Ta'mir Mentality
..
Oleh Woko Utoro
Dan disinilah pentingnya "iqra" yg sebenar2nya. Saling memberi pesan dan saling mengingatkanlah kamu sesungguhnya manusia adalah "mahallul khoto wann nisyan".
..
Dalam sebuah ceramah mungkin kita sering mendengar ilustrasi yg di sampaikan (gambarkan) para pendakwah (ustad/kyai) mengenai bagaimana cara mencerna sifat sabar, sifat nrimo dan sifat baik yg lainya yg dpt di terima mudah oleh masyarakat awwam. Sehingga ilustrasi yg mengandung pengajaran tersebut dapat menjadi muru'ah (kepribadian yg baik) dalam kehidupan sehari2.
Salah satu ilustrasi nyata yg ada dalam kehidupan ini adalah yg menurut saya harus masuk kedalam sebuah mental diri ini, utamanya di zaman kacau seperti ini. Mental tersebut ada pada sosok seorang ta'mir masjid, walaupun tak sedikit ta'mir masjid yg bersikap garang, utamanya pada anak2 kecil.
Menurut saya ketika kita dapat menyibak kepribadian seorang ta'mir maka yg akan kita dapatkan adalah sebuah hikmah yg luhur yg sehingga kita dapat belajar darinya.
Selain seorang yg selalu bekerja sebagi tukang bersih2 di masjid ia juga pasti akan mengingkatkan kepada kebaikan sejati, mengingatkan kita untuk menegakan wadah dari setiap amal ibadah, akan mengingatkan kpd kita arti penting dari sholat. Dengan pasti akan mengingatkan melalui panggilan illahi yg tepat waktu. Adzan dan memukul bedug begitulah ia lakukan.
Ia juga merupakan sosok yg lengkap seperti halnya ia bisa menjadi seorang petugas parkir, yg mana ia akan bersikap sabar dan nrimo bahwa selama yg ia jaga dan rapihkan selama ini adalah kendaraan titipan. Maka amanah itu sama hal nya dengan amanah kehidupan yg ia jalani saat ini. Besyukurlah, begitulah pesanya.
..
Ia juga akan menjadi pelayan bagi setiap kebutuhan para jamaah, termasuk merapihkan tempat shalat dan pengadaan alat sholat. Iya memiliki prinsip mann khudama khudima, siapa yg mengabdi maka akan di abdi. Sesekali sang ta'mir akan memberikan ilmunya kepada anak2 kecil yg belajar di masjid, walaupun penuh dengan keterbatasan. Kesederhanaanya bisa menjadi teladan, apalagi ta'mir yg di ambil dari orang2 perantauan. Mereka benar2 hanya mengabdi untuk kemakmuran masjid. Salah satu pemuda yg di rindu surga adalah pemuda yg hatinya selalu terpaut di masjid. Kadang di kala kesendirianyapun ia sempatkan untuk membaca.
..
Saya yakin jika sebagian orang tersadar bahwa salah satu mental yg harus ada pada diri ini yaitu mental ta'mir, dimana mental ini menitik beratkan pada berjuang, berdakwah, kebermanfaatan hidup dimanapun, kejujuran, sikap menerima dan tentunya sederhana. Salah satu sikap tersebut tentunya dimiliki para nabi, sehingga jika kita mengambil ibrah di dalamnya maka kita termasuk kepada warasatul anbiya. Rasanya tidak ada istilah bekerja dengan harus di perintah terlebih dahulu, malah justru ia akan peka dan sadar tersendiri bahwa itu adalah bagian dari khuluqin adhim. Semoga saya dan anda bisa berbuat demikian.
..
Inti dari semuanya adalah tebarlah manfaat ke muka bumi sehingga yg di langitpun akan menyayangimu. Begitulah pesan langit untuk kita yg di bumi. Seandainyapun hati kita di langit akan tetapi bahasa dan tingkah laku kita masih akan tetap di bumi yg dapat menegakan dan memberi pesan damai kepada seluruh alam layaknya baginda agung nabi Muhammad saw yg rahmatan lil alamin.
"Jika berbuat manfaat tidak mampu diam lebih baik dari pada berbuat kerusakan". Hiduplah dengan sederhana dan mengabdi.
#Salam Budaya
Komentar
Posting Komentar