Woks
Kehidupan memanglah penuh misteri termasuk takdir Tuhan yang manusia sendiri tak bisa menebaknya. Separuh dari perjalanan manusia ke dunia tentu akan melewati banyak fase. Di sana mereka akan melalui serangkaian cobaan guna menjadikan mereka manusia sejati. Semua orang tanpa memandang status atau apapun itu, semua akan mendapat ujianya masing-masing. Ujian tersebut disesuaikan dengan kemampuanya masing-masing individu.
Salah satu hal yang membuat manusia merasa sumpek dalam hidupnya adalah karena ketidakmampuannya dalam menerjemahkan ujian. Rerata orang memang tidak suka ujian terutama ujian cobaan yang menyengsarakanya. Padahal manis pahit kehidupan tak lain sama-sama ujian. Semua tergantung sudut pandang apa yang digunakan.
Kemampuan yang tidak kuasa akan ujian kadangkala dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya karena pikiran. Pengaruh pikiran sebenarnya merupakan respon dari melihat lingkungan, merasa, dan mengalami. Darisanalah pikiran akan bekerja menerjemahkan apa yang ia dapatkan. Karena bercampuraduknya informasi yang diterima pikiran, maka secara tidak langsung sistem sensorik dalam pikiran akan memilah mana yang diri akan teruskan. Darisanalah benang kusut terjadi sehingga respon orang yang belum mampu mengendalikan pikiran akan bervariasi. Secara tubuh sangat mungkin bisa jadi pemarah, menangis, bingung, gagap, menyendiri, depresi dan lainya. Secara mentalitas seseorang akan cenderung lemah, semua berakhir atau bahkan bunuh diri. Padahal kehidupan itu adil yaitu masih menyediakan banyak kunci untuk melewati setiap pintu-pintu masalah.
Pepatah mengatakan bahwa sumber masalah adalah pikiranmu sendiri. Maka tak aneh jika kamu harus membunuh dirimu sendiri. Dalam kata lain adalah kamu dalam pikiran yang membenamkanmu seperti ketakutan, canggung, malu, malas, tempramental, gugat hingga mudah menyalahkan. Kondisi inilah yang seharusnya dikontrol oleh hati yang jernih. Agar semua emosi negatif tidak menjalar kepada tingkah laku yang menjadikan dirimu paranoid. Kamu akan kehilangan kepercayaan terhadap dirimu sendiri. Sehingga dari itu layakanya berkaca bahwa hidup ini mahal harganya. Jangan sia-siakan kehidupan pemberian Tuhan ini.
Salah satu hal yang dapat menghadapi kondisi itu adalah dengan berpikir positif. Semua hal yang belum atau akan dilewati selayaknya jangan terlalu dipikir secara dalam, cukup enjoy saja dan lakukan serangkaian rekayasa. Kita perlu merubah mindset menjadi lebih dinamis seperti optimis, maju, abaikan sesuatu yang melemahkan, mau mencoba dan belajar, hilangkan kecemasan dan hindari melamun.
Pikiran manusia memang memiliki dualitas yaitu menghidupkan atau membunuh. Yang paling mengerikan adalah membunuh. Ia seperti pisau belati yang beracun tak terasa telah membuat kita menyerah. Maka dari itu layaknya sejak dini kita perlu mengelola pikiran sebagai anugerah Tuhan sebagai modal menjawab tantangan dengan serangkaian peluang-peluang. Hidup ini singkat dan hidup ini milikmu, bukan milik orang lain.
Komentar
Posting Komentar