Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Rezeki Yang Tak Terduga-duga

Woko Utoro Ketika mendapat rezeki yang tak terduga ingatan langsung tertuju pada term dalam al Qur'an Min Haitsu La Yahtasib [At Thalaq 2-3]. Term tersebut sangat populer bahkan orang awam pun meyakini tanpa harus bersusah payah mengartikannya. Rezeki tak disangka-sangka atau tak terduga memang sudah masuk ranah keyakinan. Orang mudah menemukan peristiwa rezeki tak terduga tersebut daripada sekadar teori. Misalnya seperti yang saya alami pagi ini. Ingat bahwa rezeki tidak harus berupa uang. Pertama, ketika motor saya rusak seorang teman dengan baik hati rela meminjamkan motornya untuk dipakai. Saya kadang membatin untung saja masih ada teman yang dengan ringannya meminjamkan motornya kepada saya. Bisa saja motor tersebut akan dipakai atau bisa jadi tidak boleh dipinjamkan. Ini barangkali disebut rezeki kepercayaan. Kedua, ketika di Ngantru saya menemui 2 orang untuk mengantarkan sesuatu. Kebetulan di sana pas ada acara wisuda SMP yang jelas suasana begitu padat. Tanpa saya sadari,

Obituari: Ustadz Sama' Sang Penyabar

Woko Utoro Beberapa hari badan saya memang begitu kurang fit. Maklum saja transisi musim selalu tidak bisa ditebak. Terlebih soal kesehatan kita perlu protektif ekstra. Tapi kadangkala kondisi tubuh sekaligus membawa pesan sesuatu tentang perasaan. Benar saja saya dikabari bapak jika Ustadz Sama' meninggal sekitar seminggu lalu. Ustadz Sama' atau saya sering memanggil beliau A Sama' adalah guru ngaji di kampung halaman. Beliau meninggal tepat seminggu setelah ibunya yaitu Mimi Tulus juga berpulang. Kata bapak saya A Sama' meninggal di Bekasi setelah beberapa waktu juga tak sadarkan diri. Jika saya lihat di laman Facebook beliau, A Sama' seperti mengidap penyakit di bagian kepala. Selebihnya Wallahu Alam, saya tidak tahu banyak hal. Yang jelas sependek pengetahuan saya. A Sama' meninggalkan satu istri dan 3 anak. Istrinya sholihah, penyebar dan anak-anaknya luar biasa terutama yang saya tahu anak pertama yaitu Mba Nissa. Di Bekasi A Sama' berniaga sambil bete

Pendidikan Kesadaran (4)

Woko Utoro Ada ungkapan kematian adalah ketika kehilangan kesadaran. Ungkapan tersebut menandakan peran penting kesadaran. Jika orang tidak sadar maka tidak akan mengetahui siapa dirinya. Ungkapan lain dari para sufi yang lebih tinggi dan mendalam yaitu tidak mengerti dirinya takan mengerti tuhannya. Kesadaran memang luar biasa. Ibarat ide, kesadaran adalah alat utama manusia berproses. Salah satu fungsi kesadaran adalah mampu membaca mana hal prioritas dan sampingan. Paling sederhana saya contohkan di sini yaitu kisah mahasiswa yang kehilangan orientasi kuliah. Awalnya saya tidak tahu mengapa bisa seseorang mengalami disorientasi utamanya dalam menyelesaikan tugas akhir. Dulu orang-orang molor kuliah karena faktor menjadi aktivis. Mereka aktif di organisasi, rapat sana-sini, diskusi hingga melakukan aksi. Mahasiswa tipe ini jelas visi misi hidupnya terutama ketika menjadi aktivis kampus era tahun 90an. Sedangkan contoh awal yaitu mahasiswa yang datang dari pulau seberang dengan niat k

Pendidikan Kesadaran (3)

Woko Utoro Salah satu hal yang sangat sulit dibangkitkan adalah membangun kesadaran membaca. Di daerah saya atau lebih luas lagi Indonesia pertumbuhan sadar membaca masih minim. Ini baru persoalan kesadaran belum lagi perihal minat baca hingga memahami dan mengaktualisasi bacaan. Intinya gerakan kampanye membaca itu penting sudah tidak kepalang banyaknya bahkan dari tengah kota sampai pelosok desa. Beberapa hal di antara gerakan riil membuka kesadaran membaca adalah dengan nglapak buku. Sebelum jauh tentu kita tahu bahwa ada yang lebih luas dari sekadar membaca buku yaitu membaca lingkungan. Akan tetapi membaca luas berawal dari membaca dasar yaitu dari sebuah buku. Saya tentu tidak usah menjelaskan panjang lebar apa manfaat membaca. Yang jelas sudah banyak contoh orang-orang sukses karena ditopang dengan bacaan. Lebih luas lagi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa adalah rakyatnya pembaca. Ketika wacana sastra masuk kurikulum pendidikan tentu kita senang mendengarnya. Seolah-ola