Refleksi 10 November
..
Oleh Woko Utoro
..
Menurut analisis orang awwam seperti saya, kini kebanyakan orang mengartikan istilah pahlawan dengan arti yg sangat sempit sehingga, kepahlawanan itu sendiri terkurung dalam sangkar ke statisan makna. Seperti pengertian di bawah ini. Orang mengartikan pahlawan seperti;
1. Superhero; betmen, supermen, wonderwomen, catmen dan men men yg lain. Padahal tidak hanya itu.
2. Always 10 November. Padahal hari di mana ibu berjuang melahirkan anaknya juga termasuk hari pahlawan.
3.Identik dengan senjata, daya, energi, kekuatan dan sebagainya. Padahal juga bukan melulu seperti itu.
Jika memang hari pahlawan di SK dan di tetapkan 10 November maka lebih spesifik jika tertulis "hari pahlawan Indonesia" hehe
..
Menurut saya pahlawan itu lebih di tujukan pada isim (sifat) bukan fail (pelaku) sehingga arti dari pahlawan itu sendiri akan luas. Maka nantinya sikap kepahlawanan itu akan berarti sebuah ke harusan, menghasilkan tindakan, menjadi fiil (pekerjaan) dan dinamis.
Kita mengenal istilah altruism atau sikap altruistik yaitu, sebuah sikap lebih mementingkan orang lain tinimbang diri sendiri. Karena lebih mementingkan humanism adalah hal yg terbaik dari pada berfikir ke Akuan. Anjing yg kehausan lebih di dahulukan dari pada wudhu kita dan sebagainya. Ego sebisa mungkin di simpan di nomor yg paling ujung. Sehingga berfikir jernih menjadi nomor urut yg pertama.
Ada lagi namanya sikap futuwwah yaitu, sikap kedermawanan dan kekesatriaan spiritual yang memuat pengetahuan tinggi tentang penghambaan, yaitu kedudukan yang pada hakikatnya merupakan kebajikan kepada manusia, tidak pernah menyakiti mereka dan sabar dalam menghadapi gangguan mereka, yang digunakan sebagai penunjang akhlak yang baik dalam bergaul bersama mereka (lihat kitab Madarijus Salikin:Ibnu Qayyim al-Jauziyah). Sikap ini selain berdimensi sosial juga berdimensi religi, keagamaan. Kata futuwwah sendiri berasal dari fata, yang arti dasarnya adalah “pemuda” (syabb) yg mencakup konotasi ‘heroik’ (bersifat kepahlawanan) yang menjadi tak terpisahkan dari istilah futuwwah. Sebagai suatu contoh ialah, memberi maaf kepada musuh, menyembunyikan rasa malu orang di muka umum, tidak menuntut orang lain meminta maaf, rendah hati bukan bukan meninggikan diri dan lainya (Sumber: laman UMY Yogyakarta).
..
Apa yg saya tulis disini adalah bagian dari sebuah opini dan sebuah kata yg terangkai dalam bait yg masih perlu berintrospeksi dan juga mengaca diri dari sebuah kekurangan. Sehingga kita mampu menilai diri apakah kita layak di sebut sebagai seorang pahlawan ketika kita masih menuntut hak yg mana penempuhan kita sebagai diri belum mencapai kebermanfaatan bagi orang lain. Mungkin inilah rahasia hidup yg garus di jalani manusia. Kata Ibnu Qayyim mengatakan "jika kamu ingin melihat sosok yg kamu sebut sebagai pahlawan sejati maka lihatlah junjungan alam kanjeng Nabi Muhammad SAW" beliau adalah manusia paripurna, lengkap dan suri tauladan abadi. Maka dari itu kita patut bersyukur kepada Allah kita dapat di beri pemahaman tentang arti kehidupan kepahlawanan. Entah sebagai suatu sifat atau sikap. Sehingga "siapapun bisa menjadi pahlawan, pahlawan yg tidak harus berbuat sesuatu yang besar, melainkan berbuat dengan hal yg sederhana namun bermanfaat". Inilah yg disebut "prophetik heroes".
Selamat Hari Pahlawan 10 November 2017
#Salam budaya
#Salam budaya
Komentar
Posting Komentar