Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Etika dalam Islam dan Ilmu Pengetahuan

Woks Untuk kesekian kalinya perkuliahan kali ini begitu menarik plus menegangkan. Pasalnya sejak pembuka perkuliahan kita sudah disuguhi perdebatan dua tipologi mendidik yaitu mendahulukan adab atau ilmu. Dalam pepatah Arab terkenal dengan الادب فوق العلم atau العلم فوق الادب maka dari pepatah tersebut mana yang lebih populer. Ternyata pepatah yang mendahulukan ilmu tinimbang adab hanya sedikit saja orang menganut madzhab ini. Salah satunya tentu kita tahu Gus Baha penganut madzhab yang satu ini. Bagi Gus Baha orang jika tidak didasari ilmu mana mungkin akan mengerti tentang adab. Misalnya lagi anak yang belum tamyidz dipaksa untuk sopan seperti orang dewasa itu bodoh sekali. Sudah jelas anak di usia itu memang belum sempurna akalnya tidak bisa disamakan dengan orang dewasa apalagi dipaksa untuk sopan. Sopan itu akan terbentuk dengan tradisi yang berlaku. Selanjutnya madzhab kedua yaitu mendahulukan adab daripada ilmu yaitu bahwa buat apa orang berilmu tinggi akan tetapi tidak beradab

Indonesia Sudah Islami?

Woks Dalam satu kesempatan perkuliahan kami mendapat pencerahan lagi dari Prof Mujamil. Kali ini beliau menjelaskan betapa islaminya negeri kita ini. Saya lalu terbayang dengan kutipan dari Buya Syafi'i Ma'arif bahwa bagaimanapun ruwetnya Indonesia tetap cintailah. Karena mencintai Indonesia memang bagian dari hidup bukan paksaan. Prof Mujamil menjelaskan bahwa Indonesia itu walaupun bukan negara Islam akan tetapi dalam proses bersosialnya justru paling islami. Misalnya beliau menjelaskan di Arab itu jika ingin menikah sulitnya minta ampun. Pertama, di sana perempuan itu tidak seleluasa di sini. Di Arab perempuan itu geraknya sangat terbatas dan hampir sebagian hidupnya dihabiskan di dalam rumah. Kiai Said Aqil Siradj misalnya bercerita bahwa untuk membuang sampah saja perempuan dilarang keluar rumah akhirnya urusan sepele itu harus dikerjakan oleh kaum Adam ( pen ). Berbeda di sini (Indonesia) bahkan perempuan sudah terlibat dalam urusan lebih luas tidak hanya sekadar urusan d

Etika Mengkritik

Woks Mengkritik di alam demokrasi sangat diperkenankan sebagai catatan bagi penguasa dengan segala kebijakanya. Kritik biasanya dilontarkan kepada siapa saja khususnya bagi mereka yang tak pernah puas. Biasanya di pihak oposisi kritik merupakan senjata sekaligus cara menyampaikan aspirasi. Mungkin kita memiliki pengalaman mendapat kritik karena beberapa hal yang perlu dibenahi. Memang benar bahwa kritik memiliki dua sisi yaitu membangun sekaligus menjatuhkan. Akan tetapi yang perlu diperhatikan dalam kritik adalah etika yang berlaku. Di pesantren misalnya dengan tradisi syawir sering didapati santri yang berdebat, berbantah-bantahan hingga saling melontarkan kritik. Akan tetapi dalam koridor tertentu tradisi syawir atau ketika di forum bahtsul masail sangatlah biasa. Bahkan tanpa hal itu kegiatan tidak berjalan hidup. Akan tetapi perlu diperhatikan jika ingin menyampaikan kritik atau saran masukan seseorang perlu memperhatikan yaitu pertama , kritik dilontarkan dengan santun dan tidak

