mBolang ke Pantai Gemah
..
Oleh Woko Utoro
..
Dari pada kita sibuk mengurusi sesuatu yg membuat diri kita lelah, mending kita mencoba merefresh otak agar menjadi dingin dan sejuk walaupun bersifat sementara.
Kali ini saya bersama Keluarga Horee mengunjungi salah satu pantai yg ada di Tulungagung yaitu pantai gemah. Pantai ini merupakan deretan pantai panjang yg terhampar mulai dari kalidawir sampai dengan besole, bahkan tak ada ujungnya. Pantai yg masih asri, sehingga masih di kelola oleh pengelola pantai terutama mengenai insprastruktur.
..
Jika kita akan menuju pantai ini dapat di pastikan mata kita akan di cuci, karena sepanjang jalan kita akan di manjakan dengan pemandangan perbukitan hijau yg berbaris cantik, di tambah lagi akses jalan yg sudah beraspal makin menambah kenyamanan kita dalam memuju tempat rekreasi ini. Ketika kami sampai di tempat tujuan benar2 langsung menghilangkan penat dan beban yg selama ini menggendong dalam diri. Pantai dengan debur ombak yg damai di tambah lagi deretan cemara menambah ke khasan pantai ini. Namun sedikit di sayangkan pasir putih yg menjadi ciri kasnya tidak dapat kita jumpai disini. Di tambah lagi seperti biasa masalah klasik selalu mengiringi keindahan yaitu, masalah sampah. Sampah menjadi momok utama yg menghiasi pinggir pantai. Disinilah harus adanya kesadaran antara pengelola, nelayan dan umumnya kepada pengunjung.
..
Setelah asyik bercengkrama dengan asinya air laut, main kejar2an, berfoto ria, sampai mengevakuasi bangkai monyet yg mati, kami pun bergegas menuju salah satu warung di pinggir pantai yg menjajakan menu khas pantai yaitu ikat bakar segar plus es degan nya.
Kali pertama bagi saya berwisata kuliner seperti ini apalagi makan ikan tuna bakar dengan di santap beramai-ramai. Wuuiihh menambah keseruan di pantai gemah ini. Hingga tak terasa hari mulai gelap dan kami pun mengakhiri sesi ini dengan mengucap syukur alhamdulillah.
..
Setelah shalat magrib kami pun beranjak menaiki sepeda motor untuk go home. Di sepanjang jalan yg belum terdapat lampu-lampu penerangan jalan kami melaju bersama melawan hujan rintik-runtik membasahi. Walau demikian kami memprediksi bahwa hujan tidak akan merata, ternyata benar untuk wilayah campurdarat dan seterusnya tidak ada hujan sedikitpun.
Sepanjang jalan malam kami pulang dengan suguhan yg indah pula yaitu, deretan lampu kerlap-kerlip yg memancar dari setiap keramba yg ada di laut sangat terlihat jelas dari atas ketinggian jalan berkelok. Dari semua itulah kita hanya mampu bersenandung "subhanallah wal hamdulillah wala illa haillallah allahu akbar". Sungguh indah ciptaanNya, sehingga tak ada hal lain yg kita dapati selain menjaganya dengan bijak.
Salam Lestari..
Selamat merenung..
#Salam budaya
Komentar
Posting Komentar