Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Pesantren, Medsos dan Masa Depanya

Woks Berbincang mengenai pesantren kian hari memang semakin menarik. Karena saat ini kita tahu bahwa pesantren semakin bertransformasi mengikuti perkembangan zamanya. Kini pesantren sedang berada di dunia digitalisasi yang masif sehingga mau tidak mau adaptasi super cepat menjadi langkah utama yang dipilih lembaga pendidikan tertua ini. Sikap adaptif pesantren sejauh ini sangatlah baik. Kalangan santri sangat cepat merespon era medsos ini. Hal itu terbukti dengan terbukanya informasi serta kebijakan yang dikelola pengurus dan pengasuh pondok. Akibatnya kini informasi apapun sangatlah terbuka. Akan tetapi dengan kecanggihan teknologi pesantren juga bersiap untuk terkena dampaknya. Kita tentu tahu bahwa era medsos seperti saat ini informasi mengalir deras dan tak terbendung. Para santri dan kiai tentu harus lebih berhati-hati dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Lebih lagi kini setiap pesantren telah memiliki akun media sosialnya sendiri. Perlu diketahui bahwa di alam maya notabene yan

Keresahan Santri dan Pesantren

Woks Resepsi hari santri sudah berlangsung kemarin. Orang-orang di kalangan pesantren mengadakan serangkaian upacara, syukuran, hingga memasang bendera. Tak lupa pula medsos dibanjiri ucapan selamat, peringatan dan twibbon khas HSN 2021 itu. Acara perlombaan hingga aktivitas kesejarahan melalui seminasi juga tak kalah ambil bagian demi mengisi hari santri. Demikian hari santri dipahami sekaligus disalahpahami. Tidak semua orang merayakan hari santri karena bagi sebagian orang HSN hanya intrik politik belaka. Mereka lebih meyakini bahwa HSN adalah hari resolusi jihad maka dari itu hari santri masih milik sebelah tangan. Orang-orang masih menilai hari itu sebagai hal yang kontroversi sehingga tidak semua bisa menerima apalagi identitas kesantrian tersebut masih begitu abstrak. Berbeda dengan Gus Mus yang mengatakan bahwa siapa saja yang berakhlak seperti santri ia dapat disebut santri. Gus Mus tentu lebih bijak dalam mengartikan kesantrian. Beliau menekankan pada moral yang berlaku di m

Pentingnya Ilmu daripada Harta

Woks Kiai Sholeh bercerita dalam sebuah acara "Lailatus Shalawat" tentang betapa pentingnya ilmu. Suatu ketika Mbah Ma'ruf Kedunglo berkendara bersama khadamnya ke daerah Ngawi. Ketika sampai di tengah hutan mobil berhenti lantas beliau bertanya pada khadamnya ketika saat itu perut terasa keroncongan. " Kang aku takok, menurut mu penting ndi ilmu karo bondo?" "Yo penting bondo, mbah iso tuku sembarang-barang". "Yowes saiki aku pingin mangan pie jal?" "Yo angel to mbah, wong iki nek tengah alas". Lantas Mbah Ma'ruf pun berdo'a. Selepas berdo'a tiba-tiba datang seorang dari kejauhan dengan memberikan bantuan dan makanan. Lantas beliau pun bertanya pada khadamnya. " Pie kang saiki, penting ndi ilmu karo bondo?" "Yo ilmu Mbah. Tapi kan seje antara aku kro Mbah yai hmzz " Kisah selanjutnya pun dituturkan oleh Haji Toha, beliau adalah sesepuh dusun Srigading dan juga ketua takmir Masjid Riyadul Jannah. Suat

Mengenal Autisi Sejak Dini

Oleh Woko Utoro Kemarin hari Ahad, 17 Oktober 2021 kami mengikuti webinar bertemakan mendeteksi autisme sejak dini. Menurut narasumber yaitu dr. Rudy kita harus mengenal istilah baru untuk menyebut autisme, autis atau autisi seperti halnya diabetesi, audisi, praktisi, teknisi dll. Istilah autisi akan digunakan lebih jauh dalam tulisan ini. Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu, dr. Rudy menyebutnya gangguan nerobiologis berat. Perlu diingat bahwa autisi bukanlah gangguan jiwa. Hingga kini, penyebab autisi tidak diketahui secara pasti. Yang jelas menurut dr Rudy autisi justru semakin bertambah jumlahnya sejak tahun 1980. Maka dari itu keilmuan mengenai deteksi dini terhadap anak dengan autisi harus dimiliki oleh setiap orang utamanya guru yang mengelola anak berkebutuhan di kelasnya. Selama ini yang kita ketahui penyebab autisi pada anak ialah karena dunia pada umumnya t

