Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Tentang Jodoh

Woko Utoro Saya pernah iseng bertanya pada seorang guru tentang asmara dan perempuan. Pertanyaan saya adalah katanya di akhir zaman perbandingan perempuan dan laki-laki yaitu 1:4. Tapi dengan jumlah yang lebih banyak perempuan mengapa laki-laki sulit menemukan pasangannya. Seharusnya menurut logika tak kesulitan menemukannya. Usut punya usut pernyataan tersebut tidak bisa disamakan dengan logika berpikir matematik. Artinya perihal pasangan 1:4 itu adalah bersifat kuantitatif. Sedangkan perihal jodoh selalu berkaitan dengan kualitatif. Fakta di lapangan memang demikian kadang banyak hal tak masuk akal justru malah masuk akal. Ada perbedaan warna kulit, suku, bahasa atau minat serta passion tapi bisa berjodoh. Ada juga yang baru kenalan bisa melenggang ke pelaminan. Ada yang bertahun-tahun pacaran ternyata jodohnya bersama orang lain. Ada juga yang satu dengan lainnya cocok akan tetapi orang tuanya tidak merestui. Serta banyak lagi kisah serta pola jodoh yang berkembang di masyarakat. Ya

Rocky Gerung Bicara Nabi Muhammad SAW

Woko Utoro Jika kita berselancar di YouTube tepatnya pada channel Rocky Gerung ada satu sampai dua hal menarik yang diulas pakar pikiran itu. Tentu kita tidak asing dengan sosok yang satu ini utamanya ketika tampil di layar kaca. Bung Rocky sapaan akrabnya memang sosok yang kontroversial, tukang kritik, ahli retorika dan pastinya banyak akal. Sampai-sampai Bung Rocky itu dijuluki Presiden Akal Sehat. Salah satu hal menarik yang ia ulas adalah berkaitan dengan junjungan alam Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tentu sosok nabi panutan umat Islam tersebut menjadi menarik ketika Bung Rocky yang mengulasnya. Di mana kita tahu Bung Rocky adalah seorang Nasrani sekaligus memilih hidup menjomblo. Singkat kisah bagi Rocky Nabi Muhammad itu sosok yang revolusioner. Dia adalah manusia yang mampu menghapus kedunguan (jahiliyah), anti rasial dan mewujudkan keadilan sosial. Nabi Muhammad lebih memilih membangun jalan pikiran daripada jalan tol. Nabi Muhammad tidak membangun gedung-gedung bertingkat, ia lebi

Belajar Menulis dari Guru Besar UIN SATU Tulungagung

Woko Utoro Dalam hal menulis atau apapun saya selalu belajar dengan siapapun salah satunya kepada guru besar UIN SATU Tulungagung. Kendati beberapa di antara belum face to face soal menulis setidaknya kita bisa memetakan geliat literasi mereka. Saya menyebutnya bahwa tradisi menulis yang dibangun itu memiliki hierarki tersendiri. Jadi kita bisa belajar dari dasar sampai ke puncaknya. Pertama , saya belajar pada Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. Barangkali di fase inilah saya belajar lebih dari cara beliau menulis. Cara di mana menulis dari hal yang paling mendasar. Jika disebut level tentu Prof Naim adalah pondasi awal. Beliau memang terkenal mengajak dengan menulis sederhana dan membebaskan. Apa saja tulis dan tulislah terus. Intinya membiasakan menulis setiap hari. Bagi Prof Naim mengajak orang menulis itu tidak mudah. Karena tidak setiap orang mengerti arti penting dari tradisi menulis. Maka beliau dengan pendekatan psikologis memberikan trik agar menulis dari hal-hal yang sederhana se

