Langsung ke konten utama

Kebaikan dan Keburukan




Woks

Kemarin aku dapat cerita menarik dari beberapa orang teman ngopi. Mereka bercerita bahwa kebaikan dan keburukan bagai mata uang yang tak terpisahkan. Bagaimana tidak mereka bercerita bahwa di sekitar pondok pesantren besar sekalipun bar, club, diskotik hingga lokalisasi sangat mudah dijumpai. Beberapa di antara mereka pernah ngopi di tempat pinggiran itu.

Salah satu pengalaman mereka di antaranya pernah ditawari tarif mulai dari ngopi, karaoke hingga kencan. Mereka juga tidak sungkan untuk bercerita kepada teman kami terkait pengalamannya mengapa bisa di dunia malam. Rerata hal itu dilakukan karena kebutuhan ekonomi yang mendesak dan korban perceraian. Dari perceraian lah sumber utama petaka sehingga lagi-lagi yang menjadi korban adalah anaknya.

Kadang ketika mereka bercerita teman kami itu juga tak kuasa menahan haru. Jika hal itu terjadi pada salah satu anggota keluarganya bagaimana. Begitulah kehidupan kadang membawa pelajaran bagi siapa saja termasuk dari pekerja malam. Dalam hati kecil sebenarnya mereka tidak ingin melakukan hal itu akan tetapi apalah daya semua tidak bisa ditolak. Bahkan beberapa di antaranya menginginkan agar anak mereka tidak ingin mengikuti jejaknya.

Dari cerita itu aku sering menjumpai di tempat sendiri ada pondok besar sekaligus di sekitarnya ada lokalisasi. Mengapa tempat orang suci, menimba ilmu agama selalu bergandengan dengan tempat hitam itu. Beberapa orang melabeli tempat dengan kesucian dan kekotoran padahal semua tempat bisa berpotensi suci dan kotor bergantung pada manusianya. Tidak sedikit pula tempat yang dianggap suci seperti Aceh (Serambi Mekah) berpotensi terkena musibah bahkan Mekah kota suci pun juga tak mampu menghindari hal itu, misalnya tragedi Mina pada waktu silam.

Bisa sangat mungkin mengapa lokalisasi berdampingan dengan pondok karena anggapan mereka bahwa pesantren itu gudangnya orang toleran maka dengan begitu mereka merasa nyaman. Di satu sisi mereka berharap ada secercah hidayah yang syukur-syukur bisa didapatkan. Tapi entahlah, yang jelas kebaikan dan keburukan adalah sunnatullah. Tidak mungkin di sebuah tempat berisi orang baik semua dan sebaliknya berisi orang buruk semua. Kadang justru dengan begitulah Allah mengirimkan utusanya untuk berdakwah. Dan medan dakwah sejak dulu selalu berliku. Jika dakwah mulus saja itu hanya terjadi di jalan tol.


the woks institute l rumah peradaban 6/2/22

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...