Meraih Mimpi I
..
Oleh Woko Utoro
..
Saya tidak membahas dua kata itu. Saya cuma menyarankan pada anda untuk menonton dua judul film layar lebar yg satu ini yaitu, "Sarjana Kambing" dan "Ibu Maafkan Aku". Dua judul film itu cocok sekali bagi kamu yg baperan. Orang seperti sayapun melihat adegan di film itu kadang membuat saya haru dan meneteskan air mata. Bagi sebagian orang menganggap bahwa saya itu alay, mendramatisir atau baperan, baru melihat seperti itu saja menangis. Disinilah letak kesalahan seseorang karena streotip yg berlebihan.
..
Film Sarjana kambing seperti galnya dulu pernah saya sinopsiskan beberapa waktu yg lalu adalah sebuah film yg menggambarkan impian seorang anak yg harus bersebrangan dengan keinginan seorang ayah. Sang ayah menginginkan anaknya setelah lulus jadi sarjana langsung kerja di perusahaan atau menjadi pegawai di salah satu instansi pemerintahan. Namun anaknya menolak itu, ia merasa bahwa hidup itu tidak harus linear sesuai dengan jurusan yg ada di kuliah, hidup itu kompleks tergantung siapa yg menjalani semua itu, bagi anaknya menjadi petani adalah bukan sebuah hal yg hina justru dengan niat yg tulus pasti ada sisi kebermanfaatanya.
..
Jika film Ibu Maafkan aku lebih kepada impian impian dua orang anak (kakak) menjadi pilot dan menjadi dokter, namun sayang mimpi adiknya tidak terwujud seperti halnya dua orang kakaknya. Namun ibunya selalu berpesan bahwa menjadi apapun kamu bisa yg terpenting adalah bakti pada orang tuamu yg di unggulkan. Orang tua tidak akan bangga berapa nilai dan IPKmu, atau seberapa tinggi jabatanmu. Orang tua akan bangga ketika di tengah kesibukanmu engkau mampu hadir di tengah2nya ketika ia membutuhkan dirimu. Hingga di akhir cerita film ini, sang Ibu wafat dalam keadaan menunggu anaknya (pilot dan dokter) itu yg tak kunjung tiba. Begitulah akhirnya. Lalu apa mau di kata jika nasi sudah menjadi bubur, atau kayu sudah menjadi abu. Sulit untuk kembali seperti semula.
..
Dari kedua ilustrasi tersebut kadang saya merasa baper itu ada di sekitar saya. Saya menangis karena memang pada posisi itulah saya berada. Hidup menjadi serba salah. Cita2 mengapa kau selalu kontradiksi dgn keadaan, disisi lain saya ingin berbakti pada orang tua, disisi yg lain saya harus meninggalkanya tak tak kunjung kembali, jika hanya lebaran tiba. Begitu pula orang tua, utamanya ibu. Ketika di telpon layaknya madu namun sebenarnya menyimpan garam maupun rasa pahit yg kadang di sembunyikan. Biarlah anak menimba ilmu dengan tenang tanpa memperdulikan keadaan orang tuanya. Disinilah ibu seperti topeng joker, mulut tersenyum namun hati menangis (seperti ada hal yg di sembunyikan). Maka dari itu buka dulu topengmu bu/pak, jgn menutupi2 apapun. Keadaan bagaimanapun anakmu ini ingin tahu yang sebenarnya terjadi.
Mudah-mudahan wasilah pendidikan orang tua akan bangga. Dan yg terpenting adalah impian atau ilmu pengetahuan harus berbanding lurus dengan keridhoan orang tua karenanya, segalanya jadi mungkin. Dawuh Mbah Anwar Mansyur Lirboyo "lek bengi jo lali tangi, tahajjud, nyuwun ngarso dalem gusti Allah, nyuwun putro/putrine di paringi ilmu ingkang barokah, supoyo uripe yo barokah".
..
#Salam Budaya
Komentar
Posting Komentar