Ngobrol Asyik bersama Mahasiswa IAT UIN SATU Tulungagung

Woko Utoro Sabtu, 23 September 2023 saya mendapat pengalaman menarik bersama mahasiswa Ilmu Al Qur'an dan Tafsir (IAT) UIN SATU Tulungagung. Jauh hari saya diundang untuk mengisi acara talk show kepenulisan bersama Mas Thoriqul Aziz. Tentu kesempatan tersebut saya maksimalkan sebagai sebuah proses belajar. Ketika datang ke tempat acara yaitu lantai 5 Aula Pascasarjana UIN SATU ternyata di sana luar biasa. Semua di luar dugaan saya dan panitia ternyata pesertanya hampir memenuhi seisi ruangan. Tidak hanya itu semangat peserta juga perlu diapresiasi. Acara tersebut adalah bagian dari pembukaan semarak tafsir tahun 2023 sekaligus membawa tema "Berliterasi dan Menulis dengan Gembira". Pada sesi awal Mas Thoriq menjelaskan literasi dan turunanya. Mas Thoriq menjelaskan panjang lebar bagaimana literasi bekerja ke setiap sendi kehidupan. Singkat kata bahwa banyak tokoh tafsir seperti KH Sholeh Darat, KH Bisri Mustofa, Prof Hasbie, Buya Hamka, hingga Prof Quraish Shihab adalah so

Jangan Kehabisan Bensin Menulis

Woko Utoro Kita pernah mogok di jalan dalam berkendara. Barangkali kisah mogok di jalan hampir tiap orang mengalaminya. Mungkin sudah tidak terhitung berapa jumlahnya. Yang jelas problem berkendara tidak akan jauh dengan kehabisan bensin, ban bocor, mesin rusak hingga kena tilang. Dalam hal menulis juga hampir mirip seperti berkendara. Seorang penulis pasti memiliki pengalaman terkait mogok atau sering ditemui yaitu stug, mandeg jegrek, sampai absen lama tidak menulis. Faktor mengapa tidak menulis bisa saja malas mengantui, kesibukan, kehabisan ide, disorientasi hingga kehilangan motivasi. Kesemua faktor tersebut saya sebut sebagai kehabisan bensin atau bahan bakar. Lantas bagaimana dengan sakit? Sakit itu sudah berbeda konteks. Nyatanya banyak orang sakit atau bahkan disabilitas masih sempat untuk menulis. Jadi benar banyak tutor menyebutkan bahwa menulis itu tidak ada alasan. Justru alasan utama menulis adalah soal pengelolaan baik waktu, motivasi maupun kemauan. Demikianlah menulis,

Menjadi Blogger Menjadi Kaya

Woko Utoro Walau kadang baik di pondok maupun di kost kami selalu guyonan tentang ke-kere-an. Hidup kere memang kadang perlu ditertawakan. Akan tetapi secara hakikat saya selalu merasa paling kaya. Mengapa bisa se-pede itu? jawabannya sederhana karena saya menulis. Ya dengan menulis saya merasa paling kaya dan jauh dari kata miskin. Mungkin faktanya miskin harta tapi soal pengetahuan saya selalu membaginya lewat tulisan. Salah satu cara untuk membagi tulisan adalah dengan mempostingnya di medsos atau blog. Kebetulan saya memiliki akun blog sejak 2015 dan baru diisi kisaran 4 tahun terakhir. Apakah dengan waktu tersebut saya sudah kaya. Mungkin lagi-lagi harus diakui jika soal harta berupa uang saya belum mengenggamnya. Tapi lagi-lagi soal pengetahuan bolehlah sedikit sudah saya dapatkan. Soal menulis di blog saya ingin berkisah tentang salah satu orang yang kini menjadi kaya. Semua karena wasilah menulis dan nge-blog. Dia adalah Omjay atau Dr. Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. Jika kita sel