Review Buku Dunia Tasawuf

Woks Buku Dunia Tasawuf (2016) ini merupakan kumpulan tulisan para cendekiawan beda generasi. Mereka merefleksikan gagasan mengenai mistisisme Islam dalam beragam artikel yang dikumpulkan melalui buku antologi ini. Editor dan penerbit merasa perlu untuk mengumpulkan tulisan mereka karena anggapan bahwa buah pemikiran para tokoh tentang tasawuf tersebut sangatlah berharga. Isi buku ini mengupas seputar sufi, tarekat, tasawuf, persinggungan dengan psikoanalisa, mengenal syariat, hakikat, ma'rifat hingga tasawuf al Qur'an tentang perkembangan jiwa manusia. Tokoh-tokoh yang sering kita akrabi seperti H.A.R. Gibb, Aboebakar Atjeh, Harun Nasution, Javad Nurbakhsh, Nurcholish Madjid, Ali Yafie, Djohan Effendi dan Abdul Aziz Dahlan menuliskan gagasan dengan lugas dan mudah dipahami. Untuk membedakan praktek kesufian dengan para salibis kata Gibb misalnya sederhana yaitu bahwa kalangan sufi juga mengenal pertapaan walaupun Islam umumnya adalah agama besar yang kompromi dengan ajaran du

Review Buku Embun Jiwa (Bikin Hidup Lebih Hidup)

Woks Seperti pohon yang merana dan kering di musim kemarau, jiwa pun bisa meranggas. Begitulah kiranya kalimat pembuka sekaligus mantra yang terdapat dalam buku ini. Membaca buku ini secara utuh percis menggambarkan judul utama yaitu seperti embun di tengah kegersangan jiwa. Meskipun setetes embun jika itu petuah sangatlah penting bagi jiwa yang kering. Buku dengan jenre motivasi dan pengembangan diri ini ditulis oleh Waidi seorang pakar NLP (Neuro Linguistic Programming). Buku ini mengajak kepada pembaca untuk menginterupsi waktu di tengah kesibukan yang mudah melupakan diri. Orang-orang justru mudah abai dengan hal-hal yang bersifat esensial. Mereka mudah lupa untuk tidak memperhatikan masalah hati, pikiran dan jiwa. Akibatnya jiwa menjadi lemas, hidup menjadi langka dan dangkal. Waidi sebagai ahli masalah pikiran menyuguhkan banyak judul tulisan untuk memprovokasi agar seseorang bisa produktif serta selalu berorientasi kepada titik Tuhan (god spot). Buku yang bertajuk "Break Ti

Keluarga Besar Kelas 2 SD Islam Al Azhaar Tulungagung Berkunjung ke Kampung Susu Dinasty

Woks Alhamdulillah, 25 Oktober 2021 tepat hari senin di penghujung bulan kelas 2 SD Islam Al Azhaar Tulungagung berkunjung ke wisata edukasi Kampung Susu Dinasty. Acara tersebut adalah tadabur alam mengenal lingkungan sekitar utamanya sapi dan olahannya. Sejak keberangkatan pukul 07:00 wib anak-anak diajak untuk berdoa bersama dan bertepuk semangat. Setelah itu Ustadzah Tuti selaku kepala sekolah langsung membuka sekaligus memberangkatkan peserta. Dengan penuh semangat peserta sejumlah 7 rombongan bus Elf tersebut berangkat dengan bersahaja. Sesampainya di sana anak-anak langsung diajak berpetualang untuk menjadi dokter bersama para kelinci, memberi makan kelinci dengan wortel, menanam pohon cabai dengan media poli bag, memberi makan sapi, memerah sapi hingga menikmati susu murni. Anak-anak juga diberi misi untuk menuliskan setiap kegiatan yang mereka temui dalam sebuah peta jalan. Wisata edukasi ini juga sangatlah menyenangkan karena fasilitas berupa taman, toilet dan mushola cukup me

