tak cukup satu gelas kopi untuk menemani diskusi seputar ibukota negara itu. Jakarta memang kota yang selalu hangat untuk diperbincangkan, bahkan sampai menjadi panas khususnya saat perebutan kursi politik berlangsung. Entah karena sebagai ibukota negara, atau karena ia selalu didatangi jutaan orang untuk bekerja. Ditambah lagi jutaan pasang mata berkunjung ke kota kebudayaan itu. Atau karena aseng dan asing sering memantau keadaan perekonomian Jakarta. Sejak pertama dilahirkan sekitar 492 tahun lalu, Jakarta memang sudah terkenal. Ia menjadi titik pusat pemerintahan baik di era pemerintahan Hindia Belanda maupun Jepang. Selain itu Jakarta juga merupakan tempat strategis untuk memutar roda perekonomian, menancapkan cita-cita pemerintahan dan tempat tinggal bagi jutaan orang. Sejak dulu hingga kini kota yang luasnya hanya sekitar 661,52 km persegi  itu ternyata mampu menampun

Musafir Ilmu

Woks Latar belakang buku Awal dari perjalanan buku "Musafir Ilmu" ini ialah saat mahasiswa Indramayu semakin banyak secara kuantitas yang berkuliah di kampus IAIN Tulungagung. Dari sanalah ide untuk membuat sebuah buku antologi yang gunanya untuk memompa semangat literasi digagas sekitar satu tahun lamanya. Selain itu buku tersebut berguna untuk memotivasi adik-adik di desa kami agar tergerak untuk kuliah. Buku tersebut memiliki harapan bahwa bagi mahasiswa kegiatan akademik merupakan sebuah keharusan dan tanggungjawab. Dari sanalah buku itu hadir dan menjadi sebuah kisah yang asyik untuk di baca. Isi Buku Buku "Musafir Ilmu" tersebut berisi kisah perjalanan mahasiwa Indramayu yang melanjutkan kuliah di Jawa Timur tepatnya di kampus dakwah dan peradaban IAIN Tulungagung. Dalam buku tersebut ada sekitar 40 lebih kisah yang ditulis oleh mahasiswa dan alumni serta dosen yang hidup dalam perantauan. Baik yang sudah terjun ke masyarakat maupun yang sedang ber

Aku, Buku dan Membaca

Woks Buku "Aku, Buku dan Membaca" merupakan buku yang ditulis secara keroyokan. Penulisnya terdiri dari berbagai macam kalangan dari mulai pelajar, mahasiswa, pekerja kantor, dosen, guru bahkan sampai tenaga kerja di luar negeri. Anggap saja antologi tersebut sedikit persen masyarakat yang menyukai dunia literasi. Terbukti Dr Ngainun Naim (Ketua LP2M IAIN Tulungagung) sebagai inisiator telah berhasil menghimpun tulisan mereka dalam satu buku, padahal penulisnya mulai dari warga lokal, Malaysia hingga Saudi Arabia. Buku tersebut termasuk kategori buku tebal dengan banyak halaman. Isinya terdiri dari kiat, tips, hobi, cerita, kesan pesan hingga apapun yang berkaitan dengan dunia literasi. Termasuk kegemaran dalam hal membaca dan menulis. Kemampuan baca tulis termasuk kegemaran bagi mereka, maka dari menuangkan dalam bentuk narasi pada buku  termasuk tujuan utamanya. Sehingga lengkaplah buku tebal plus dengan isi bacaan yang beragam. Bagi sebagian orang mungkin sadar

