Negri Kecilku
Oleh: Woko Utoro
Ooh negeri kecilku.
Kayfa hal, apa kabarmu?
Lama kita tak berjumpa. Dengan segala
kenangan bertumpuk rindu. Kini kita di pertemukan lagi dalam nostalgia pagi.
Dalam bingkai ruang2 yg sepi.
Ooh negeri kecilku.
Kau tak ubahnya seperti dulu
dimana setiap jalan masih saja
bergelombang. Bak cadas yg siap menerkam setiap pengendara. Rasa pongahnya suhu
udara tak bergeming sedikitpun di tengah rimbunya padi menghijau. Dimana
rakyatnya masih saja petani. Yg kaya makin kaya yg miskin makin miskin.
Pegawai2 dari pegawai dgn mesin lawas masih
asyik beroperasi padahal standarisasi itu perlu. Pegawai2 lawas jg masih terus
di berdayakan di tengah himpitan zaman yg menuntut kecepatan.
Rasa2 materialistik terus menghantui
negeriku. Seperti tidak ada jalan dan upaya menyembunyikan spiritualitas.
Ooh negeri kecilku.
Aku tak tau ada apa dgn dirimu. Aku pulang
bersua kampung halaman di karenakan ingin berjumpa ibu bapakku. Jika bukan
karena mereka aku sudah tak mau menemuimu lagi. Menyambut pagi yg begitu sepi
dalam hati.
Rasanya sedih hati aku melihatnya.
Ilmu dari setiap ilmu seperti tiada
artinya. Harga murah. Harga mati sebuah pekerjaan.
Ooh negeri kecilku.
Hujan air, hujan rahmat sudah lama tak
bersua denganmu, padahal padi sedang asyiknya mengisi dari tiap2 bulir.
Tembok2 tinggi semakin membatasi buaian
tiap tetangga. Mereka semakin jauh. Silaturahmi seperti di sangsikan lagi. Satu
sama lain saling mencurigai. Apalagi berjumpa masjid. Yg selalu sepi dan
menyendiri.
Anak2 tanpa ayah semakin banyak terjadi.
Semua seolah seperti dunia terbalik. Si gadis harus rela berharu2 air mata di
luar negeri sana. Sedangkan sang boss menari2 di atas jerih payahnya.
Ooh negeri kecilku.
Ada apakah gerangan, apa yg kau fikirkan?.
Padahal dulu anak2 kecil gegap gempita menyambut magrib bersama nyanyian
pengajian. Dulu guyub dan rukun masih menjadi style yg mensyahdukan. Namun
kini, semua berubah. Apakah memang negara api sudah menyerangmu. Atau godaan
syahwat keduniawian yg selama ini menggelayutimu. Syahdan. Aku sedih dan pilu
menjerit menatap wajahmu.
Ooh negeri kecilku.
Dimanakah para guru? apakah mereka tidak
mampu mencerdaskanmu? Dimanakah para mahasiswa yg katanya agen perubahan?
Dimanakah para Kyai yg katanya membimbing umat dari kezumudan. Oh iya, mungkin
mereka sedang berdo'a, memohon dan meminta. Kepada yg maha kuasa atas kejadian
selama ini di negeri kecilku.
Ooh negeri kecilku.
Secercah harapan kau sandarkan pada
generasi penerusmu. Generasi yg tiap sore bercengkrama dengan gitar petiknya,
menari rapi di setiap pos ronda, entah apa yg mereka lakukan selain
meninggalkan sholat2 dan berdoa untuk kedua orang tua. Para ustadz kyai seperti
sulit ku temui. Ya Tuhan negri apa ini.
Ooh negeri kecilku.
Pendidikan semakin banyak kebodohan semakin
pula memenjarakan. Kedokteran semakin canggih penyakit juga semakin menggigih.
Apakah negriku sedang sakit. Marilah bicara dengan hati sanubari. Marilah
bercengkrama seperti dulu. Jangan kau berdiam diri. Keluarlah dari segala
kejumudan. Tersenyumlah seperti fajar bersinar. Jadilah negeri yg ramah.
Jadilah tempat bernaung mereka yg kedinginan, kehujanan, kepanasan, keanginan
dan kegetiran zaman.
Ooh negeri kecilku.
Rumput2 kini tak lagi hijau, menyambut deru
haru para gembala. Air tak lagi mengalir, justru kini aliran air mata dimana2.
Permainan tradisional seperti kampungan dimata anak zaman sekarang. Semua
seperti kehilangan trah keadiluhungan. Ya allah kang maha welas kelawan asih.
Aku berdoa kepadamu dari kemaksiatan qolbu dan jasadi. Hadirkanlah embun
penyejuk agar kami berintrospeksi diri.
Duh gusti berilah kami penerus yg ikhlas
berbudi mencintai negeri. Tanpa pamrih dan saling mengasihi.
Ooh negeri kecilku.
sampaikan pada malam jika kita tak akan
berjumpa lagi. Titipkanlah pada hujan pesan dari setiap guru, agar kau tau
bahwa inilah seni kehidupan.
Sampaikanlah pada siang jika kita tak
bersua lagi. Panggilah awan dan mentari agar mereka sudi terus menyinari.
Ooh negeri kecilku kembalilah seperti
dahulu. Agar kau tahu betapa ku cinta padamu. Sungguh.
#Salam Budaya
Komentar
Posting Komentar