Woks
Jangan hakimi lelaki yang menangis atau jangan lerai anak lelaki yang menangis karena tangis adalah cara mengimprovisasi kehidupan. Ada bagian yang harus dan tidak di tangisi. Barangkali menangis adalah terapi alami yang harus dialami tubuh. Kapan terakhir kau menangis menjadikan air mata positif karena sebuah rindu.
Seperti itulah kiranya tangis tak aneh jika ada pengamalan amalan yang tarekatnya adalah menangis. Barangkali tangisan adalah cara untuk wushul kepada Tuhan. Jika terbiasa tertawa tak usah cemas dengan menangis karena tangis adalah cara untuk mengajarkan diri tetap setia pada rendah hati.
Selama ini tangis selalu diidentikkan dengan perempuan padahal tangisan bisa terjadi kepada siapa saja. Rerata masyarakat selalu membuat sekat bahwa cengeng, gembeng merupakan pekerjaan perempuan padahal lelaki pun sama. Seharusnya kita melihatnya tangis sebagai sesuatu yang positif. Tangis memang sering berarti kerinduan, haru bahagia, ketidakberdayaan, kerapuhan, hingga kehilangan. Jadi dalam hal ini tangis tak ada sekat pembeda berdasarkan gender tertentu.
Perempuan memang sering menangis karena indera rasa mereka teramat lembut dan pastinya berbeda dengan lelaki yang cenderung fisik. Secara struktural tubuh pun sudah berbeda akan tetapi dengan air mata kita menjadi sama yaitu di titik tak berdaya. Barangkali demikian bahwa lewat air mata kita belajar bahwa dewasa bukan berarti tidak menangis akan tetapi mampu tegar walaupun air mata membasahi pipi.
the woks institute l rumah peradaban 17/9/21
Komentar
Posting Komentar