Sholawat Yang Menyatukan

Woks Pandemi berangsur pergi, ini barangkali angin segar untuk semua orang di muka bumi salah satunya bagi para pecinta nabi. Ya, sholawatan kembali bergema dan tentunya majelis-majelis hadir kembali dengan gagahnya. Sound-sound turut serta dalam mengeraskan suara para munsid sholawat. Orang-orang lagi-lagi berdiri, menghormati sosok penuntun umat. Mahalul qiyam tak lupa disenandungkan, syair dan pujian tak pernah dilupakan. Barangkali demikianlah satu hari pasca pandemi berangsur pergi. Acara shalawat kembali diselenggarakan, orang-orang pun hadir dan menikmati. Salah satunya pondok kami yang menyelenggarakan "Lailatus Shalawat" atau malam di mana para pecinta shalawat berkumpul mereka di antaranya PPTQ al Hidayah, PP. Subulussalam, PP. al Husna, PP. Mbah Dul, dan tentunya PPHS sebagai tuan rumah. Sejak dulu bahkan hingga kini suara pelantun shalawat perempuan masih sanksi. Suara itu katanya membawa aurat dan tentunya melupakan yang seharusnya diingat, Tuhan. Tapi nyatanya s

Mengelola PUEBI Sebagai Dasar Keterampilan Menulis

Woks Keterampilan dalam mengelola kata dasar memang sangat penting bagi jurnalis. Kemampuan tersebut memang harus ter-upgrade karena seorang jurnalis akan bersinggungan dengan kata dan kalimat setiap saat. Membuat berita sebagai salah satu produk jurnalistik tentu sangat diperlukan dan memperhatikan kaidah kebahasaan. Maka dari itu ejaan yang disempurnakan dan mengelola PUEBI sangatlah penting. Berikut beberapa hal yang diperlukan dan diperhatikan dalam menyusun naskah dan berita. Pemaknaan huruf misalnya harus dipahami secara lebih rinci agar seorang jurnalis tidak salah dalam menempatkan suatu kata. Jangan sampai bahasa tulisan justru terkena pengarus typo dari bahasa tulis di media sosial. Maka dari itu makna huruf yang jika dirangkai menjadi kalimat agar memiliki arti tersendiri. Perlulah seseorang juga memahami pedoman transliterasi sebagai acuan dalam menyusun suatu kalimat yang baik. Mempelajari PUEBI yang dulunya hanya sekadar ejaan yang disempurnakan kini justru bertransform

Maulid Nabi & Hasrat Memberi

Woks Tiap tahun ketika maulid tiba hampir seluruh umat muslim dunia merayakan kelahiran sang penghulu alam. Setiap orang bergembira setiap alam berpuasa demi penghormati nabiNya. Bala bencana seakan berdiam diri tak menampakan suaranya. Maulid selalu ditunggu dan dinanti sejak lama. Semua orang masih setia dengan ajaranya. Setiap maulid tiba orang-orang berlomba. Acara demi acara diselenggarakan dengan gegap gempita. Syair-syair pujian dibacakan di mana-mana. Masjid mushola penuh sesak jamaah. Segala macam hiasanya dan pernak-perniknya mempercantik suasana. Jajanan dan anak tak boleh dilupa bahkan petasan tahun baru ikut bergema. Entah seberapa senangnya orang-orang di bulan kelahiran sang nabi itu. Yang jelas maulid adalah puncak dari bulan kerinduan. Faktor kerinduanlah barangkali merupakan daya dorong utama orang-orang memperingati hari lahir sang Baginda. Terutama di desa ragam ekspresi peringatan maulid sangatlah kaya. Orang-orang datang membawa takir, membawa jajanan, tumpeng, hi

Review Buku Makamkan Aku Di Tanah Tak Dikenal

Woks Membaca buku karya Budayawan Mohamad Sobary ini sangatlah menarik walaupun perlu sedikit berpikir, mengulang setiap bacaan agar paham. Setidaknya karya ini mewakili buku dengan gaya sedikit nyastra utamanya penggunaan frasa pada judul yang juga salah satu dari isi tulisan. Makamkan Aku Di Tanah Tak Dikenal adalah satu dari sekian karya Sobary yang menarik untuk dibaca. Pasalnya buku kumpulan esai-esai kebudayaan tersebut tak lain respon penulis terhadap perkembangan politik kala itu. Buku ini terdiri dari 4 bab utama yaitu berbicara tentang wajah manusia di tengah pembangunan, manusia dalam kemelut demokrasi, merawat dan mencipta tradisi, serta religiositas hidup sehari-hari. Tentunya yang paling menarik adalah esai yang menjabarkan judul utama buku. Mohamad Sobary dalam banyak esainya lebih menekankan pada kritik serta menyadarkan pada kita betapa rapuhnya diri ini. Kerapuhan tersebut tergambar dalam masyarakat yang hanya mengedepankan egosentris. Selain itu manusia rakus, demok

