Woks
Seorang penulis kecil memang punya cara untuk membuat buku catatannya penuh. Salah satunya dengan cara menuliskan resolusi di setiap pergantian tahun. Di sana kita akan melihat kaleidoskop tahun lalu untuk berpacu mewujudkannya di tahun mendatang. Menulis resolusi tak pernah salah. Tulisan itu justru menjadi barometer sebuah angan yang ingin diwujudkan. Walaupun cita-cita tak selamanya mulus setidaknya dengan catatan itu kita tergolong manusia visioner yang punya segenap harapan di tahun mendatang. Minimal buat diri sendiri dan umumnya untuk kebaikan banyak orang. Terwujud atau tidak itu tidak penting, yang penting kita terus mengusahakanya.
Di bidang pendidikan kita selalu berharap bisa terus menimba ilmu sampai kapanpun. Harapan untuk mengenyam bangku pendidikan hingga ke strata yang lebih tinggi adalah sebuah cita-cita. Karena hingga hari ini kita masih meyakini bahwa dengan pendidikanlah jiwa kita bisa tercerahkan. Walaupun harus kita ingat bahwa output dunia pendidikan bukan melulu soal materil tapi lebih kepada cara mengisi jiwa yang kosong. Perlu diingat pula bahwa pendidikan yang kita pahami secara formal di sana hanya bagian kecil dari memberikan jalan menuju pintu gerbang cita-cita selebihnya adalah upaya gigih individu itu sendiri. Yang tak kalah pentingnya (ini soal gelar akademik) jangan sampai semakin tinggi pendidikan justru membuat kita semakin terasing di kampung halaman. Seharusnya sebaliknya pendidikan merekatkan semua tanpa membedakan mana pembatasnya.
Di bidang ekonomi harapan besarnya tentu ingin hidup yang layak. Kehidupan yang mampu bermanfaat untuk orang lain. Tentunya kita tidak berharap jadi orang kedua justru ingin tampil sebagai seorang inovator yang bisa membuka usaha sendiri. Di sana tentu ada setangkai asa untuk berniat mengembangkan bisnis yang berbasis kemanusiaan. Tapi bagaimanapun akhirnya rezeki sudah ada yang mengatur kita hanya diperintah untuk menjemputnya. Intinya bagaimana caranya kita terus melambungkan syukur. Sebab kehidupan ini indah karena tak lain oleh adanya rasa syukur.
Di bidang agama kita berharap masih terus dapat menimba ilmu, ngangsu kawruh, mengaji dan didekatkan kepada orang-orang arif yang menunjukkan jalan lurusNya. Darisanalah kita bisa terus mempelajari kebenaran agama lewat orang yang tepat. Agama dijiwai menjadi sebuah Inspirasi bukan aspirasi yang paling jauh hanya sebagai baju politik belaka. Memegang erat agama di era ini amatlah sangat penting. Maka saat orang lain terus memburu dunia, mengejar tahta, menjauhkan diri dari agama justru kita harus sebaliknya. Agama menjadi hal yang penting sebab saat ini orang-orang lebih tampak berani dengan persoalan dunia daripada akhirat. Maka tak salah kata pepatah bahwa agama di era modern ini seperti bara api, jika digenggam akan panas jika dilepas akan cilaka.
Dalam bidang sosial tentu kita berharap bisa bermanfaat bagi banyak orang lewat berbagai tangan. Misalnya mendirikan sebuah komunitas baca, sosial kemasyarakatan, peduli yatim, disabilitas dan merangkul mereka yang lemah. Di sana kita punya harapan bisa membantu mereka. Karena jika orang berilmu hanya berpikir perut maka akhirnya akan ke pembuangan. Tapi jika orang berilmu punya semangat untuk berbagi maka mereka akan berakhir ke syurga. Ini adalah bentuk jihad bahwa kita berusaha menjadi manusia bermanfaat yang memanusiakan manusia. Jika bukan karena kita lantas kepada siapa lagi mereka dirawat.
Dalam bidang kebudayaan kita masih terus berjuang, berusaha sekuat mungkin agar kebudayaan warisan nenek moyang tidak punah. Salah satunya dengan cara menuliskanya. Dengan cara sederhana itu setidaknya budaya kita yang kaya ini bisa terdokumentasikan dengan baik. Walaupun disadari bahwa prediksi akan kepunahan sudah di depan mata. Tapi setidaknya kita memiliki upaya preventif lewat tulisan, gagasan, pendidikan dan pengkaderan. Kepada anak-anak dan generasi mudalah kita percaya untuk terus optimis bahwa budaya kita bisa terus lestari.
Dalam bidang literasi semoga di tahun mendatang bisa lebih produktif lagi dalam membaca dan menulis termasuk mengolah informasi. Mampu berbagi dengan siapa saja bahwa dunia literasi sangatlah penting demi mewujudkan masyarakat yang literat. Masyarakat pembelajar dan pastinya bisa menginspirasi orang lain lewat tulisan. Di tahun baru ini harapan besar semoga tetap konsisten dalam berkarya atau sederhananya dapat lebih giat lagi menuliskan segala pengetahuan yang tercecer ini. Dengan demikian kita selalu nampak hidup dan merawat pikiran bahwa dunia ini terlalu indah jika tidak ditulis dalam sebuah catatan kehidupan. Kita berharap akan ada banyak orang yang mengikuti jejak sebagai aktivis literasi.
Sebenarnya masih banyak angan dan cita-cita lainya yang perlu dituliskan di tahun baru ini. Cuma rasanya kurang elok jika hanya berakhir hanya sekedar kata-kata tanpa tindakan nyata. Selain berdoa kita pun berusaha untuk mewujudkanya sedikit demi sedikit agar apa yang bisa ditanam akan dituai. Jika kita banyak menuntut nanti kecewa maka dari itu bersikaplah biasa saja. Mungkin saja kita berpikir jika Tuhan membaca tulisan ini mungkin Dia akan berkata "manusia kok maunya yang enaknya saja, padahal cobaan, rintangan, sakit adalah nikmatku juga. Tujuannya tak lain adalah agar ia lebih dengan denganku, menjadi manusia pilihan yang mu'minin, muhlisin, mutaqqin".
Oh iya sampai lupa satu lagi resolusi yang tak kalah pentinya yaitu dalam bidang asmara, lha di sinilah kita merasa bingung bagaimana cara melukiskanya. Di sini kita hanya bisa berharap yang terbaik. Kita serahkan saja kepada Allah, intinya rabbijalni muqimasholah waminn dzuriyyati rabbana wataqobal du'a. Yang perlu distabilo merah adalah seperti pesan Gus Mus "jangan berkhayal yang sempurna nanti kamu jomblo selamanya".
the woks institute l rumah peradaban 01/01/20
Komentar
Posting Komentar