Membela Tulisan Membela Kemanusiaan

Woks Dalam percaturan arus sosial di masyarakat kita mengenal kritik. Kritik adalah sebuah penyampaian berkaitan dengan keberatan atau ketidaksetujuan perihal sesuatu. Kritik juga bisa berupa anulir akan ketikdaksepakatan. Penyampaian kritik bisa melalui media tulisan ataupun lisan. Kritik bisa bersifat membangun, menguatkan hingga menjatuhkan. Kritik menjatuhkan inilah bukan bagian dari sikap yang bijaksana. Maka dari itu perlu sikap arif dalam menyampaikan kritik tanda ketidaksepakatan tersebut. Salah satu kritik bisa disampaikan lewat media tulis. Kita pernah punya kisah seorang ulama mengkritik Sayyid Muhammad ketika beliau mengarang Kitab Mafahim Yajibu An Tushohah . Ulama tersebut menyebarkan famplet berisikan cemooh dan penyerangan terhadap karya dan pribadi Sayyid Muhammad. Akan tetapi dalam sejarah tersebut akhirnya Sayyid Muhammad justru menemui ulama yang mencemarkan namanya itu. Lalu di sanalah terjadi dialog yang menyebabkan si ulama tersebut meminta maaf akan perbuatanny

Tapak Jejak Keikhlasan

Woks Bicara ikhlas sangat mudah diucapkan tapi sangat sulit dipraktekkan. Begitulah pembuka awal dari KH. M. Mushoffa Hasan Pengasuh PPTQ Al Mubarokah Boro dalam pengajian Yanbu'a di SD Islam Al Azhaar Tulungagung beliau menjelaskan tentang makna ikhlas. Kata beliau ikhlas merupakan ruhnya ibadah, jika ibadah tidak didasari keikhlasan maka ibadah tersebut hanya ibarat jasad tanpa ruh. Maka dari itu jika seseorang diajak untuk mengaji atau melakukan sesuatu kebaikan niatkanlah dengan ikhlas. Jika tidak diniatkan ikhlas karena Allah amat disayangkan nantinya tak bernilai apapun padahal usaha kita sudah maksimal. Beliau juga menjelaskan bahwa buah dari keikhlasan adalah sebuah jejak yang luar biasa. Salah satu jejak dari keikhlasan di antaranya bisa dilihat dalam ritual ibadah haji. Kabah di Mekah merupakan monumen keikhlasan yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Di sana juga ada jejak keikhlasan Sayyidah Hajar ketika mencari air untuk Ismail hingga diabadikan dalam sa&

Amaliyah Santri Ketika di Masyarakat

Woks Ketika santri sudah berada di masyarakat mereka dituntut untuk mengamalkan ilmunya yang didapat selama mondok. Di pesantren santri mencari ilmu dengan di masyarakat mereka mengamalkannya. Inilah yang disebut ilmu dan amal beriringan. Dalam tulisan ini akan memuat amaliyah yang berkembang di masyarakat. Maka perlulah para santri mempelajarinya sebagai bekal hidup bermasyarakat. Amaliyah tersebut di antaranya: 1. Tawasulan Tawasulan adalah cara berwasilah untuk menggapai sesuatu. Misalnya orang berdoa menggunakan jalur-jalur tertentu atau menggunakan anak tangga itulah tawasul. Caranya adalah dengan menyebut nama Nabi Muhammad SAW, para keluarga sahabat, tabiin, ulama, kiai, guru orang tua hingga diri sendiri tujuannya tetap kepada Allah semata. Akan tetapi melalui para auliya tersebut kita berharap dapat sampai lebih cepat. 2. Yasinan Yasinan adalah amaliyah berupa membaca surah yasin. Membacanya biasanya di malam Jum'at atau ketika ada orang meninggal. Membaca yasin sudah sang

Wali Mastur : Emmeril Kahn Mumtadz?

