Meraih Mimpi II
..
Oleh Woko Utoro
..
Seorang anak biasanya jika di tanya dalam hal impian mereka akan cenderung menjawab "ingin membahagiakan orang tua". Sungguh masih sangat bersifat ambiguitas. Dari keinginan untuk menggapai impian itu menurut saya hampir mirip dengan apa yg di sampaikan Sigmund Freud mengenai sistem Oedipus Complex, dimana sang anak akan merasa (memiliki tanggungjawab) atas jasa orang tua, yg tentunya mereka ingin impian orang tua bisa tercapai. Maka disinilah sosok orang tua (bapak) sebagai sosok yg digdaya. Akan tetapi hal itu merupakan sebuah hal yg wajar karena, sang anak belum merasakan bagaimana menjadi ibu/bapak atau orang tua. Mungkin jika mereka sudah jadi orang tua tentunya merekapun akan memiliki politisisasi pemikiran kepada anaknya. Walaupun ada juga yg demokrasi.
..
Jika saya seorang perempuan mungkin yg saya hadapi adalah sesuatu yg hal yg berbenturan, seperti antara meneruskan perjuangan pendidikan (dan impian lain) atau menyerah di meja pernikahan. Yang saya sangat paham bahwa keduanya amatlah penting bagi saya dan orang tua. Ada istilah bahwa prajurit itu jaga rumah, jaga ibu bapak. Jangan jauh2, menggapai impian tidak harus meninggalkan sarang. Katanya. Padahal ada ungkapan "hijrahlah engkau ke negri yg jauh disana, niscaya kau temui hal2 yg baru". Namun lagi2 apalah daya, semua hal itu hanya membutuhkan restu kedua orang tua.
..
Seorang ibu adalah simbol yg tidak pernah memiliki rasa pamrih. ia tidak ingin apa2 walaupun pengorbanan sangatlah besar. Jasanya tak ingin di balas oleh anaknya. Sudah berapa milyar rupiah jiwa yg sudah bertahun2 ini hidup dari pengorbanan kedua orang tua. Mungkin sudah tak terhingga. Memang benar tak akan pernah terbayar, tak terbalaskan. Sebuah kemustahilan. Mungkin sekarang beliau sekarang sedang kepanasan di sawah. Melamun memikirkan anaknya ini. "Aku tidak ingin makan enak sebelum anak-anak ku kenyang dengan gizi" begitu pesan ibu. Jka anaknya sakit beliau di garda paling depan.
Sebenarnya keinginan seorang ibu hny sederhana yaitu ingin anaknya kumpul seperti dulu walaupun hny beberapa menit. Tak banyak.
Saya tidak mau terkena istilah anak jadi boss ibu jadi babu. Apa yg di katakan ibu semua tidak mau, jika bukan untuk anaknya.
Ibu tidak ingin cincin emas, permata atau apapun. Walaupun emas sebesar gunungpun orang tua tidak ingin itu. Ibu hanya ingin anaknya sholeh dan berbakti. Ibu adalah orang yg paling pandai bermain drama. menyembunyikan sesuatu yg sakit. Tapi kenyataanya beliau tetap tersenyum di depan anaknya. Kasih sayang ibu tak akan pernah bisa di beli dgn uang atau dgn seribu pelayan sekalipun. Begitu pula bapak. Ia adalah sosok yg pekerja keras, lagi2 semua untuk anaknya tercinta. Sekarang berpakah jumlah baju bagus milik bapak? paling hanya beberpa, itupun hasil dari pemberian pak Kaji di tiap tahunya (idul fitri). Semua demi anaknya.
..
Jika do'a trus di barengi usaha yg gigih impian dan harapan orang tua terhadap anaknya akan mungkin sekali tercapai. Karena syarat impian itu tercapai ada 3 yaitu, anak, orang tua dan guru. Ketiganya harus bersungguh2. Anak sungguh2 belajar, guru sungguh2 mengajar dan orang tua sungguh2 mencari dana (rezeki) untuk anak. InshaAllah semua akan menemui jalanya.
Wallahua'lam bishowabb.
#Salam Budaya
Komentar
Posting Komentar