Maulidan bersama PG TPQ Kortan Kauman

Woko Utoro Saya senang bisa mengikuti rutinan Ahad legi bersama persatuan guru TPQ Kortan Kauman. Seperti biasa saya hadir bersama teman atas delegasi dari Ibu Nyai Roudhoh. Beliau ibu kami sekaligus pengasuh TPQ Raudlatul Athfal Mojosari. Acara kali ini selain pertemuan rutin juga dilaksanakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tepat di 2 Rabiul Awal. Acara kali ini sederhana namun meriah. Setelah pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Subbanul Wathan dilanjutkan dengan Mars TPQ an Nahdliyah. Setelah itu sambutan, mauidhoh hasanah, srakalan dan ditutup doa. Dalam mauidhoh hasanah Kiai Mualif menjelaskan tentang peristiwa agung kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beliau menyenandungkan sebuah syair : راحت الأطيار تشدو فی ليالی المولد وبريق النور يبدو من معانی أحمد Kata beliau syair tersebut berisi kicau-kicau burung yang girang gembira karena mendengar manusia agung lahir. Saking gembiranya burung-burung tersebut tak mau berhenti berkicau. Burung saja sedemikian gembiranya sehar

Tentang Rumah

Woko Utoro Beberapa waktu lalu kami diundang teman senior dalam acara tasyakuran rumah. Ketika bicara tentang rumah ingatanku melayang jauh. Selain ingat akan rumah di kampung halaman aku juga ingat betapa rumah itu memiliki pelajaran hidup yang berharga. Termasuk mengapa ketika rumah siap huni perlu untuk disyukuri. Pertama , ingatan rumah berasal dari kata al bayt, bayti, ahlu bait. Dari kata tersebut kita belajar dari bagian tak terpisahkan dengan rumah. KH Taufiq Damas mengatakan melalui berbagai sumber bahwa ahlu bait yang berarti ahli rumah bisa di artikan ke dalam 3 golongan. Ketiga golongan tersebut berarti bagian dari ketersambungan dengan keluarga Bani Hasyim, atau sampai Bani Ghalib dan atau dari keluarga Nabi Muhammad SAW dan istri beliau. Yang menarik adalah terakhir yaitu mereka yang mengikuti Nabi juga bisa disebut ahlu bait. Kedua , ingatan rumah adalah bagian tak terpisahkan dengan kebutuhan papan. Setelah orang berpikir tentang kebutuhan sandang dan pangan maka rumah

Tentang Ibu

Sampai kapanpun aku anak ibu di mana ASI nya mengalir dalam nadi ku menjelma darah, mengeraskan tulang Ketika aku pergi jauh kasih sayangnya mengikat ku otak yang sering mendidih tetiba sejuk karena ingat nasihatnya hati yang mudah rapuh tetiba sekuat baja karena bening doanya Ibu, kata Dzawawi adalah gua pertapaan ku sejauh apapun anak mu terbang akan hinggap juga di telaga sukma mu Ibu jika pun aku seorang nabi aku tetaplah anak mu. Srigading, penghujung Safar 1445

Risalah Waktu

Woko Utoro "Waktu itu seperti kanak-kanak tidak bisa diatur. Mereka selalu berlarian ke sana kemari. Waktu tak mau beranjak dan tak segera mandi". Lewat sajak sederhana itu tiba-tiba guru kami Ustadz Nuryani menyampaikan pendapatnya. Beliau menulis, " Waktu itu penuh warna. Pagi kuning, sorenya sudah menghitam. Malam kadang terang, siang begitu penuh awan gelap. Hati-hati dengan waktu. Jagalah ia, agar tak tertatih saat melangkah ". Begitulah waktu, Ia nakal. Jika tak memanfaatkan waktu maka seseorang bisa dilumatnya. Atau waktu ibarat pedang jika tak pandai menggunakannya maka akan tersayat. Bicara waktu memang menarik. Karena waktu akan berkaitan dengan kesempatan. Dalam konteks kita saat ini tentu soal kesempatan hidup dan akan menuju kematian. Waktu memang memiliki relasi dengan mahluk sebagai subjek sosial di muka bumi. Sedangkan Allah itu sendiri adalah sang waktu, maha waktu. Saking pentingnya waktu sampai-sampai Dia yang maha perkasa bersumpah atas nama wakt

