Woks
Pesan-pesan kembali dilanjutkan kali ini santri sepuh mengajak kita untuk melihat sejauh mana amaliyah selama di pesantren diamalkan. Beberapa hal berikut yang tak kalah pentingnya sebagai bekal menghadapi masyarakat atau minimal untuk pegangan diri sendiri.
Al Qur'an tetap jadi pedoman adalah hal utama. Karena Al Qur'an adalah pusaka yang sudah didawuhkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW bersama dengan haditsnya. Utamanya di era modern ini tantangan santri adalah soal pengamalan ilmu dan salah satunya perihal al Qur'an. Bagaimana al Qur'an menjadi tuntutan hidup di tengah arus modernisasi. Kata Prof Quraish Shihab jika ingin bercakap-cakap dengan Allah maka bacalah al Qur'an. Al Qur'an adalah sumber kehidupan. Jika seseorang telah jauh dengan al Qur'an maka ia telah kehilangan satu sumber cahaya besar dalam hidup.
Sholawat jadi tuntunan. Selain al Qur'an sholawat kepada Nabi Muhammad SAW menjadi hal utama. Sudah terlalu banyak kitab dan dawuh ulama menjelaskan keistimewaan shalawat. Karena shalawat kepada Nabi Muhammad juga diperintahkan oleh Allah secara langsung lewat firmanya. Al Qur'an menjadi pedoman dan shalawat menjadi tuntunan. Kita tidak bisa bergantung pada amal yang mudah rapuh. Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah syafaat Kanjeng Nabi Muhammad dan cara memperolehnya dengan memperbanyak shalawat.
Tradisi membaca kitab dan masyarakat. Tradisi membaca memang sangat diperlukan khususnya santri. Karena bagaimanapun juga perintah dalam firman Allah pertama adalah iqra atau perintah membaca. Membaca tentu diartikan pada buku dan kondisi sosial di masyarakat. Membaca bermakna luas dengan dimensi yang jangkauannya menembus ruang waktu. Hasil dari membaca itulah seseorang menjadi jernih dalam berpikir, bijak dalam berkata dan hati-hati dalam tindakan. Membaca manfaatnya sangat dalam dan luar biasa. Beruntunglah mereka yang memiliki tradisi ini. Sebab dengan membaca tidak hanya menambah pengetahuan tapi membentuk sebuah nilai bernama laku.
Berkhidmah untuk umat. Saya telah mengamati bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ketika diamalkan. Salah satu bentuk pengamalan adalah dengan berkhidmah. Sejak di pesantren kita sudah dididik untuk berkhidmah pada kiai dan pondok. Maka dari itu bagi santri perkhidmatan menjadi sebuah hal biasa dan sebuah keharusan. Orang berkhidmah berarti ada upaya untuk bermanfaat bagi masyarakat. Dalam hal dan sekecil apapun khidmah adalah jalan menuju keridhoan Allah. Kita akan mewakafkan diri hanya demi menegakkan li ila kalimatillah.
Ikhlas, sabar, syukur, nriman. Untuk melengkapi semua pesan dari awal maka perlu agar kita mempersiapkan mentalnya. Mental tersebut adalah ikhlas di mana ini merupakan inti dari ibadah. Setelah itu sabar dan syukur menjadi satu paket tak boleh dipisahkan. Bagaimanapun juga isi kehidupan adalah bersabar atas segala ketetapan dan bersyukur atas apa yang diputuskan. Setelah itu menerima segala kehendak yang Allah telah gariskan. Dengan sifat yang menjelma sikap tersebut insyaallah menjadi bekal kita agar selamat dunia akhirat.
the woks institute l rumah peradaban 10/5/23
Komentar
Posting Komentar