Pesantren Seni Merawat Surat

Woks Surat menyurat barangkali telah dikenal sejak lama. Dalam sejarah tentu kita pernah tahu ketika Nabi Sulaiman Alaihissalam mengajak memeluk agama tauhid kepada Ratu Balqis dengan media surat yang disampaikan via burung Hud-hud. Tidak hanya itu surat-surat Rasulullah kepada para penguasa saat itu pun tak luput menjadi perbincangan. Pasalnya saat itu surat menjadi media ampuh salah satunya manuver dakwah. Surat memang bagian tak terpisahkan dalam berkomunikasi dua arah. Kini teknologi merambah cepat dan surat menjelma elektronik, sekejap langsung sampai tujuan. Tapi di pesantren salaf seperti Lirboyo dan Ploso media menulis surat secara manual masih terjaga hingga kini. Kemarin ketika kami berkunjung ke Lirboyo tepatnya di pondok Al Baqoroh asuhan Bu Nyai Hannah di sana anak santri beberapa menitipkan surat kepada kami supaya disampaikan kepada yang bersangkutan.  Isi surat tersebut tentu bermacam-macam ada yang ditujukan untuk sahabat, saudara dan tentunya orang tua. Ada yang menu

Review Buku Atheis karya Achdiat Karta Raharja

Woks Atheis barangkali satu dari sekian buku tipe karya sastra lama yang terlaris dan selalu dibaca hingga kini. Buku dengan jenre roman ini berkisah tentang seorang Hasan yang sejak kecil selalu mendapat pendidikan keagamaan yang ketat dari orang tuanya. Hingga ia dewasa ajaran agama Islam sangat melekat kuat padanya bahkan ia turut pula dalam pergumulan tarekat. Singkat kisah karena pergolakan kehidupan salah satunya asmara di mana Hasan ditinggal kawin oleh Rukmini. Ruk begitu Hasan memanggilnya harus rela dikawin oleh lelaki Arab tua lagi rentenir yang ia sendiri tidak mencitainya. Akhirnya dalam perjalanan Hasan menemukan Rukmini dalam diri Kartini, teman yang ia temukan bersama Rusli dan Anwar. Di sinilah cerita dalam roman ini berlanjut di mana Hasan yang selama ini dipanggil kiai ingin sekali menginsyafkan mereka yang disinyalir sebagai orang modern berfaham Marxisme dan Leninisme. Alih-alih ingin mengajaknya insyaf justru Hasan malah tenggelam dalam proyeksi pikiran yang terny

Review Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Mark Manson

Woks Buku karya Mark Manson ini nampaknya ditulis dengan sangat jujur. Kejujuranya dalam menulis tentu salah satu keberhasilan pertama sekaligus mengapa karyanya selalu cetak ulang dan selalu dielu-elukan pembacanya. Baik membaca mulai dari judul versi asli atau terjemahan sama-sama mengandung unsur provokasi di mana pembaca di acak-acak pikiran dan emosinya untuk sangat penasaran terhadap tulisan Mark ini. Buku ini menarik karena membahas hal-hal yang jika diselami mirip dengan ajaran kesufian dalam tradisi esoteris Islam. Misalnya Mark mengajak agar pembaca fokus terhadap hal-hal penting dan tidak peduli dengan sesuatu yang justru tidak membuatnya maju. Dalam tradisi sufi ketidak terlalu pedulian tersebut dapat disebut zuhud, di mana orang-orang tidak terlalu berlebih-lebihan terhadap gemerlap dunia yang ilusif ini. Mark juga menyatakan bahwa manusia adalah mahluk yang peduli akan tetapi kepedulian tersebut dalam jumlah terbatas. Manusia juga selalu berpikir tentang sesuatu yang dija

