Tidur I
..
Oleh Woko Utoro
Saya dan anda mungkin pernah memiliki pengalaman menarik seputar tidur. Entah itu tidurnya diri sendiri yg di ceritakan orang lain atau orang lain yg tidur dan menjadi objek inspirasi untuk kita dapat menarasikanya dalam sebuah kalimat. Dalam hal ini sejauh yg saya pahami dari orang terdekat saya, katanya saya itu juga memiliki tipe tidur yg unik, tidurnya seperti bertipe ganda yg pertama, seperti mayat (tidak gusar sedikitpun) yg kedua, seperti belut (sewaktu2 kaki di kepala kepala di kaki). haha. Dari itulah mungkin anda akan memiliki cerita tersendiri seputar siklus kehidupan yg satu ini...
Dulu waktu saya mukim di pondok saya sering melihat teman dengan siklus tidur yg membuat siapa saja takut di buatnya. Betapa tidak hal itu sering di ulang2nya hampir tiap hari, dimana hal itu kontradiksi dengan kegiatan pondok yg dinamis dan padat itu. Sepanjang perjalanan teman saya itu paling maksimal jika tidur mulai jam 03 dini hari atau waktu shubuh dan akan terbangun sekitar jam 15 atau waktu asyar. Anda bisa bayangkan dua sholat wajib dan sejumlah rangkaian pengajian ia lewatkan dengan indahnya, sehingga pengurus mana yg tidak geting (baca: bosan dan marah) ketika bersua santri seperti itu. Hidupnya hanya di penuhi 3 hal yaitu, ngopi, rokok an dan tidur. Dan hal itu continue ia lakukan, seperti mayat hidup atau bangkai binatang yg masih bernafas.
..
Tidur bukanlah sebuah hal yg negatif namun adakalanya harus di perhatikan kadar dan waktu tidur itu sendiri. Jika menurut kesehatan tidur yg paling ideal adalah 8 jam. Hal itu sama halnya yg di atur menurut agama yaitu gunakanlah 1/3 hari mu untuk tidur.
Bagi para pelajar (santri) sendiri dalam kitab Ta'lim Mutaa'lim karya Syeikh az Zarnuji berpesan untuk tidak terlalu banyak tidur.
يا طالب العـلم باشـر الورعا وجـانب الـنوم واترك الشبعـا
"hai pelajaran, patuhilah waro’, singkiri tidur, dari perut kenyang"
Sehingga kehidupan ini akan bermanfaat, khusus bagi diri sendiri dan umumnya bagi orang lain. Bahkan Allah akan melaknat orang dengan banyak tidur tersebut. Dan sesungguhnya perut kenyang akan mengakibatkan mengantuk dan tidur serta berefek pada khualitas ibadah. Ibadah kita akan malas, pastinya karena rasa kantuk yg selalu menyelimuti.
..
Tidur adalah bagaian dari nikmat Allah yg perlu di syukuri, karena tidak sedikit pula orang yg sulit untuk tidur (insomnia) karena hal itu di sebabkan karena pola hidup yg tidak bijaksana. Memang benar bahwa dari setiap orang akan di mintai pertanggungjawaban selain atas orang juga bagi dirinya sendiri. Apakah ia bijak terhadap dirinya sendiri atau malah dholim. Jika seseorang bisa berlaku bijak tentunya ia akan adil terhadap waktu yg telah tersedia selama 24 jam itu. Tidak mungkinkan jika selama kehidupan sosial kita akan di selalu penuhi tidur sepanjang hari. Pastinya kita butuh berinteraksi dengan yg lainya. Karena jika badan tidak banyak di gerakan pastinya akan menimbulkan berbagai macam penyakit.
..
Marilah kita seraya mengucap syukur kepada Allah bahwa hari ini kita masih di berikan nikmat tidur yg begitu nikmat dimana jika kita bandingkan dengan negara lain untuk sekedar memejamkan mata saja sulit karena badai peperangan masih terus menghantui. Tapi lihat di Indonesia, semuanya ayem tentrem, bahkan dimanapun kita bisa tertidur dengan pulasnya. Dan kita seraya memuji kepada Allah yg telah menghidupkan kita dari kematian semi ini. Jika benar2 kita menjadi ahli naum, maka jadilah ahli naum yg tujuanya untuk bertaqorrub kepada Allah layaknya Kanjeng Nabi Muhammad SAW walaupun beliau tertidur akan tetapi beliau tetap terjaga dan selalu berdzikir kepada Allah. Sehingga jasad beliau seperti tertidur namun aslinya hati beliau terus mendengungkan nama Tuhanya, Allah swt. Marilah kita ciptakan rasa tidur layaknya tidurnya pengantin, begitulah gambaran orang sholeh yg Allah akan bangunkan ia dari alam barzakh nanti. Semoga rahmat Allah menyelimuti kepada kita yg selalu memenuhi perintahNya.
#Salam Budaya
Komentar
Posting Komentar