Belajar Rendah Hati

Woko Utoro Salah satu output pendidikan pesantren adalah menjadikan santri bersikap rendah hati. Satu dari lima dari syarat berhasilnya menimba ilmu ala Kitab Ta'lim Mutaalim yaitu rendah hati atau tawadhu. Sikap inilah yang akhir-akhir ini harus terus diingatkan kembali terutama pada santri baru. Karena sikap rendah hati sangat penting bagi kehidupan. Lawan dari rendah hati adalah angkuh atau sombong, gumede, besar kepala. Di pesantren sikap rendah hati adalah yang utama. Bagi penimba ilmu tanpa rendah hati tak akan berhasil. Ilmu menjadi sulit dimengerti dan tertolak. Karena ilmu akan memasuki ruang hati yang luas jauh dari iri dengki. Ilmu adalah cahaya sekaligus menjelma futuh bagi penimba yang hatinya bersih. Maka hadits kebersihan sebagian dari iman dimaknai tidak hanya jasadi, maknawi tapi esensi dan rohani. Sehingga dari itu santri memahami bahwa sebelum ilmu masuki ruang mereka perlu mempersiapkan wadahnya yaitu hati. Pesantren sejak lama sudah menekankan pada para santri

Kaleidoskop Magis(ter)

Woko Utoro Tidak terbayangkan saya bisa di titik ini. Menyelesaikan program magister Studi Islam selama 4 semester atau genap 2 tahun. Bahkan bayangan akan lulus tepat waktu hampir saja kabur karena di waktu injury time saya berpikir untuk menyerah. Tapi semua tidak terjadi dan saya bersyukur atas nikmat Allah ini. Lewat catatan kecil ini saya akan mengingat proses kuliah S-2 tersebut walaupun nampak sederhana. Pertama , ketika awal masuk perkuliahan di tahun 2020 di mana saat itu sisa-sisa pandemi masih ada. Hampir full perkuliahan kami dilakukan dengan online dan pertemuan tatap muka bisa dihitung jari. Saya sangat ingat betapa harus bolak-balik warkop demi kuliah karena jantung perkuliahan ada pada wifi. Singkat kisah, perkuliahan online yang mengandalkan wifi warkop itu saya lalui dengan baik. Walaupun kadang saya tertidur di depan camera perkuliahan. Yang jelas semua saya jalani dengan tanpa hambatan berarti cuma mata saja terasa begitu perih. Kedua , tak terasa sudah semester 3

Sarasehan TPT 2023

Woko Utoro Acara sarasehan alumni Tasawuf Psikoterapi UIN SATU Tulungagung kembali digelar. Tahun berganti tahun alhamdulillah kita masih bisa bertemu dalam acara tersebut. Ya, Tasawuf Psikoterapi Training (TPT) merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh HMPS TP. Agenda tersebut dalam rangka menyambut mahasiswa baru jurusan TP untuk lebih mengenal program studinya. Salah satu dari mata agenda di acara tersebut adalah sarasehan alumni. Sarasehan adalah kegiatan di mana para alumni bisa menyapa secara langsung dengan mahasiswa baru. Ibarat kata sarasehan adalah wadah kecil untuk alumni dapat melaksanakan reuni. Di tengah kesibukan kerja dan mengurus keluarga barangkali sarasehan merupakan cara healing para alumni terhadap almamaternya. Kami bersyukur tentunya karena tahun ini TPT dihadiri oleh alumni tahun 2014-2020. Sebuah momen langka sekaligus mahal harganya. TPT tahun 2023 ini bertempat di Swaloh Resort Pagerwojo atau sekitar 4 KM dari pusat kota Tulungagung. Acara sarasehan dila

