Woko Utoro
Jika kita berselancar di YouTube tepatnya pada channel Rocky Gerung ada satu sampai dua hal menarik yang diulas pakar pikiran itu. Tentu kita tidak asing dengan sosok yang satu ini utamanya ketika tampil di layar kaca. Bung Rocky sapaan akrabnya memang sosok yang kontroversial, tukang kritik, ahli retorika dan pastinya banyak akal. Sampai-sampai Bung Rocky itu dijuluki Presiden Akal Sehat. Salah satu hal menarik yang ia ulas adalah berkaitan dengan junjungan alam Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Tentu sosok nabi panutan umat Islam tersebut menjadi menarik ketika Bung Rocky yang mengulasnya. Di mana kita tahu Bung Rocky adalah seorang Nasrani sekaligus memilih hidup menjomblo. Singkat kisah bagi Rocky Nabi Muhammad itu sosok yang revolusioner. Dia adalah manusia yang mampu menghapus kedunguan (jahiliyah), anti rasial dan mewujudkan keadilan sosial. Nabi Muhammad lebih memilih membangun jalan pikiran daripada jalan tol. Nabi Muhammad tidak membangun gedung-gedung bertingkat, ia lebih memilih membangun universitas (ribath) sebagai wadah berpikir sahabat.
Nabi Muhammad adalah sosok yang meletakkan sesuatu di atas intelektualitas. Artinya ketika terjadi konflik beliau berpikir, merenung dan tidak gegabah dalam memutuskan. Pemimpin yang bijak memang selalu memberikan arah serta menunjukkan jalan lurus dan terbuka. Salah satu yang menjadi inspirasi dunia adalah warisan beliau berupa perjanjian diplomatik ketika di Hudaibiyah. Puncaknya yaitu ketika Fathu Makah di mana Nabi menjamin hak-hak warga negara sekalipun pada non Muslim. Inilah yang mahal dari kebijakan seorang pemimpin.
Rocky Gerung yang katanya lebih condong dengan komunitas Muslim tersebut. Bahkan sering mondar-mandir dimintai orasi ilmiah untuk bicara peran Nabi Muhammad. Padahal ia sendiri jarang dimintai ceramah soal Isa di komunitasnya sendiri. Tapi begitulah Bung Rocky yang kagum dengan Nabi Muhammad dari sisi kepemimpinan dan kemanusiaan. Secara jujur Bung Rocky belum memahami konsep wahyu yang jika dalam Islam adalah bagian terpenting membentuk peradaban.
Terakhir dalam momentum maulid nabi Bung Rocky selalu mengajak agar kita mencontoh apa yang telah dilakukan nabi lebih 1000 tahun lalu. Misalnya konsep kesejahteraan lewat zakat telah diberlakukan jauh sebelum Jhon Locke mengatakan, "Anda boleh mengeksploitasi soal materi tapi anda harus meninggalkan jumlah yang sama dari mengeksploitasi orang lain". Begitulah Nabi Muhammad yang selalu melihat kaum tertindas dengan kacamata kemanusiaan. Dia tidak ingin umatnya terpuruk dari belenggu kebodohan. Nabi Muhammad itu pemimpin yang mengedepankan etika-bilitas bukan elekta-bilitas. Maka dari itu beruntunglah ia pernah menjadi bagian terbesar dalam peta peradaban manusia hingga hari ini.[]
the woks institute l rumah peradaban 28/9/23
Mantap mas Woko. Suwun nggeh ilmunya
BalasHapus