Woks
Tak ada yang lebih resah daripada pedagang yang menunggu pelanggannya
Tak ada yang lebih gundah dari orang tua yang mencari anaknya
Tak ada yang lebih tabah dari tukang becak yang menunggu penumpangnya
Tak ada yang lebih pasrah dari petani yang melihat hama menyerang padinya
Tak ada yang lebih lelah dari para pencari ilmu, berjuang melawan kemalasanya
Tak ada yang lebih susah dari istri yang ditinggal mati suaminya
Tak ada yang lebih payah dari pemuda malas yang rebahan sepanjang hari
Tak ada yang lebih marah dari anak kecil yang selalu ditipu orang tuannya
Tak ada yang lebih gelisah dari pemuda dengan masa depannya
Semua memang tak ada yang sempurna
Semua tak lain karena rasa
/./
Jika kau terjatuh biarlah aku jadi tandu
memeluk tubuhmu
tak akan kubiarkan tanah menyentuh kulitmu
Jika aku sakit izinkanlah kau jadi ambulan
supaya sirinemu membunyikan hatiku
//
Semilir angin malam berbisik
ada hati yang tertinggal
ada rindu yang menyeruak
/./
Tetaplah berdiri walau tanah terasa pahit
tetaplah tegak walau badan terasa payah
tetaplah terbang walau sayap terasa letih
//
Hujan telah turun menyampaikan sabdanya
memberikan kesejukan serta memberi pesan
angin-angin nakal tak mau kenal
menghembuskan angan-angan
Dalam angan-angan anak kecil berdiam
menahan lapar menyangga kedinginan
sedangkan gembalanya tak kunjung pulang
Tiba-tiba gerimis memadamkan semua
menghapus segala jejak kebisuan
menerobos batas kecil bernama angkuh
meretas harapan
Lantas ia ambil seutas tali
dililitnya perut merekayasa kenyang
alangkah malangnya
dunia memang terasa kejam
lantas di mana kebajikan bersembunyi
entahlah, hanya Tuhan tau segalanya
the woks institute, 11/8/20
Komentar
Posting Komentar