Review Buku Meraih Derajat Ahli Ibadah

Woks Buku "Meraih Derajat Ahli Ibadah" merupakan salah satu karya terakhir Imam Abu Hamid al Ghazali yang versi aslinya yaitu Khulasatu Minhajul Abidin (menuju mukmin sejati). Buku ini diringkas (mukhtasor) dan diterjemahkan oleh ulama alim alamah yaitu KH. R. Abdullah bin Nuh yang juga pendiri perguruan Islam Al Ghazali bahkan beliau dijuluki Ghazalinya Indonesia pada zamannya. Buku yang bercorak tasawuf ini sejatinya upaya Imam Ghazali dalam mengurai makna ibadah yang sesungguhnya. Ia berharap agar ibadah kita selama ini dapat bernilai dan berkualitas. Buku yang ditulis dari ilham dan petunjuk Allah ini sengaja Al Ghazali hadirkan dalam rangka mengungkap rahasia. Kata Al Ghazali ibadah adalah jalan satu-satunya untuk bersua dengan Allah dan ini tidak boleh tidak. Bahkan Rasulullah bersabda bahwa, "jalan ke surga itu gawat dan mendaki sedangkan jalan ke neraka itu mudah dan rata". Nah untuk menuju ke sana tak lain dengan cara beribadah kepadaNya. Dalam buku ini Im

Review Buku Misykat Cahaya-cahaya Al Ghazali

Woks Membaca buku Misykat Cahaya-cahaya atau dalam versi aslinya Misykat al Anwar karya Hujjatul Islam Imam al Ghazali sangatlah menguras tenaga dan pikiran. Pasalnya sangat sulit memahami bahasa yang termuat pada setiap bait kalimat dalam karya ini. Maka pantas dalam seri tasawuf buku ini termasuk kategori masterpiece seperti halnya karya Ibnu Arabi' dan Al Jairi. Buku ini adalah karya Al Ghazali tentang tafsir surah An Nur ayat 35 yaitu upaya beliau dalam menjelaskan cahaya itu seperti apa. Menurut Al Ghazali yang selama ini kita pahami tentang cahaya ternyata masih keliru. Cahaya dipandang oleh orang awam, orang khusus dan lebih khusus tentu berbeda karena selama ini pandangan mata masih mengelabuhi. Kata Al Ghazali mata yang mampu menangkap cahaya adalah yang terdapat sifat kesempurnaan yaitu sering dinamakan ' aql (akal), ruh atau nafs (jiwa). Sehingga sampai kapanpun mata hanya dapat melihat sesuatu yang terlalu dekat atau jauh tetapi bagi akal dekat atau jauh tak ad

Review Buku Pendidikan Alternatif

Woks Buku berjudul "Pendidikan Alternatif" ini walaupun mungil tapi sangat berbobot. Pasalnya sangat penting ditelaah lebih jauh di era digitalisasi yang masif seperti saat ini. Buku ini menjelaskan kisah seorang Ahmad Bahruddin sang penggagas pendidikan murah tapi bermutu dan berkualitas. Ia menamakan lembaga pendidikannya dengan SLTP Qaryah Thayyibah. Awalnya Ahmad Bahruddin gusar dengan sistem pendidikan Nasional yang monoton hanya ditentukan dengan kurikulum yang justru membebani siswa. Lantas dari sanalah ia berpikir bagaimana ada pendidikan yang terjangkau oleh semua kalangan tapi tidak murahan. Maka Qaryah Thayyibah adalah jawaban atas kegundahan hati warga Kalibening Salatiga itu. Di leher Merbabu itu Bahruddin bersama kawan-kawannya merealisasikan mimpi dengan Qaryah Thayyibah tersebut. Di sekolah ini anak-anak mendapatkan pendidikan berbasis kebutuhan artinya sang guru hanya sebagai fasilitator dan sahabat bagi mereka. Semua hal dalam sistem pendidikan ini diserahka

