Langsung ke konten utama
Investasi Kakashi


Oleh Woko Utoro
..
Jika anda seorang maniak manga atau anime Jepang tentunya anda tahu di balik kesuksesan Uzumaki Naruto bisa menjadi hokage. Siapakah dia?. Jika anda mengikuti masing2 part (bagianya) tentunya anda akan tahu siapa dia. Bagi para penggemar anime naruto tentunya akan langsung dapat menebaknya. Orang yg di maksud adalah salah satu guru dari Uzumaki naruto, Uchiha Sasuke dan Sakura Haruno, siapalagi kalo bukan Kakashi Hatake.
..
Saya tidak tahu banyak soal anime naruto atau Kakashi hatake. Yg jelas yg saya ketahui Kakashi itu berasal dari klan Hatake. Ia adalah seorang ninja dengan penguasaan jurus yg sangat kompleks, peniru segala jutsu ninja yg ada. Maka ia di juluki ninja terbaik di Konohagakure. The copy ninja, ninja peniru begitulah julukanya. Sebenarnya bukan itu yg saya maksudkan alasan mengapa saya menuliskan tentang tokoh anime yg satu ini. Jika ia pun tentunya lebih asyik nonton langsung serial lengkapnya sampai dengan Boruto dari pada harus membaca tulisan ini.hehe
..
Kakashi dengan jurus terbaiknya seperti chidori dan sharingan telah banyak menewaskan musuh2nya seperti ayahnya dulu Sakumo Hatake. Guru Kakashi adalah Minato Namikaze yg telah mendidiknya menjadi ninja yg hebat bahkan kakashi bisa menjadi Hokage ke-6.
Hal yg unik dari dirinya yg perlu saya tuliskan yaitu dia suka membaca. Saya akui walaupun kakashi hanya membaca novel seperti icha-icha karya jiraiya dan lainya seperti icha2 violence, icha2 paradigm dan icha2 tactic. Disinilah letak kekaguman saya pada sosok kakashi. Bagi saya ia telah mengajarkan arti penting dari sebuah ilmu pengetahuan.
..
Walaupun wajah kakashi selalu tertutupi oleh penutup ninjanya ia tetap menjadi sosok ninja yg senang bermasyarakat. Namun ada hal yg membuat naruto jengkel padanya yaitu ia adalah tipe ninja yg sering terlambat datang ketika orang lain membutuhkan bantuanya. Walau demikian saya tetap suka kakashi yg apa adanya dan serius ketika bertemu dengan lawanya. Dari pada menjadi Orochimaru yg penuh dengan kedustaan.
..
Dari kakashi saya dapat belajar bahwa ia benar2 cerminan bangsa Jepang yg notabene mencintai ilmu, mereka banyak yg berlama2 dengan buku. Artinya tingkat membaca mereka sangat tinggi. Yg saya ketahui anime jepang itu biasanya membawa ideologi bangsanya. Seperti halnya anime Tsubatsa, ia adalah anime yg di khususkan untuk memotivasi dunia sepak bola jepang yg dulu sempat redup, supaya bangkit kembali. Jika melihat historis jepang dulu, mereka dalam rangka move on dari peristiwa bom atom oleh tentara sekutu, untuk bangkit bahwa mereka bisa. Memunculkan mental ninja warrior, begitulah Jepang. Juga kakashi yg memiliki jiwa Bushido Kaizen yg berarti menekankan pada kehormatan, keberanian, dan kesetian kepada atasan melebihi apapun. Ninja yang ideal adalah mereka yang tidak mempunyai rasa takut terhadap kematian tetapi mereka takut jika tugas yang mereka emban tidak berhasil. Begitulah investasi kakashi terhadap peradaban. Jadi melihat kakashi bukan hanya melihat kartun tapi lebih dari itu. Ia adalah ilmu, utamanya soal MEMBACA.
#Salam Budaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Tidak Mencatat?

Woko Utoro Sudah berulang kali saya menemukan di mana mahasiswa jarang mencatat. Utamanya ketika presentasi makalah di ruang online catatan akan sangat sukar ditemui. Parahnya lagi fenomena itu merebak baik dalam presentasi di kelas maupun forum seminasi ilmiah. Presentasi di ruang online tak ubahnya radio butut, tak didengarkan dan dibiarkan berlalu. Saya berhusnudzon jika catatan mahasiswa beralih dari buku ke note digital dalam gawai. Tapi apakah hal itu bisa dipercaya? tentu saya meragukannya. Beberapa kali saya tidak menjumpai jika mahasiswa mencatat apa yang seharusnya mereka butuhkan. Selama ini kita bisa mengamati bahwa catatan sudah tidak dianggap penting. Akibatnya selain tidak membaca mahasiswa juga minim mencatat dan lengkaplah sudah ketertinggalan kita soal pengetahuan. Saya menduga dan semoga saja ini tidak benar. Mengapa mahasiswa tidak mencatat padahal hampir seluruh kegiatan dan pelaporan dalam tugas kuliah selalu berkaitan erat dengan dunia tulis menulis. Tapi faktany

Kebudayaan Agraris Padi Digantung di Rumah

Woks Kebudayaan kita memang kaya baik budaya yang lahir dari peradaban pesisir, sungai ataupun petani. Kebudayaan agraris utamanya di Jawa dan Bali pasti tidak akan melupakan sosok Dwi Sri sebagai jelmaan atau simbol kesuburan. Nama ini selalu menjadi tokoh utama apalagi ketika musim tanam dan panen tiba. Dalam berbagai sumber termasuk cerita yang berkembang, orang-orang Jawa khususnya sangat menghormati tokoh Dwi Sri sebagai aktor lahirnya padi yang menjadi makanan pokok sehari-hari. Ia juga dipercaya sebagai penunggu daerah gunung dan bumi begitu juga dengan Nyai Roro Kidul penguasa lautan. Salah satunya tradisi yang sering kita jumpai yaitu budaya menggantungkan padi di atas dapur, depan pintu rumah dan lumbung padi. Tradisi ini tentu sudah berkembang sejak lama. Entah apa motifnya yang jelas orang-orang tua dulu begitu menghormati dan tidak melupakan nilai-nilai kearifan yang ada di dalamnya. Dalam bahasa Sunda, padi dikenal dengan nama “paparelean’ karena kakek nenek sangat bingun

Catatan Makrab bersama Mahasiswa Jabo

Bang Woks* Suatu saat di sesi wawancara TV, Bang Mandra pernah ditanya satu kata untuk mewakili orang Betawi. Beliau menjawab, orang Betawi itu "ceplas-ceplos". Apa yang dikatakan Bang Mandra sebagai salah seorang seniman Betawi tentu benar adanya. Hal itu pula yang saya temui ketika hadir di acara Makrab Komunitas Mahasiswa Jabodetabek. Komunitas Mahasiswa Jabodetabek atau biasa disebut Mahasiswa Jabo didirikan sekitar tahun 2018. Di antara orang-orang sepuh yang saya kenal yaitu Bang Heru, Depta, Luthfian, Qoni dan Ohang. Merekalah yang dalam pandangan sempit saya beberapa menjadi pionir atas berdirinya komunitas tersebut. Mereka menyebut perkumpulan tersebut dengan frasa "Persodaraan". Sebuah frasa yang khas Betawi banget. Memang jika kita dengar misalnya "ettdah, buju busyet, suwe banget lu, tong mau kemane, nyak babe pergi dulu, ncing bayar dulu gopek, gue mau ke Rawa Bebek, sombong amat lu, emang banda ngkong lu, udah gile lu ya, muke lu kayak salak Conde