Woko Utoro
Tiap tahun Desa Plosokandang tak pernah absen membuat acara keren salah satunya bazar rakyat. Setelah beberapa waktu lalu sukses dengan karnaval kini bazar pun tak kalah meriahnya. Semua acara tersebut masih dalam satu paket yaitu peringatan 79 tahun kemerdekaan RI.
Yang membedakan bazar tahun ini dan tahun lalu adalah posisi panggung utama yang menghadap ke timur. Sedangkan tahun lalu menghadap ke selatan. Adapun tampilan, kreasi dan sajian stand bazar tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Akan tetapi ketika kita datang ke sana suasana khas sudah terasa. Apalagi ketika berkunjung ke stand makanan tradisional. Suasananya terasa begitu tempo dulu.
Yang unik tentu kreasi stand bazar dengan segala hiasannya. Mereka benar-benar telah mempersiapkan sejak lama. Misalnya ada yang membuat dari anyaman bambu hingga bentuk miniatur khas kemerdekaan. Para pedagang pun tak mau kalah ada yang menjual pernak-pernik wayang hingga segala jenis makanan sea food.
Kebetulan saya dan teman berkunjung ke acara bazar tersebut saat penutupan. Di awal dan hari kedua saya tidak mengikuti karena memang awalnya tidak berniat datang. Akan tetapi di hari terakhir saya memberanikan diri untuk datang. Memang sejak dulu saya kurang nyaman dengan keramaian. Bagi saya keramaian justru kesepian dan sebaliknya. Akhirnya harus ada niat tertentu yang bisa membujuk saya hadir dalam momen tersebut.
Kebetulan malam tersebut saya berkunjung ke bazar atas dasar mencari cenil dan gethuk. Sehingga ketika seorang teman mengajak langsung saja gayung bersambut. Kami pun akhirnya berangkat dengan motor dan alhamdulillah parkirnya gratis. Karena juru parkirnya tetangga sendiri. Hingga akhirnya kami menikmati malam tersebut sambil mendengarkan lagu serta pengumuman pemenang lomba-lomba.
Saat malam itu juga suasana makin meriah dengan banyaknya hadiah yang dilemparkan dari atas panggung untuk pengunjung. Selain itu gemerlap cahaya lampu dan riuh suara petasan juga bertalu-talu. Di tambah lagi sorak-sorai pengunjung meneriakan nama dusunnya ketika disebut menjadi pemenang. Semoga saja pagelaran seperti ini kapan-kapan tidak hanya tontonan atau ajang kekompakan, silaturahmi tapi menjadi tuntutan. []
The Woks Institute rumah peradaban 13/9/24
Komentar
Posting Komentar