Woks Anak sulung Kang Emil, Emmeril Kahn Mumtadz atau biasa disapa Eril telah dikebumikan di makam keluarga Cimaung Kabupaten Bandung. Saat pemberitaan mengabarkan ia tenggelam di sungai Aare Swiss, Eril langsung menjadi topik perbincangan. Siapa dia dan bagaimana sosoknya selalu menjadi pertanyaan warganet. Eril yang lahir di New York, lalu meninggal di Swiss dan dikebumikan di Bandung Indonesia merupakan kejadian yang sudah dalam garis takdirnya. Apalagi ia meninggal dalam keadaan tenggelam yang oleh sebagian ulama masuk kategori syahid akhirat. Eril memang anak gubernur akan tetapi popularitasnya tidak seperti artis, barulah ketika kemangkatanya pada 26 Mei 2022 orang menyadari bahwa ia memang sosok luar biasa. Di usianya yang ke-23 tahun kata Ridwan Kamil, Eril memang belum cukup untuk berkarya besar. Akan tetapi hal-hal kecil itulah satu persatu muncul ke permukaan. Segala hal baiknya terbuka seperti sengaja Allah hadirkan buat pelajaran bagi sesama kita. Eril kita tahu sosok yang

Kuliah Bersama Prof Mujamil Qomar Edisi Pengilmuan Islam

Woks Pada perkuliahan bersama Prof Mujamil kali ini saya harus mencatat ilmu yang didapat selama 2 jam tersebut. Pasalnya perkuliahan kali ini berbeda dengan sebelumnya yang memang banyak faktor. Menariknya perkuliahan kali ini adalah karena tema, penyampaian, pengetahuan baru dan pastinya sinyal sangat mendukung. Berbeda dengan sebelumnya yaitu banyak kendala seperti susah sinyal yang utama hingga menyebabkan suara tidak terdengar jelas padahal temanya sangat menarik yaitu Islamisasi ilmu. Salah satu motivasi utama teman-teman jika kuliah bersama Prof Mujamil adalah bertujuan agar beliau tertawa atau minimal tersenyum. Karena kita tahu bahwa guru besar yang satu ini terkenal sangat sulit untuk dibuat tertawa sebab keseriusan beliau dalam menjelaskan ilmu. Akan tetapi pada akhirnya kita bisa menaklukkan beliau. Pada perkuliahan pertama beliau berkomentar tentang kondisi kelas yang tidak aktif dan miskin pertanyaan. Wajar saja memang karena masyarakat kita sudah mentradisikan monolog da

Mauidhoh Hasanah KH. Abdul Kholiq di PPHS Srigading

Woks Pada Sabtu, 11 Juni 2022 kami santri PPHS berkesempatan menimba ilmu dari Abah KH. Abdul Kholiq Pengasuh PP. Mbah Dul Plosokandang Tulungagung. Beliau memberikan mauidhoh hasanah dalam rangka Haul Muassis PPHS yaitu Bapak H. Slamet bin Mbah Tarni. Seperti biasa beliau dalam tausihnya mengajak kepada jama'ah untuk berdizkir dan bershalawat bersama-sama. Dalam tausiahnya beliau berpesan agar santri, kiai atau siapapun untuk tidak meninggalkan shalat. Atau dalam bahasa beliau jika ingin selamat maka ikutilah tuntunan ajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW yaitu shalat. Beliau juga menjelaskan mengapa kita disunnahkan bertakbir atau mengangkat tangan ketika takbiratul ihram, rukuk, i'tidal, dan tasyahud awal karena takbir tersebut tanda penyatuan niat supaya shalat yang sejatinya menghadap Allah itu kuat dan tidak goyah. Beliau lalu menukil hadits Nabi Muhammad SAW, الصلاة عماد الدين فمن اقامها فقد اقام الدين ومن هدمها فقد هدم الدين. Bahwa orang yang meninggalkan shalat itu bera

Haul Muassis dan Sesepuh PP. Himmatus Salamah Srigading Tulungagung 2022

Woks Demikian ini adalah teks sambutan lengkap yang disampaikan oleh Mas Woko Utoro dalam rangka haul muassis dan sesepuh PP. Himmatus Salamah Srigading Tulungagung. Acara ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 11 Juni 2022 pukul 19:00 s/d selesai. السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمدلله و الصلاة و السلام على رسول الله محمد ابن عبدالله لا حول ولاقوة الا بالله أما بعد Yang sama-sama kita ta'dhimi Romo Kiai Sholeh dan keluarga selaku pengasuh PP. Himmatus Salamah Srigading Tulungagung. Yang kami hormati dzuriyah H. Slamet, khususnya Al-Mukarramah Ibu Hj. Wiwik sekeluarga. Yang kami hormati poro sesepuh yang telah berkenan hadir, khususnya Bapak H. Thoha, Bapak Imron, Bapak Sapuan dan semuanya. Tak lupa pula kepada lurah pondok, seluruh jamaah, para santri, para alumni, tamu undangan yang telah memenuhi undangan kami. Kami haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya, utamanya pondok-pondok sahabat se wilayah Plosokandang. Yang kami ta'dhimi Romo KH. Abdul Kholiq selaku pengasuh PP.