Serpihan Kenangan

Woko Utoro Baru saja membangun kenangan dengan megah. Lalu sejenak perpisahan meruntuhkannya. Sedangkan waktu terpelanting tak mau kembali. Kami pun sibuk memungut kenangan yang tercecer itu. Setelah mencoba untuk berusaha membangunnya kembali dalam kenangan yang lain. Alangkah malangnya para pejalan. Telah menunggu lama traffic light berlampu hijau. Setelah lampu hijau tiba para pengendara berlarian menuju kenangannya masing-masing. Satu-satunya kenangan yang wajib dikenang adalah membisu bersama mu. Diam dalam balutan misteri, berkata yang tak dapat diterjemahkan atau senyum mengandung tanya. Distrik Srigading, 8/9/23

Rutinan MR Mushola Syeikh Basyaruddin

Woko Utoro Pada malam Jum'at kemarin saya berkesempatan mengikuti rutinan majelis Rasulullah Tulungagung atau biasa dikenal dengan MR. Majelis yang diketuai Mas Imam Ghozali tersebut memang memiliki rutinan setiap malam Jum'at di kompleks Makam Srigading Kauman. Dulu ketika awal mula ikut rutinan MR tahun 2015 masih dihadiri segelintir orang tapi kini perkembangan sudah luar biasa. MR memang sudah punya nama terlebih ketika pemimpin mereka Habib Mundzir Fuad Al Musawa wafat sehingga menambah kecintaan pada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Karena wasiat pendiri MR yaitu agar majelis ini dirawat dengan baik. Akhirnya kini di tiap daerah MR berkembang pesat misalnya Jawa Barat diasuh oleh Habib Quraish Baharun, Jawa Timur Habib Idrus bin Muhammad Alaydrus dll. Sedangkan di masing-masing kabupaten juga ada salah satunya Tulungagung yaitu diketuai oleh Mas Imam Ghozali. Singkat kata rutinan MR ini telah menghadirkan banyak pendakwah di antaranya Habib Abdurrahman Al Bayti, Ustadz Nanang Q

Formasik12 Bersholawat

Woko Utoro Pada hari Sabtu lalu saya berkesempatan hadir dalam acara Formasik Bersholawat. Peringatan 12 tahun Forum Mahasiswa Bidikmisi dan KIP kuliah tersebut mengadakan acara puncak yaitu sholawatan bersama Hadrah Pusat Sabilu Taubah. Kebetulan saya dan Yusup datang sebagai perwakilan angkatan 5. Suasana yang panas tidak membuat para jamaah surut. Justru ketika Hadrah Pusat Sabilu Taubah memulai aksinya banyak para jamaah putri terpukau. Belum lagi aksi para pengibar bendera mengalihkan perhatian. Mereka duduk dibelakang dekat selokan kecil tapi tetap semangat bersholawat. Kami para tamu juga dibuat khusyuk dengan penampilan Danu, Badol, dan Gus Farid dkk lewat lantunan merdu suaranya. Singkat kisah setelah sambutan ketua Formasik dan Dr Darin Alif Mualifin acara dilanjutkan dengan mauidhoh hasanah yaitu Dr Teguh Ridwan. Dalam mauidhoh hasanah Dr Teguh menyampaikan dua hal yaitu orientasi hidup pada barokah dan khusnul khatimah. Kata Pak Teguh hidup barokah itu sangat penting. Karen

Mencari Faktor X

Woko Utoro Dalam yudisium FUAD 7 September 2023 kemarin ada poin menarik yang disampaikan oleh Prof Dr Mas'ud Said, P.hD. tentang mencari faktor X untuk modal sukses. Apakah faktor X tersebut? melalui catatan sederhana ini saya akan menuliskannya khusus untuk anda. Faktor X tersebut sebenarnya ada di sekitar kita dan sering tidak disadari. Sebelum membahas faktor X tersebut beberapa hari ini dalam yudisium berbagai fakultas selalu menyinggung attitude sebagai modal utama para wisudawan. Misalnya Dr Dede Nurrohman, dekan FEBI berpesan agar mahasiswa mampu birrul walidain dan menjadi pribadi yang baik. Karena kepribadian yang baik adalah bangunan citra diri sekaligus marketing alami. Dr Rizqon Khammami juga demikian dalam sambutannya bahwa yang utama adalah akhlaknya. Bahkan Prof Arif Maftukhin beberapa bulan lalu juga mengatakan hal yang sama bahwa etika paling utama. Sama halnya dengan Prof Mas'ud Said kemarin bahwa mahasiswa harus memiliki moralitas yang bagus. Beliau mengisti