Mengenal Komunitas Carengru

Woks Semakin sibuk semakin seru, barang kali demikian pepatah yang kini aku lakukan. Ya, kini aku semakin banyak mengikuti beragam komunitas yang ada di grup WhatsApp salah satunya adalah Carengru. Carengru adalah akronim dari "Membaca Bareng Seru". Komunitas ini didirikan oleh Vinda Nafilatuz Zahro atau biasa disapa Umi Vinda, manager Bunda Kiki Mama Bumbum dan admin Mba Ayu Wiranti. Menurut Umi Vinda Carengru berawal dari kesukaan beliau membaca akan tetapi suatu saat beliau mengalami kesepian dan tidak ada teman untuk sama-sama membaca. Akhirnya beliau menemukan ide untuk membuat satu grup berisi orang dengan minat yang sama yaitu membaca. Singkatnya kini beliau membaca bersama temannya dan hal itu yang mengilhami lahirnya Carengru bahkan hari ini membernya sudah banyak. Katanya tidak hanya sekedar menghatamkan bacaan akan tetapi juga bagaimana mampu memanajemen waktu dalam bacaan tersebut. Sesuai namanya Carengru memang sangat seru selain menyetorkan beberapa halaman dar

Indikator Keberadaban

Woks Orang-orang besar dilahirkan bukan dari kebesaran status dalam keluarga akan tetapi kegigihan dalam menggapai cita-cita. Mereka bahkan memiliki spirit ganda dalam memperjuangkan keinginan untuk menjadi manusia baik dan bermakna. Jika melihat dari banyaknya orang besar mereka punya resep jitu yang hampir semua orang melaluinya yaitu berguru. Berguru pada seorang guru dan tentunya buku. Orang-orang besar yang dimaksud adalah mereka yang telah merengkuh status atau gelar akademik tertinggi. Barangkali kebesaran mereka buka karena status materiil tersebut melainkan sesuai janji Allah bahwa mereka yang berilmu akan ditinggikan derajatnya. Kebesaran mereka tentu ditopang banyak hal tak lain salah satunya karena buku. Saya sempat beropini bahwa salah satu indikator keberadaban orang-orang besar tak lain karena kepemilikan buku. Banyaknya buku menjadi indikator keberadaan mereka. Bisa dihitung berapa buku para guru besar yang tertata rapih di rumahnya. Buku berjibun dalam rak perpustaka

Hikayat Ibu Jari

Woks Suatu hari dalam sebuah perdiskusian kita akan dapati buku Sapiens karya Yuval Noah Harari. Dalam buku tersebut terdapat gambar jempol pada bagian cover. Menariknya ketika di tanya pada presentator perihal gambar jempol itu ia sedikit bingung barangkali itu adalah bagian dari kehidupan tersendiri. Lantas saya menerka bahwa jempol tersebut adalah simbol awal sekaligus akhir kehidupan. Jempol atau ibu jari adalah jari yang melahirkan simbolisasi dan ragam makna. Simbolisasi tersebut seperti halnya kepemimpinan pada jari telunjuk, jari tengah tentang keseimbangan, jari manis tentang kesederhanaan dan jari kelingking tentang arti persaudaraan. Jari jemari tersebut jika bergabung menjadi satu tangan utuh yang tentu fungsinya lebih luas. Tangan bisa digunakan untuk berjabat, untuk menulis, memukul, menarik, mengangkat serta banyak lagi fungsi lainya. Tangan bahkan menjadi simbol kelemahan manusia sehingga mereka perlu menengadah mengangkat kedua tanganya ke hadirat Nya. Dari ibu jari l

Menjadi Tour Guide Dadakan

Woks Kemarin seorang teman dari Jawa barat datang ke Tulungagung bersama dengan adiknya. Katanya ia bertujuan untuk mengantar adiknya yang akan kuliah di Tulungagung dan satu lagi yaitu cari jodoh, eh tidak maksudnya ingin bertemu saya. Singkatnya ia saya jemput sekitar pukul 02 dinihari. Jam tersebut biasanya saya sudah terlelap akan tetapi karena tanggungjawab menerima tamu maka saya sigap dengan menjemputnya di stasiun Tulungagung. Setelah itu ia saya ajak ke rumah makan cobek sambal mbok Djilah. Salah satu rumah makan yang asyik untuk kantong mahasiswa karena konsep rumah makan tersebut perasmanan ambil nasi dan sambal sepuasnya. Setelahnya kami ngobrol ngalor ngidul sambil menyruput teh hangat melepas rindu. Maklum dua tahun lebih kita belum bertemu bahkan ketika saya pulkan di rumah pun demikian. Pagi tepat adzan shubuh berkumandang kami bergegas menuju kontrakan tempat dulu saya pernah mukim di sana. Kami istirahat sejenak di sana dan siangnya harus bertolak ke Blitar untuk mene