Bolehkah Menjadi Kaya

             ( Sumber gambar canva.com) Woks Beberapa waktu lalu saya mendapat sebuah pertanyaan yang menarik untuk dikupas. Saat orang-orang ramai berdiskusi kata-kata itu muncul, "Orang Cina punya rumah dan mobil mewah lima, motor sports dua dan pabrik di mana-mana, sedang tetangga diam saja, tapi saat kiai punya satu hektar sawah, satu buah mobil dan beberapa ekor sapi hampir semua tetangga ngerasani (bergosip). Kata mereka pasti kiai itu memelihara prewangan baik berupa khadam jin atau jimat lainya. Kata-kata itulah yang menyebabkan saya lalu bertanya apa salahnya dan bolehkah kita kaya? Di mata tetangga atau masyarakat pada umumnya menjadi kaya secara mendadak merupakan hal yang tak wajar. Jika mereka tidak mengetahui bagaimana prosesnya, maka masyarakat mudah melabeli orang dengan tak lazim. Lebih-lebih kaya melalui praktek nyupang (pemujaan), ngepet, atau pesugihan sangat mudah sekali dibongkar kedoknya oleh masyarakat. Tidak peduli ia agamawan, kuliahan, lebih

Menjadi dia, Mungkinkah?

            (Sumber gambar canva.com) Woks Saya tidak bisa membayangkan jika menjadi anak berkebutuhan. Di satu sisi banyak orang yang sayang tapi di sisi yang lain ia juga korban bullyan. Yang terakhir inilah terasa begitu menyakitkan. Anak berkebutuhan selalu butuh bimbingan terutama saat mereka terjun di komunitas reguler. Mereka akan menerima kenyataan bahwa orang normal tidak selamanya baik. Masih banyak dari mereka yang belum mampu mengerti, memahami serta menahan emosi.  Anak berkebutuhan selalu nampak inferior. Penindasan, intimidasi, hingga persekusi selalu jadi makanan sehari-hari. Alih-alih menerima keadaan pada umunya manusia normal, anak berkebutuhan malah justru mengalami kebalikan. Bagi sebagian orang kehadiran mereka begitu menjijikan bahkan tak diinginkan untuk hadir dalam komunitas mereka. Sehingga dari kasus itulah beberapa anak berkebutuhan sering melampiaskan kekesalanya dalam bentuk tangis atau pukulan. Walaupun sebagian tenaga meraka tak akan mampu me

Obituari Kawan Sebangku

Woks Selepas shalat subuh (3/7/19) dan mengaji tiba-tiba HP berdering tanda sebuah pesan masuk. Ternyata benar saja, ku ambil HP itu lalu ku lihat pada pesan inbox Facebook tertulis dari seorang teman yang mengabarkan bahwa temanku meninggal baru saja. Saat ku tanyai apakah benar, ternyata iya. Ia sendiri baru saja bangun dari tidur bahwa temanku Esa itu telah pergi selamanya. Mendengar berita itu sontak badanku langsung lemas tak terasa juga air mata berderai walau tak deras. Ya, itu benar beritanya bahwa kawan sebangku dulu saat di Madrasah Aliyah yang bernama Esa prayogi aditya telah berpulang. Kematian memang tidak pernah mengenal usia, muda tua atau sakit apa. Yang jelas sejak aku mengenalnya Esa memang memiliki penyakit epilepsi yang ia derita sepulang dari mondok di Kuningan. Padahal ia telah berobat ke sana-kemari. Tapi entahlah takdir Allah berkata lain. Aku menyaksikan bahwa Esa adalah orang baik. Bahkan kami yang tergabung dalam sebuah grup bermain bernama "Daekomposer&

Obituari Sang Idola

Woks Saat mendengar seseorang kawan meninggal hatiku terasa sendu. Tak terasa mulut menjadi kelu, pikiran melayang dan tak terasa air mata pun tumpah menetes sedikit demi sedikit. Setelah ku cari tahu info tersebut ternyata benar bahwa itu adalah berita bahwa kawan kita telah meninggal. Katanya meninggal karena sakit yang dideritanya sejak sekian lama. Aku tidak tahu pasti penyakit apa yang ia derita, namun sejak perkenalan kita di masa SD dulu dia memang sering sekali mengalami sakit. Terutama saat pelajaran olahraga. Namanya Annisa Fitriyani seorang gadis yang biasa kita panggil bersama dengan fitri adalah teman sewaktu kita SD. Tepatnya di SDN Mekar Jaya. Dia adalah salah satu sosok gadis yang periang dan tentunya menjadi idola di kelas dan di sekolah. Jika mengenang masa SD dulu saat mendiang masih hidup kita bisa tahu betapa menariknya jaman kecil dulu. Fitri adalah salah seorang sosok yang sering diperebutkan oleh banyak lelaki. Dan aku adalah seorang laki-laki yang tidak pernah