Mengapa Kiai Harus Punya Hewan Peliharaan ? bag 2

Woks Kemarin malam aku berkesempatan sowan untuk kedua kalinya ke ndalem KH. Abdul Kholiq yang ada di Plosokandang. Kebetulan di depan rumah beliau terdapat burung-burung yang bertengger di dalam sangkarnya selain itu beberapa ikan berenang dengan lihainya dalam akuarium. Aku langsung teringat untuk meneruskan cerita mengapa kiai harus memiliki hewan peliharaan edisi ke-2. Jika melihat banyak hewan peliharaan di sekitar rumah aku langsung teringat bahwa sebagian masyarakat kita masih percaya akan nilai-nilai magis hingga sering disebut klenik. Hewan peliharaan tentu kita tahu seperti ikan, burung perkutut hingga kucing diyakini sebagai pembawa hoki. Tapi bagi kiai tentu soal hoki bukan seperti kepercayaan orang Tionghoa melainkan memiliki prinsip tersendiri sesuai dengan ajaran Islam. Yang jelas hewan peliharaan tak lain dapat berfungsi memohonkan istighfar jika si tuannya memperlakukan dengan baik. Karena ada kisah di mana seorang perempuan dilaknat karena memperlakukan kucing pelihar

Belajar Kehilangan

Woks Kehilangan barangkali merupakan kondisi yang tidak diinginkan setiap orang. Karena kehilangan bagaimanapun juga pasti meninggalkan luka. Jangankan kehilangan seseorang yang dicintai, kehilangan uang saja susahnya minta ampun. Demikianlah yang seminggu terakhir ini media dibuat sesak dengan pemberitaan hilangnya putra Gubernur Jawa barat, Emmeril Khan Mumtadz alias Eril. Putra sulung Kang Emiel dan Bunda Atalia tersebut hilang sejak diketahui terseret arus deras sungai Aare di Bern Swiss. Hingga akhirnya di hari ke-7 pencarian Bunda Atalia mengaku ikhlas dan pasrah. Sejak awal mendengar kabar tersebut Kang Emiel sebagai ayah pun mencoba tegar. Ia berdiri kokoh untuk terus menyelesaikan tugasnya selama di Inggris. Di sinilah Kang Emiel menunjukan kapasitas sekaligus kematangan berpikir sebagai seorang negarawan. Bagi Kang Emiel anak adalah titipan yang diamanahkan Tuhan kepada kita. Lantas tak perlu risau dengan segala hal dan kemungkinan terjadi. Nampaknya pemikiran Kang Emiel ini

Perlukah Literasi Para Kiai?

Woks Gus Ulil merasa gamang dengan banyaknya para kiai yang tidak menulis. Kegamangan itu beliau tumpahkan melalui berbagai tulisanya baik di web maupun di sosial media Facebook. Bahasa Gus Ulil, kini para kiai malas untuk mencatat sumber-sumber agama yang kaya itu. Akibatnya dalil agama yang seharusnya otoritatif kini justru digantikan oleh adanya mesin pencari alias internet dengan sumber yang belum jelas. Tidak sepenuhnya salah apa yang diutarakan Gus Ulil berkaitan dengan minimnya kiai penulis. Jika dibandingkan dengan kiai zaman dulu (baca: ulama) tentu kiai saat ini sangatlah berbeda. Tidak hanya kiai, akademisi yang bercokol di kampus pun tak jauh berbeda. Prof. Mujamil Qomar guru besar UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung juga merasa prihatin dengan fenomena ini pasalnya menurut beliau terasa sangat ironis,"Kita minim pengetahuan di tengah surplus informasi di internet". Dari fenomena ini lantas apa upaya kita untuk merekonstruksi agar menulis menjadi budaya wajib t

