Woko Utoro
Kata orang resep agar pikiran cemerlang adalah dengan terus berlatih. Tapi ada cara lain yang lebih natural yaitu dengan terdesak. Ya, terdesak adalah satu kondisi yang sebelumnya tidak pernah kita duga. Terdesak membuat seseorang berhadapan dengan ketidakmungkinan. Terdesak memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu secara spontanitas. Tapi dengan terdesak segala daya pikir dan daya fisik dikerahkan secara langsung, saat itu juga.
Rerata para seniman melahirkan karya-karya justru dalam keadaan yang tak pernah mereka persiapkan. Dengan spontanitas itulah karya natural dapat terlahir. Memang sesuatu itu jika tak diduga-duga akan terasa nikmat. Sebab secara psikologis di sana terdapat unsur kejut alias surprise. Suatu kondisi yang setiap orang absen dari prediksi.
Dalam hal apapun terdesak memang membuat seseorang menjadi dewasa. Misalnya saat uang sudah menipis seseorang wajib bekerja keras, memutar otak bagaimana bisa mendapat uang. Akhirnya di kondisi tersebut orang cenderung survive. Orang akan bekerja keras, berusaha sekuat tenaga bagaimana agar kita tetap bertahan. Bukankah ini salah satu esensi hidup yaitu bertahan. Bertahan dari segala kegagalan, atau bertahan untuk tidak segera menyerah.
Tapi itulah terdesak. Dari kondisi itu kita diajari oleh Allah melalui alam. Karena saat waktu luang kita justru membuangnya dengan pongah. Padahal pikiran normal waktu luang mampu dimanfaatkan menjadi seni, produk atau karya. Fakta nya nol besar, bohong besar. Justru di tengah aktivitas padat, kesibukan dan waktu terdesak kita bahkan mampu melahirkan karya misalnya tulisan, lagu atau seni rupa.
Maka dari itu tidak salah jika Allah bersumpah atas nama waktu. Bahwa secara psikologis manusia itu mahluk pembual. Katanya bisa berkarya jika diberi banyak waktu. Tapi kenyataannya semua hanya manis di bibir saja. Allah sudah melimpahkan segala nikmat berupa waktu. Hanya kita saja yang banyak beralasan. Mungkin terdesak adalah solusi atas segala keresahan. Bahwa di waktu terdesaklah kita mampu mensyukuri nikmat Allah berupa berpikir dan mengambil keputusan.[]
the woks institute l rumah peradaban 14/9/24
Komentar
Posting Komentar