Haul Gus Dur
..
Oleh Woko Utoro
..
Dengan di temani teman, kami berangkat dengan penuh keterbatasan. Walau demikian perjalanan ini sangat menyenangkan walaupun kereta yg kami tumpangi mengalami keterlambatan. Hingga sesampainya di Jombang kami pun langsung sholat asyar di masjid Agung Baitul Mukminin Jombang. Setelahnya saya sendiri bingung mau ke arah mana yg tepat dan dengan apa kendaraan yg tepat untuk menuju makam Gus Dur tersebut. Alhamdulillah akhirnya kami di jemput oleh salah seorang teman kami yg berdomisili di Jombang asli. Hingga malampun menyapa dan kamipun mengikuti acara haul dengan khidmat. Acara tersebut bertempat di ndalem samping maqbaroh para ulama tebuireng termasuk Hadratus Syeikh Hasyim Asyari.
..
Jika kita sedikit menganalisis tentunya akses menuju maqbaroh tersebut sudah sangat mudah, bisa dengan ojek, becak atau berjalan kaki. Tentunya sesuai dengan julukanya, jombang sebagai kota santri atau kota beriman memang benar adanya. Kita akan di suguhi masyarakat yg harmoni antara tradisi santri (pesantren) dengan islam kultural yg begitu kental terasa. Sepanjang jalan pasti akan di suguhi pemandangan itu. Apalagi bagi jomblotravellers seperti teman saya, mencari santriwati tebuireng yg agamis manis itu pastinya tak akan kehabisan stoknya, karena jumlahnya ratusan. Alhamdulillah calon istri solihah, ungkap teman saya itu. hehe
..
Clossing dari kehadiran saya di acara haul tersebut tentunya adalah sebuah hikmah. Tentu pelajaran yg dapat saya ambil hikmahnya dari Gus Dur adalah, seorang Demokrasi sejati. Beliau adalah orang yg berjiwa besar (mahatma) kemauanya untuk tidak mau di dikte dan tidak mau tunduk selain kepada konstitusi adalah hal yg besar bagi bangsa ini. Gus Dur adalah orang yg menjadikan hak dasar menjadi hal yg penting, khususnya dalam rangka mengajari bangsa ini arti pentingnya menghormati dan melindungi kaum yg tertindas.
Beliau adalah tokoh pluralisme sungguhan, bukan pura2 pluralis seperti kedok pada banyak orang di zaman sekarang. Kecenderunganya untuk menghormati, menghargai dan toleransi terhadap para pemeluk agama adalah upaya beliau sebagai bangsa yg multikultural, jauh dari stigma pencitraan.
Beliau juga seorang yg humanis, memanusiakan manusia, sehingga manusia mana dan agama apa yg tidak cinta dengan beliau. Bayangkan saja hingga kini para pecintanya tak ada habisnya untuk berziarah atau meneruskan perjuangan dan pemikiranya. Gusdurian begitulah nama para penerus pemikiran Gus Dur ini.
Beliau juga termasuk orang yg religius hal itu terbukti dari riyadloh dan keilmuanya yg tinggi namun rendah hati (baca: apa adanya), sehingga orang menjulukinya bapak bangsa, seorang kyai, politikus, dan sebagai santri yg ta'dhim kepada para guru2nya. Walaupun beliau banyak yg mencaci maki tapi beliau selalu tunjukan dengan gaya humor yg cerdas yg mana hal itu menjadikanya sejuk di pandang orang, bukan kaku dan memaksakan kehendak.
..
Setelah acara haul usai kami berkesempatan untuk main ke rumah teman kami yg kebetulan tidak jauh dari makam. Tak lupa pula santap siang sembari bercerita seputar jombang menjadi bumbu khas yg akan kami bawa pulang untuk menjadi cerita yg menarik, termasuk peninggalan & pesan2 Gus Dur.
Benar kata pujangga bahwa peninggalan dari sebuah pemakaman adalah sebuah taburan bunga yg sementara, sedangkan sosok yg baik akan selalu terkenang selamanya. Itulah beliau al Maghfurllah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
..
#Salam Budaya
Komentar
Posting Komentar