Pod-Writes bersama Mas Muhammad Imam Ghozali: Inisiator & Penggerak Majelis Rasulullah SAW Korwil Tulungagung

Pod-writes kali ini edisi spesial yaitu pergerakan dan perjuangan pemuda di bidang keagamaan. Kita kedatangan tamu tak terduga dan penuh semangat yaitu Mas Imam Ghozali. Pria hangat dan sederhana ini berasal dari Jombang dan menginisiasi lahirnya majelis dzikir dan shalawat yaitu MR Tulungagung. Mari kita simak perbincangan seru nan inspiratif kami dan Mas Imam Ghozali di sini. Jurnalis TWI: Bisa dijelaskan Mas, apa sih MR itu? Mas Imam: MR adalah kepanjangan dari Majelis Rasulullah SAW. Majelis ini didirikan oleh Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musawa atas izin dari guru mulia Al Habib Umar bin Salim bin Hafidz bin Syeikh Abu Bakar bin Salim Tarim Hadramaut Yaman. Majelis ini bergerak di bidang shalawat memuji rasul, ta'lim dan dzikir. Tujuannya sederhana yaitu ingin menjadikan Indonesia secara umum sebagai negeri yang lidah rakyatnya basah dengan shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW. Jurnalis TWI: Bisa diceritakan kilas balik MR, mengapa ada di Tulungagung? Mas Imam: Sebenarny

Pendidikan Dulu, Kini dan Nanti

Woks Kemarin aku mampir ke sebuah kedai yang menjual es teller atau es sop buah. Di sana selain melihat pemandangan aku juga melihat si penjual meracik es-nya untuk para pelanggan. Ketika usai menghidangkan es itu padaku si penjual tersebut terlibat perbincangan seru dengan pelanggan lainnya. Aku pun lalu menyimaknya dengan saksama karena topik pembicaraannya adalah tentang pendidikan. Barangkali aku pun perlu mencatat diskusi tersebut karena topiknya pas dengan apa yang aku lakukan kini yaitu terlibat di dunia pendidikan. Sang bapak bercerita diawali dengan keheranannya karena output pendidikan saat ini begitu luar biasa. Apalagi saat ini jenjang pendidikan begitu variatif tentu jika dibandingkan dulu pendidikan masih tunggal yaitu hanya sekolah rakyat. Sang bapak pun memuji jika cucunya yang masih kecil sudah pandai membaca menulis bahkan mengoperasikan smartphone. Jika dibandingkan dengan eranya di masa lampau tentu sangat jauh berbeda. Biaya pendidikan masa kini tentu berbeda bahka

Mengenal Kitab Pesantren: Kitab Qudwatul Hasanah karya Sayyid Muhammad

Woks Fenomena kekinian banyak orang mendaku sebagai ustadz padahal secara keilmuan termasuk kategori belum mumpuni. Walaupun demikian mayoritas ustadz-ustadz tersebut berani menyampaikan ceramahnya ke sana-sini. Fenomena tersebut dalam dakwah sering disebut kucing menyebut diri singa. Orang yang merasa percaya diri padahal secara kemampuan sangat minim literasi. Perlulah sebelum menjadi pendakwah harus memiliki ilmu terlebih dahulu. Setelah itu kuasai medan dengan memahami retorika dakwah, etika, seni hingga saku untuk menghadapi kenyataan (baca: masyarakat). Salah satu buku saku wajib bagi para calon dai yaitu kitab karangan Sayyid Muhammad Al Qudwatul Hasanah fii Manhajidda'wah. Dari banyak karya Sayyid Muhammad yang perlu untuk dikaji di pesantren terkhusus santri jurusan dakwah adalah kitab Al Qudwatul Hasanah ini. Anda tentu tahu mualif kitab ini adalah ulama besar, pendekar Aswaja di tanah Haramain serta guru dari banyak ulama di Indonesia. Beliau tentu sangat mahir dan fah