Woko Utoro
Setiap orang setuju jika harta benda adalah warisan berharga. Tidak salah. Tapi tidak sedikit pula warisan harta benda membuat seseorang terlena. Ada banyak kasus di mana orang saling menggugat jika di hadapkan dengan perkara ini. Bahkan lebih ironis lagi seorang anak rela memperkarakan orang tuanya akibat rebutan harta warisan.
Sejak dulu jika bicara harta benda memang selalu tak berkesudahan. Berbeda dengan ilmu dan akhlak. Nampaknya sejak awal kita sering keliru jika ilmu, relasi pertemanan atau hubungan yang baik juga merupakan rezeki. Sehingga warisan itu tidak melulu soal uang.
Nampaknya sejak awal perdebatan kita tak akan berujung jika membenturkan ilmu dan harta. Orang pasti setuju bahwa untuk mendapatkan harta tentu harus punya ilmu. Begitu pula orang berilmu pasti membutuhkan harta. Jadi intinya bukan mana lebih dulu atau mana lebih utama. Tapi lebih tepatnya mana yang mampu menuntun pada arti sejahtera hingga bahagia.
Ada orang tak berharta tapi kaya ilmu hingga dia bahagia. Ada juga orang berilmu sedikit tapi kaya harta dengan hartanya ia dermawan. Tentu banyak hal yang dapat kita jumpai. Yang jelas titik temu bertumpu pada mindset. Kekayaan yang diwarisi ibarat pisau bermata dua bisa jadi obat atau bencana. Sedangkan ilmu justru akan membuka banyak jalan.
Kita ingat kisah Nabi Sulaiman AS ketika diminta memilih antara harta, tahta dan ilmu. Ternyata Nabi Sulaiman AS memilih ilmu dan dalam riwayat beliau mendapatkan semuanya. Sekarang tinggal kita memilih sedang dan untuk apa perjalanan panjang ini ditempuh, harta atau ilmu atau sekadar kehormatan.[]
the woks institute l rumah peradaban 4/9/24
Komentar
Posting Komentar