Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Metode Katarsis Sebagai Solusi Berdamai Dengan Keadaan Pasca PHK

Woks Pendahuluan Adanya pandemi Covid-19 telah merubah banyak hal dalam sendi-sendi kehidupan. Aktivitas yang semula normal harus dipaksa dipukul mundur menjadi new normal . Kehidupan baru memang sebuah keniscayaan yang kini masih kita rasakan. Entah sampai kapan semua musibah ini berakhir yang jelas dalam terma positif seseorang akan berfikir bahwa di balik musibah pasti terselip hikmah. Dampak paling dirasakan dengan adanya pendemi ini adalah di sektor ekonomi di antaranya pada 4 sektor yaitu perdagangan, pariwisata, manufaktur dan pertanian. Sektor dagang dan pariwisata lah yang sangat kentara di mana biasanya para karyawan atau buruh bisa mendapat pesangon yang layak kini justru malah sebaliknya. Para buruh merasakan pahitnya kehidupan ketika mereka menerima kenyataan bahwa status sebagai karyawan telah habis. Dari sanalah keadaan ekonomi memburuk sehingga perubahan itu membuat sebagian orang shock berat. Pemutusan hubungan kerja atau PHK menjadi realitas yang diterima

Buku Sebagai Kado Terindah

Woks Jika ada teman atau saudara yang ulang tahun "kado" dan "traktiran" menjadi dua kata yang paling populer. Saat seseorang ketiban rezeki istilah syukuran pun berkonotasi pada traktiran entah diwujudkan dalam bentuk makan-makan atau hadiah toh semua muaranya satu asal kita senang. Padahal yang mentraktir belum tentu demikian. Kadang di sinilah keunikan masyarakat kita yang selalu ingin untung dalam sebuah peristiwa. Berbicara tentang kado atau hadiah tentu kita pernah punya pengalaman seputar ini. Anggap saja saat momen ulang tahun tiba secara tidak sadar ada saja yang memberikan hadiah atau sekadar ucapan selamat. Bahkan ada saja yang merawat tradisi primitif berupa surprise pelemparan telur busuk dan tepung saat ulang tahun. Saya sendiri tidak tahu banyak hal kapan sejarah kado dan perayaan ulang tahun dimulai. Yang jelas jika rujukanya Kanjeng Nabi Muhammad saw tentu di saat tiba tanggal kelahirannya, beliau akan berpuasa sebagai ungkapan syukur.

Rasulullah SAW Engkaulah Rinduku

Woks Seribu tahun lalu nama engkau bersinar antara masyriq dan maghrib Dunia yang gelap tetiba terang benderang Langit pun tak kuasa membendung bahagia Awan-awan pun berjingkrak menurunkan hujan Ya Rasulullah namamu harum semerbak mewangi Namamu sejuk meneduhkan di tengah gersangnya tanah gurun Engkaulah rindu duhai Muhammad ku Semakin lama tak bertemu Umatmu justru merindu Semakin jauh tak berjumpa Umatmu justru semakin cinta Engkaulah rinduku duhai Nabi ku Rasa rindu itu selalu menyeruak kepermukaan Sekalipun telah tertimbun dalam tanah Ia terbang bersama angan yang terbawa angin Ia semerbak bersama putik sari kembang kerinduan Sudah ku katakan Engkau rinduku duhai rasulku Kerinduan itu menitis lewat sabdamu Menjelma menjadi syair yang tersyiar lewat kalam kekasihmu Akhlak agungmu tersebar lewat sunnahmu Berlayar lewat sampan sahabat mu bermuara memeluk qolbu Bolehkah aku merindu mu Sholawat salam hanya untukmu wahai Muhammad ku Sang Nabi Pujaan Ya Rasulullah bulan lahirm

Sumpah Pemuda dan Semangat Maulid Nabi SAW

Woks Bulan Oktober tahun ini benar-benar sibuk dalam arus aktivitas peringatan hari-hari besar kita. Hari-hari tersebut dimulai dengan tanggal 1 diperingati sebagai kesaktian Pancasila, tanggal 5 lahirnya TNI, 10 kesehatan mental dunia, tanggal 22 hari santri dan hari ini 28 merupakan sumpah pemuda ditambah lagi bulan maulid menanti kita dalam penanggalan Hijriyah. Lengkaplah sudah momentum tersebut sebagai sarana kita belajar. Sebab dalam rangkaian momentum itu banyak sejarah dan inspirasi yang dapat kita petik hikmahnya. Kita mulai dengan sumpah pemuda sebagai tonggak sejarah di mana bangsa kita bisa merebut kemerdekaan. Tidak bisa dibayangkan jika tonggak sejarah ini tidak terjadi mungkin kemerdekaan bangsa kita tak terlahir. Tidak hanya itu melalui sumpah pemudalah kita sampai hari ini dipersatukan melalui bahasa Indonesia. Jika tidak ada bahasa Nasional itu bisa dibayangkan kita akan terus berseteru secara rasial untuk merebutkan siapa bahasanya yang cocok untuk bangs