Catatan Yudisium Pascasarjana ke-28 UIN SATU Tulungagung

Woko Utoro Tidak terasa perjalanan 2 tahun kuliah magister akan berakhir. Kemarin saya berkesempatan mengikuti yudisium ke-28 atau wisuda ke-37. Rasanya setengah tidak percaya tapi inilah kenyataan. Bahkan saya dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik di jurusan Studi Islam dengan IPK 3,85. Inilah yang sebenarnya membuat saya berat sekaligus selalu dihindari. Entah seperti apa bagi saya acara seremonial selalu membuat minder. Tapi apalah daya semua harus disyukuri dan mungkin shql itu sebagai modal menatap masa depan. Singkat nya saya hanya ingin menulis beberapa poin penting hasil yudisium kemarin. Pertama, Pak Rektor Maftukhin memberikan gambaran pada lulusan magister maupun doktoral bahwa kita harus memiliki kemampuan dalam bidang Writing, Reading, Listening, Speaking atau salah satunya. Karena keahlian tersebut akan membuat kita menjadi, spesialis hingga sub spesialis. Beliau lalu membaca surah Al Kahfi (109) : قُل لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ ق

Si Bawank Akhirnya Pulang

Woko Utoro Namanya Anwar Husein Ashari atau saya memanggilnya si Bawank. Panggilan tersebut tak bermaksud merendahkan melainkan bentuk kesayangan. Jarang ada orang yang saya beri nama panggilan tersebut tak lain karena jarak kami begitu dekat. Tapi sebenarnya si Bawank sendiri memiliki nama penanya sendiri yaitu Rawna Huen yang saya sendiri tak tau artinya. Si Bawank adalah salah satu mahasiswa dari Indramayu yang merantau ke Kota Marmer Tulungagung. Ia mengambil jurusan Ilmu Perpustakaan & Informasi Islam. Jurusan yang menurut saya berani dan memang sepertinya cocok buatnya. Ia memutuskan merantau juga malah lebih berani lagi. Karena keputusan itu tentu tidak semua bisa diambil oleh teman seusianya. Singkat kisah kini perjalanan itu justru telah berakhir. Si Bawank baru saja menamatkan strata satunya. Saya tentu tidak mengenalnya terutama ketika periode awal mukim di kost/kontrakan komunitas. Setelah periode dua ia memutuskan mondok dan di sanalah ia satu atap dengan saya. Selama

Serpihan Sore Itu 2

Woko Utoro Seperti biasa sore itu aku keluar untuk sekadar mencari angin segar. Perjalanan kali ini yaitu Cod dengan tukang kaos yang sudah dipesan 4 hari lalu. Dalam perjalanan tersebut pemandangan sore sudah tersaji dengan rapi. Di sanalah aku juga berpikir tentang hal-hal yang ku resahkan beberapa hari lalu. Sepanjang jalan itu lalu lalang mahasiswa trendi dan mahasiswa modis mewarnai sore. Tak lupa pula sore menjelang magrib jalanan ramai. Kereta dari arah timur juga nampak melintas. Tak ada yang lebih setia dari rumah gubuknya daripada penjaga palang pintu. Juga tak ada yang lebih tabah dari mahasiswa yang rela antri demi sebungkus nasi plus lauk pauknya. Atau tak ada yang lebih sibuk dari penjual lauk pauk serta penjual pentol dari serbuan pelanggan setia. Sore itu memang indah dan nampak bersemi. Di sore yang tenang itu aku melihat kembali sepasang kekasih yang berduaan di teras bawah gerbang masjid. Ku lihat sepasang kekasih itu saling menatap satu sama lain di antara pengendar

