Woko Utoro
Suatu waktu kiai kami sering berkisah bahwa tidak setiap orang diberi amanah untuk mendidik anak-anak. Beliau mengistilahkan amanah dengan "kederajatan". Jadi hanya orang-orang pilihan lah yang akan Allah berikan untuk membina anak-anak. Berkaitan dengan pendidikan anak saya memiliki teman yang hingga detik ini masih berjuang dalam majelis pengajian.
Beberapa teman saya memang tengah diberi amanah oleh Allah dititipi anak-anak mengaji setiap selesai shalat magrib. Saya berkata dalam hati alangkah beruntungnya teman-teman tersebut. Sebab mendidik anak adalah tugas mulia. Di zaman digitalisasi seperti saat ini mendidik anak tidak mudah. Kahlil Gibran menyebut jika dulu mendidik anak membutuhkan satu kampung maka kata Savic Ali di era digital mendidik anak membutuhkan satu dunia. Terlebih dalam pendidikan agama.
Saya mensupport sepenuhnya pada teman-teman yang tengah berjuang mendidik anak-anak. Karena hanya orang ikhlas lah yang akan mampu mengemban amanah tersebut. Pada Haul ke-13 Gus Fahmi Amrullah Hadziq menegaskan kepada jama'ah bahwa Gus Dur itu mulia salah satunya karena keikhlasannya. Maka orang ikhlas dalam mendidik anak akan ditinggikan derajatnya di sisi Allah. Jadi tidak usah khawatir, bahkan Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy'ari pernah iri dengan kawanya asal Kendal yang telah melaksanakan ta'limu sibyan lebih dulu.
Walaupun berat dalam mendidik anak yang jelas jika dilakukan dengan hati lapang insyaallah selalu ada jalan. Kita tidak akan pernah tahu suatu saat nanti. Sebab saat ini tugas kita hanya berusaha menjadi penerang di daerah tersebut untuk mengajar ngaji. Kita harus termotivasi bahwa banyak tokoh besar yang lahir dari rahim pendidikan mushola, langgar, masjid atau surau. Misalnya Mbah Hasyim Asyari ngaji di langgar Gedang, Buya Hamka adalah hasil pendidikan di Surau Minangkabau, Syeikh Ali Masykur Musa di langgar Panggung dll.
Bahkan kata Gus Baha orang yang mau mengajari fikih lebih mulia dari wali. Misalnya jika orang menjadi wali karena hanya ingin bisa terbang maka keuntungannya hanya pribadi. Sedangkan orang yang mengajarkan tata cara wudhu, shalat, ibadah dll dampak kebermanfaatannya lebih luas. Maka dari itu bagi teman-teman yang tengah merintis baik di lembaga formal maupun informal teruslah semangat. Saya secara pribadi tentu berdoa semoga senantiasa diberi ketabahan dan keikhlasan dalam mempersiapkan masa depan. Kita tidak bisa berupaya banyak terhadap para generasi tua. Akan tetapi pada generasi muda masa depan masih ada. Sebab anak-anak khususnya adalah infrastruktur utama pembangun masa depan agama, bangsa negara.[]
*Taman Pendidikan Al Qur'an Ar Rahman Gabel Gantar Indramayu
the woks institute l rumah peradaban 31 Desember 2023
Komentar
Posting Komentar