Obrolan Seputar Gerak Juang Literasi

Woks Kopi mengepul hangatnya memeluk jiwa. Perdiskusianpun tiba dan kami pun saling menyapa. Malam itu warkop seketika berhenti sejenak mendengar diskusi kami yang syahdu. Membahas tentang buku, baca, sosial dan rindu. Semua bermuara pada suka, cinta dan kebermanfaatan. Di sinilah awal mula kisah bersuara. Bambu Pena begitulah nama sebuah paguyuban yang bergerak dalam bidang literasi, baca buku, diskusi dan sosial. Paguyuban bercorak edukasi dengan perpustakaan jalanan ini diinisiasi oleh para pemuda Haurgeulis terutama mereka yang menjajakan kaki ke kota Marmer untuk kuliah. Singkat cerita semua berjalan dengan kesederhanaan dan tentunya gegap gempita bahkan hingga saat ini. Membaca dan mencintai buku adalah ruh dari pergerakan paguyuban ini. Dengan modal semangat anak muda mereka mencoba merangkul peserta dari golongan anak hingga remaja. Jangan malu dengan buku merupakan tagline yang mereka bawa untuk menjadi roda yang mendorong pergerakan literasi itu secara masif. Hing

Membuka Tabir Kebahagiaan ala Prof Joko Subagiyo

                     (Foto: doc penulis) Woks Semua orang hidup pasti mendambakan kebahagiaan. Entah dalam hal apapun yang jelas kebahagiaan selalu dipersepsi dengan sesuatu yang materiil. Padahal bahagia bersifat luas dan bisa apa saja macamnya. Termasuk apa yang akan kita bahas tentang bahagia versi Prof Joko sebagai narasumber pada acara Majelis Dzikir al Azhaar (Majlaz).  Menurut Prof Joko kebahagiaan bukan selalu terkonotasikan dengan harta akan tetapi lebih dari itu. Bagi beliau pangkal kebahagiaan adalah terletak pada sikap. Sebab tanpa sikap mental yang baik orang sekaya apapun akan mudah menghabiskan hartanya dalam sekejap. Tapi dengan sikap yang berkarakter harta tersebut justru malah menjelma bantuan yang bermanfaat bagi orang lain. Kebermanfaatan adalah satu dari sekian kebahagiaan yang seharusnya kita ukir. Ibarat teori gelombang yang riaknya selalu di samping dan penyebabnya karena batu yang dilemparkan. Hal itu menggambarkan bahwa hal baik atau buruk akan dik

Bagaimana menjadi Seorang Perempuan

                (Sumber foto: Canva.com) Woks Menjadi perempuan sepertinya begitu melelahkan harus ini dan itu. Perempuan seperti mahluk kelas dua yang selalu berbenturan dengan banyak hal seperti agama, tradisi, budaya dan labelisasi yang menyertainya. Mereka seperti mahluk lemah (inferior) dan tidak bisa diandalkan sehingga era Jahiliyah banyak orang yang membunuh bayi perempuan karena anggapan aib. Saat Islam berkembang agama ini sangat menentang tradisi Jahiliyah yang mengakar itu termasuk mengikis perbudakan. Islam datang membawa angin segar dan sebagai juru selamat serta membawa ajaranya untuk memuliakan perempuan sebagaimana laki-laki dalam sebuah eksistensi mahluk yang berbudaya. Semakin berjalannya waktu kini wajah Islam ditafsiri menjadi agama yang ketat terhadap perempuan. Bagi sebagian orang menganggap bahwa Islam memberi aturan yang tidak sama dengan laki-laki, salah satunya dalam hal pembagian warisan, pembagian tugas, kesetaraan, aurat, hingga tampil di ruang

