Woks
Indonesia adalah potongan puzzle yang berasal dari surga. Salah satu potongan itu berasal dari suasana pedesaan yang masih asri. Suasana keindahan itu bisa dilihat dari rumah lawas. Rumah tempat di mana orang tua dulu pernah mendiaminya. Mereka membangun rumah itu dengan penuh kesederhanaan. Selain berfungsi sebagai tempat berteduh rumah juga sebagai tempat kembali, tempat di mana semua keluarga disatukan di sana. Momen saat-saat keluarga bersatu biasanya di hari raya baik hari raya besar seperti Idul Adha maupun Idul Fitri atau hari-hari lainya.
Rumah lawas pasti memiliki sejarah panjangnya di mana dulu rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tapi berfungsi juga sebagai markas untuk melawan penjajah. Tentu fungsi rumah sangat banyak sekali termasuk juga tempat menyimpan benda dan barang-barang penunjang isi rumah. Selain itu rumah lawas juga bisa menjadi pelajaran hidup bagi kita yang mendiaminya. Seiring berjalanya waktu mungkin generasi sekarang telah banyak lupa bahwa rumah peninggalan orang tua dulu itu mengandung banyak falsafah hidup. Salah satu falsafah hidup berasal dari bangunan, arsitektur, pembagian ruangan, hiasan, dan lainya.
Mungkin sedikit yang aku ketahui tentang rumah lawas orang Jawa yaitu terdiri dari ruang pendopo, ruang ndalem, dan ruang pawon dan pakiwan termasuk latar. Rata-rata orang Jawa pasti memiliki rumah dengan pendapa yang lebar dengan berbentuk persegi, di sana terdapat kursi antik dari kayu, bambu atau rotan yang semua bentuknya begitu klasik. Pendapa yang begitu luas mencirikan bahwa orang Jawa begitu terbuka dengan siapapun. Selanjutnya yaitu ruang ndalem yaitu ruangan khusus atau sifatnya privat bagi pemilik rumah saja. Dalam ruangan tersebut biasanya terdiri dari kamar sang pemilik biasanya dikenal dengan senthong. Senthong terdiri dari bagian tengah biasanya tempat menyimpan benda-benda pusaka orang dulu. Bagi petani ruangan ini bisa disebut pendaringan yaitu tempat menyimpan padi. Lalu ada senthong kanan dan kiri yaitu untuk kamar tidur.
Bagian selanjutnya yang juga unik yaitu ruang pawon. Ruang ini adalah dapur tempat menyimpan bahan makanan dan tempat memasak. Tempat ini biasanya di belakang setelah ruang ndalem utama. Setelah itu pakiwan yaitu ruang khusus kakus, tempat di mana orang buang hajat. Tempat ini jarang kita temui di depan, karena orang Jawa masih meyakini bahwa pamali tempat buruk tidak boleh berada di depan rumah. Terakhir yaitu latar, tempat ini berada di luar ruangan biasanya terdapat di depan rumah yang fungsinya sebagai tempat menjemur gabah atau jagung.
Selain itu rumah lawas juga pasti menyuguhkan kesederhanaannya lewat barang-barang di dalamnya. Barang-barang tersebut biasanya terbuat dari bahan sederhana seperti bambu, kayu, akar dan batu. Jika kita memasukinya serasa hidup pada tempoe doloe, entah berapa puluh tahun sejak penghuninya masih ada. Jika kita melihat ornamen alami yang ada di dalamnya serasa melihat betapa luhur seni penghuninya termasuk juga kepercayaan yang telah berkembang lama. Biasanya rumah lawas tersebut membawa aroma kedamaianya sendiri berbeda dengan rumah kosong yang konon dipenuhi hantu. Justru rumah lawas malah lebih terkesan artistik daripada angker. Bagiku sendiri bisa singgah di rumah lawas malah semakin menambah kenangan untuk merindu suasana pedesaan yang yenang dan damai.
Sebenarnya masih banyak falsafah lainya yang bisa kita petik pelajaranya dari rumah lawas tersebut. Maka dari itu sangat penting untuk kita terus belajar nguri-nguri kebudayaan yang ada dalam rumah tersebut. Selagi penghuninya masih hidup layaknya kita bertanya bagaimana resep mereka bisa betah di sana. Mungkin saja bahwa rumah tersebut dibangun atas kesadaran transenden yang kuat. Kesadaran di mana seseorang akan kembali kepada sang Maha Pencipta. Rumah sebagai dimensi kembali tengah mengajari pemiliknya untuk merawatnya dengan baik. Sehingga kita akan tahu bahwa rumah bilik dari anyaman bambu yang penuh kerianggembiraan lebih baik daripada istana raja yang penuh suasana neraka.
Komentar
Posting Komentar