Menjadi Juri Lomba Esai

Woko Utoro Untuk ke sekian kalinya saya didaulat untuk menjadi juri esai. Rasanya tentu menyenangkan dan pastinya menambah pengalaman. Kali ini pelaksanaan lomba esai diselenggarakan oleh Forum Mahasiswa Bidikmisi/KIP Kuliah. Dalam rangka milad ke-12 FMB KIP memasukkan lomba esai sebagai salah satu rangkaian kegiatan. Tahun lalu acara lomba esai hanya diikuti oleh 4 peserta dan tahun ini lebih dari 20 peserta. Saya bersama dewan juri lain yaitu Bu Rahmawati Mulyaningtyas dan Pak Arista Nur Rizki tentu mengurasi karya-karya yang keren. Tema yang diambil peserta pun tentu beragam seperti politik, ekonomi, teknologi, dan pendidikan. Tentu peningkatan kuantitas peserta harus disambut baik dan semoga saja mendatang akan lebih banyak dan baik lagi. Akan tetapi sangat disayangkan dari 20 lebih peserta tersebut kualitas tulisannya masih jauh dari harapan. Adapun kriteria penilaian pada peserta lomba esai meliputi ide atau gagasan, kesesuaian tema, kepenulisan, dan argumentasi. Sayangnya dari k

Serpihan Sore Itu

Woko Utoro Sore menjelang magrib anak-anak muda menyebutnya senja. Transisi atau peralihan antara siang dan malam yang selalu menyuguhkan keindahan. Aku berjalan melaju dengan motor Astrea yang kecepatannya sederhana. Ku lihat sepanjang jalan drama kehidupan tersaji begitu alami. Di sanalah akhirnya tangan-tangan mungil tak kuasa untuk segera mencatatnya. Pertama, aku melihat sepasang kekasih sedang berseteru di depan teras masjid. Nampaknya satu di antara mereka menangis dan pasangan lelakinya sibuk meredam air mata. Entah apa yang membuat gadis kekasih itu menangis. Bahkan rasanya si lelaki begitu susah melihat tangisan itu semakin tak terbendung padahal beberapa menit kumandang adzan magrib segera terdengar. Demikianlah kisah sepasang kekasih. Memang di momen seperti itu tak ada yang lebih khawatir daripada resahnya Qais pada Laila. Bahkan jika resahnya Laila dapat dipikul oleh si Majnun tentu ia akan melakukannya. Sungguh tak ada hal lebih nikmat dari mengorbankan sesuatu untuk yan

Inspirasi Menulis ala Tere Liye

Woko Utoro Siapa yang tak kenal dengan Tere Liye. Seorang novelis yang produktif itu jarang orang tidak mengenalinya. Terlebih melewatkan karya-karya Tere Liye merupakan sebuah kerugian. Karya-karya seperti Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Negeri Para Bedebah, Bumi, Pulang, Rindu, Bulan, Matahari, Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Tentang Kamu dll adalah bukti bahwa penulis bernama Darwis itu sosok yang produktif. Menurut beberapa sumber Tere Liye tidak kurang telah menerbitkan 50 judul buku. Yang beberapa karyanya tentu sudah diangkat ke layar lebar. Dari sanalah akhirnya orang merasa perlu untuk mengundangnya untuk berkisah seputar proses kreatif dalam menulis. Orang merasa perlu mendengarkan langsung apa dan bagaimana caranya menulis sehingga mampu produktif. Memang benar bahwa rasanya setiap orang bisa saja menjadi penulis tapi tidak semua orang mampu produktif. Di beberapa kesempatan secara pribadi saya pernah mendengar alasan sekaligus tips mengapa Tere Liye menuli