Belajar Asyik Lewat Zoomeeting Art

Oleh: Woko Utoro, S. Ag Hampir di penghujung tahun kita masih berjibaku melawan Covid-19. Virus yang telah mengubah keadaan dan tatanan menjadi new normal. Keadaan di mana kita dipaksa untuk beradaptasi dan bertransformasi memanfaatkan waktu dalam berbagai hal tak terkecuali pembelajaran dalam pendidikan formal. Sekolah, instansi atau lembaga apapun mengalami sedikit hambatan gerak dengan keadaan ini akan tetapi kehadiran teknologi bisa membantu meredakan keadaan walaupun tidak signifikan. Kita tahu pandemi ini memukul mundur tatanan dari tatap muka menjadi daring atau dalam jaringan. Pemanfaatan teknologi berupa software pembelajaran menjadi alternatif ketika anak hanya bisa beraktivitas dari rumah. Termasuk penunjang utama adalah kuota internet yang tak kalah pentingnya. Semua terintegrasi bersama antara siswa, guru dan orang tua di rumah sangat dibutuhkan. Walaupun beberapa kendala seperti susah sinyal, habis paketan dan cuaca buruk kita masih bisa memanfaatkan pembel

Santri Untuk Peradaban Dunia

Woks Pesantren Tempat Menempa Diri Jika ditanya jualan apa yang laku di pasaran pasti jawabanya adalah jual sesuatu yang sifatnya kekinian. Sesuatu itu dibutuhkan di era saat ini yaitu dengan corak modernitas. Lalu yang sudah lama agak sedikit terenyahkan. Yang lama itu bukan barang yang sudah tidak terpakai akan tetapi hanya kalah dengan merk, brand atau gaya marketing jika soal kualitas berani di adu. Begitulah santri dan pondok pesantren sebenarnya ia adalah lembaga antik dan unik. Ia bertahan di segala zaman bahkan hingga hari ini. Semakin berjalannya waktu pesantren bertransformasi tidak hanya mempertahankan gaya salafnya tapi juga menggandeng kemajuan zaman dengan corak dan basis teknologi yang tak kalah dari pendidikan formal. Saya tidak terlalu memusingkan jika pesantren disebut berubah, yang jelas pesantren masih tidak melupakan gaya khasnya seperti pengajaran kitab kuning, lalaran, nadzoman, syawir, roan, ziarah, tahlil, sholawat, bandongan, talaqqi, dan lainya.

Kiai dan Santri Nakalnya

               (Sumber foto: Yukepo.com) Woks Kita tentu pernah mendengar bahwa pesantren adalah bengkel tempat orang diperbaiki ilmu dan akhlaknya. Pesantren juga ibarat tukang servis yang memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak. Pernyataan itu memang tidak sepenuhnya salah. Memang selama ini salah satu fungsi pesantren adalah membina karakter santri menjadi manusia yang seutuhnya. Terlepas dari rekam jejaknya seperti apa. Inilah keunikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainya. Tapi tidak semua pesantren memberlakukan pondoknya laiknya rumah sakit yang menerima segala macam pasien atau santri. Melainkan pesantren tersebut memiliki spesialisasinya tersendiri seperti khusus quran, kitab, enterpreneur, agrobisnis, hingga teknologi. Jadi tidak semua pesantren bisa menerima santri dengan berbagai kalangan lebih lagi santri yang punya track record nakal. Tidak hanya di pesantren, di manapun tempatnya anak nakal itu pasti ada. Sebab tanpa mereka kehidupan kita tidak berw

Mengupas Kebahagiaan Personal

Woks Kita tahu pasti bahwa setiap orang memiliki subjektivitasnya untuk mengharap kebahagiaan. Ya, bahagia adalah kamus dasar yang sudah tertanam sejak lama di alam bawah sadar manusia. Ia adalah kata yang setiap orang mencarinya. Kebahagiaan adalah kondisi di mana manusia akan menggapainya secara alamiah. Entah bagaimana caranya bahagia menjadi hal utama dari sebuah pencarian. Paling panjang dalam waktu pencarian itu kebahagiaan akan bertabrakan dengan norma atau tidak? tergantung manusianya. Kita tahu ada ungkapan berbunyi "cari yang haram saja susah apalagi yang halal". Kata-kata tersebut mengandung satire namun terus populer hingga saat ini. Sehingga kita tahu hanyak orang terjebak dengan kebahagiaannya sendiri. Padahal kebahagiaan itu adalah kebahagiaan orang lain atau lebih tepatnya hasil konstruk lingkungan, fashion , budaya, style , gaya hidup dan faktor X yang lain. Jika dipaksa jujur pasti kebahagiaan kita tak jauh berbeda dengan apa yang kita telah tana