Tuan Krabb, Uang dan Ajaran Zuhud

             ( Sumber gambar canva.com) Woks Jika anda penikmat serial kartun Spongebob Squarepants tentu tak asing dengan tokoh Eugene H. Krabs atau biasa disapa tuan Krab. Ia adalah tokoh kartun dengan jenis kepiting. Ia merupakan majikan dari Spongebob dan Squidward, pemilik restoran cepat saji paling terkenal selautan yaitu Krusty Krabs. Restoran yang menyajikan Krabby Patty alias Burger itu selalu berseteru dengan saingan utamanya yaitu Seldon Plankton. Tapi bukan itu yang dibahas, melainkan perilaku dari sang pemilik restoran yaitu tuan Krabs. Tuan Krab seperti judul tulisan ini ialah sosok yang digambarkan sebagai pecinta uang. Bahkan kecintaan kepada uang melebihi sayangnya pada anak semata wayangnya yaitu Pearl. Stephen Hillenburg sebagai pencipta tokoh kartun tersebut begitu ciamik dalam menyajikan karakter pada tokoh tuan Krab tersebut. Ia bahkan berhasil menciptakan penonton yang membuat gemas saat tuan Krab kikir terhadap karyawannya. Bahkan sering kali Spongeb

Bangga Menjadi Umatnya Allah SWT

             (Sumber gambar canva.com) Woks Islam sebagai agama yang dibangun dari pondasi tauhid (ketuhanan) telah banyak melahirkan tipologi pemikiran yang bervariatif. Sistem kepercayaan yang melahirkan keyakinan kepada Tuhan pada masing-masing orang tentu akan berbeda. Perbedaan tersebut paling mudah dijumpai pada saat seseorang terkena musibah atau cobaan hidup. Bisa jadi sistem imun seseorang lemah tapi sistem keimananya kuat atau sebaliknya keimananya kuat tapi sistem imun tubuhnya melemah. Seperti saat ini dunia menghadapi wabah virus corona (covid-19). Apakah mereka semakin iman atau malah semakin hilang imanya. Keresahan karena kehidupan serba kekurangan salah satu hal yang paling kentara pada setiap orang. Perihal kekurangan itulah kadang seseorang tidak berdaya dalam menghadapi kondisi ini. Sehingga seringkali jalan pintas ditempuh guna memuluskan segala cara. Sikap demikian sering terjadi pada minoritas orang termasuk umat beragama. Salah satu faktornya karena

Merajut Harapan dalam Keterbatasan

Woks Buku "Merajut Harapan dalam Keterbatasan" merupakan seri ke dua dari kelanjutan buku "Jalan Terjal Meraih Mimpi Kuliah". Dengan penerbit yang sama buku tersebut lahir kembali satu tahun setelah buku pertama terbit. Berbeda dengan yang pertama buku tersebut terkesan eksklusif, karena penulisnya tidak semua masuk dalam antologi tersebut. Sebab pada saat itu keadaan memang berbeda dari sebelumnya. Buku tersebut berisi tulisan serangkaian harapan dari para mahasiswa penerima Bidikmisi pasca impian mereka tercapai. Buku tersebut mengupas jalan pikiran penulis yang berharap setelah lulus dari bangku kuliah dapat mendarmabaktikan ilmunya. Mereka yakin bahwa dengan bersungguh-sungguh pasti akan ada jalan. Mereka juga merasa bahwa hal ini merupakan tanggungjawab moral untuk ikut dalam pengembangan mutu dan SDM. Kontributor buku ke dua ini lebih sedikit dari seri yang pertama. Akan tetapi tidak mengurangi rasa untuk membumbui catatan perjalanan yang pertama.