Woko Utoro
Menuliskan tentang sakit tentu subjektif. Tapi bukannya tidak bisa melainkan sangat bisa. Setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Walaupun pengalaman setiap orang sangat berbeda. Yang jelas bisa saja perasaan sakit itu sama. Hanya saja dalam penanganan nya yang berbeda.
Saya ingat ketika malam hari kepala begitu pening. Badan masih panas tinggi dan batuk tak kunjung reda. Belum lagi hidung tersumbat membuat nafas tersengal. Rasanya tidak karuan. Belum lagi rasa dingin sulit terbendung padahal saya sudah memakai dobelan baju. Di sinilah kadang pikiran berputar-putar ke mana-mana. Kata orang tua di posisi inilah kadang setan menebar was-was.
Setan datang seolah membawa kabar agar orang sakit terputus dari rahmat Allah. Termasuk putus asa dan merasa sudah tidak ada yang bisa membantu dari sakit. Dari fenomena itulah makanya orang tua memberi nasihat untuk lebih banyak nyebut alias istighfar. Kadang memang ketika sakit perasaan kematian lebih mudah datang. Terlebih di saat sakit sedang parah-parahnya.
Di saat sakit selain melawan kondisi tubuh kita juga melawan pikiran sendiri. Misalnya kadang terpikir apakah sakit disebabkan karena kesambet mahluk halus. Sehingga sebagian masyarakat kadang malah datang ke orang pintar untuk meminta air. Di sinilah pengobatan sains dan metafisik sering menjadi pilihan. Maka kendali atas pikiran sangat penting. Sebab 78% penyakit justru berpusat pada pikiran.
Menjaga pikiran itulah tak kalah pentingnya. Setelah itu menjaga kesehatan tubuh dengan rajin berolahraga, konsumsi makanan bergizi dan pola tidur yang teratur sangat dianjurkan. Selanjutnya kita berdoa memohon agar diri sehat wal afiah. Sehat tubuh penting dan tak kalah penting nya adalah kesehatan jiwa raga. []
The Woks Institute|rumah peradaban 21/6/24
Komentar
Posting Komentar