Merawat Pikiran dengan Temu Penulis

Woks Alhamdulillah dengan penuh kesyukuran Saya bisa mengikuti zoomeeting bersama beberapa Sahabat Pena Kita (SPK) semalam. Pak Ngainun Naim selaku fasilitator sekaligus pembina SPK Cabang Tulungagung saat dibukanya acara langsung memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan gagasan sekaligus keluh kesahnya seputar dunia tulisan dan perkembangan grup menulis ke depannya. Saya pun langsung memanfaatkan momen tersebut, padahal sebelumnya tidak ada persiapan apapun untuk disampaikan. Bahkan sesekali juga yang selalu dipikirkan adalah batrai dan paket internet yang hampir habis. Acara temu penulis yang tanpa jadwal alias sedikit dadakan tersebut menjadi menarik dilakukan terutama di tengah pandemi seperti saat ini. Tentu pertemuan terbatas itu setidaknya bertujuan untuk me refresh kembali semangat menghidupi dunia tulis melalui grup, termasuk juga memberi arah gerak, motivasi, dan menstabilkan mood menulis yang cenderung fluktuatif. Maka dari itu pertemuan seperti in

Apa Harus Ikut Menwa Supaya Perempuan Tidak Dilecehkan

       (Sumber foto: Saladea Rahmawati) Woks Kasus pelecehan seksual tiap tahun terus saja meningkat. Berbagaimacam cara termasuk memberi pemahaman melalui seminasi, advokasi dan rentetan tulisan sering diupayakan. Dari kalangan ahli, akademisi, hingga aktivis selalu menyuarakan tentang bahayanya pelecehan dan menyuarakan sanksi yang tegas. Berbagai ahli pun sering berkumpul membahas ini dan itu dalam sebuah diskusi. Tapi faktanya kejadian demikian masih saja terjadi bahkan korbanya di kalangan mahasiswa sekalipun. Selama ini kampus memang masih menjadi salah satu tempat tersubur dalam melahirkan kasus pelecehan dan ironisnya pelakunya adalah oknum akademik. Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perlindungan Perempuan bahwa pada tahun 2019 ada sekitar 4.898 kasus pelecehan seksual yang terjadi. Walaupun setiap tahun data tersebut terjadi fluktuasi akan tetapi kasus demi kasus ibarat bola salju tak bisa dihentikan. Faktornya tentu banyak hal termasuk konstruk masyarakat kita yang

Pandemi Kita: Merindu Gus Dur dan Sepakbola

                (Foto: Arista Mega Oktavia) Woks Di tengah pandemi yang tidak menentu kapan ujungnya Liga Inggris 2020/2021 sudah menentukan tanggal kick-off . Kompetisi bergengsi di Benua Biru itu dimulai pada 12 September 2020 dan berakhir pada 23 Mei 2021. Termasuk liga bergengsi lainya seperti liga Italia dan Spanyol. Kabar tersebut tentu membuat lega para fans diberbagai daerah di belahan dunia setelah lama tak ada kompetisi karena pandemi, walaupun mereka hanya bisa menyaksikan laga tim kesayangan lewat layar kaca. Akan tetapi bagaimana dengan fans bola di tanah air?  Kondisi kompetisi di tanah air masih belum bisa digulirkan. Padahal sebelumnya PSSI melalui PT LIB berencana memulai pertandingan lanjutan Liga 1 pada 1 Oktober 2020. Akan tetapi karena kondisi pandemi yang tak kunjung membaik keputusan tersebut akhirnya dicabut kembali. Hal itu diperkuat dengan tak adanya restu dari kepolisian sebagai pihak pengampu keamanan. Termasuk masih dikhawatirkannya klaster ba

Refleksi Hari Jadi Kabupaten Indramayu Ke-493

             (Sumber gambar: Canva.com) Woks Tidak terasa kota yang dijuluki kota mangga ini genap berusia 493 tahun sejak ditetapkan berdasarkan PERDA No. 2 tahun 1977 bahwa 7 Oktober 1527 adalah hari lahirnya sesuai dengan catatan artefak yang berkembang di masyarakat. Tahun 2020 ini hari jadi Kabupaten Indramayu mengangkat tema " Mari Ciptakan Kenyaman, Keamanan dan Kesejahteraan untuk Indramayu". Tema yang memang sesuai dengan keadaan saat ini, apalagi kita masih berjibaku dengan pandemi. Keadaan yang memang membutuhkan kerja bersama, kekompakan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Semua elemen masyarakat diharapkan masih terus berupaya sekuat tenaga agar kota ini baik-baik saja. Di usia hampir setengah milenium itu Indramayu telah melewati berbagaimacam rentetan peristiwa sejarah termasuk daftar PR yang belum terselesaikan. Pekerjaan yang banyak tersebut tak lain demi tujuan mensejahterakan masyarakat. Tanpa tujuan mulia demi rakyat, pro rakyat kepe