Woko Utoro
Para perindu biasanya menunjukkan sikap teduh dan penghayatan mendalam pada segmen kehidupan. Mereka cenderung ingin berbagi kebahagiaan sekecil apapun. Karena bagi perindu pertemuan bukan tentang esok tapi tentang kemarin dan hari ini.
Bayangkan orang yang merindu kekasihnya tak pernah merasa sendiri sekalipun ditinggal pergi. Yang selalu jauh pun demikian selalu merasa dekat walaupun jarak memisahkan. Karena bagi perindu sendiri atau bersama itu sama saja. Sama-sama nikmat dan hangat. Bagi perindu jarak hanyalah angka alias ukuran sedangkan perasaan tak akan terukur.
Bicara rindu bicara hati. Bicara tentang muara dari segala perasaan. Maka ada pepatah dalamnya laut masih bisa diukur tapi dalamnya hati tak bisa diukur. Sehingga rasa rindu ibarat api selalu tak pernah padam. Api yang selalu menyala walaupun misalnya ditinggal sang altar. Api dan air bukannya musuh, mereka hanya menahan diri untuk tidak saling menghabisi.
Di akhir narasi ini apakah ada rindu yang habis. Apakah para perindu merasa lelah hanya karena pertemuan tak pernah terlaksana. Saya rasa tidak perasaan rindu sama halnya hujan kata Sapardi yaitu tabah dan disembunyikan di balik rintik rindu pada pohon berbunga itu. []
The Woks Institute rumah peradaban 7/9/24
Komentar
Posting Komentar