P3K untuk Calon Pemimpin
..
Oleh Woko Utoro
..
Ada maksud dari semua itu. P3K adalah sebuah hal yg sangat penting bagi seseorang yg membutuhkan pertolongan, sama halnya dalam berorganisasi pastinya akan menemui yg namanya masalah dan kebuntuan. disinilah arti P3K sebagai sebuah jalan dan solusi, pertolongan pertama pada masalah keorganisasian (otak atik mantuk berfilosofi) hehe. Seperti halnya kehidupan ini. kita adalah bagian dari masalah atau bagian dari solusi. Jika dalam organisasi tentunya pertolongan pertama jika terkena luka dalam tubuh organisasi, seorang leader tidak perlu panik dan khawatir seperti halnya orang yg shock ketika berjumpa dengan darah, cukup hadapi dengan tenang, jalankan musyawarah dan ambil keputusan. Jangan lupa dengan upaya komunikasi yg intensif. Termasuk masukan dari para pendahulu juga penting sebagai nilai komparatif dalam pengembangan organisasi.
..
P3K dalam akromin yg saya bangun disini yaitu paradigma pemimpin progresif kita. Artinya nilai2 demokrasi harus sejak dini di tanamkan agar kita dapat menciptakan pemimpin yg progresif, futuristik dan bermasyatakat. Kata Gus Dur "demokrasi itu bukan pasar" sebab, seorang pemimpin itu harus memiliki keputusanya sendiri tanpa adanya intervensi dan pembelian hak suara. Maka dari itu disini kita berupaya agara para pemimpin selanjutnya memiliki mental membangun dari pada merobohkan. Mental investasi dari pada pemborosan. Pemimpin harus meletakan daya cerdasnya demi memanej anak buahnya menjadi satu gerbong lokomotif yg dapat melaju bersama. Maka disitulah menandakan bahwa dalam sebuah organisasi itu ibarat satu tubuh kita. Jika satu saja dari anggota tubuh merasa sakit otomatis anggota tubuh yg lainpun akan merasakanya. Artinya ketika tubuh merasa sakit orang lain bukan ikut-ikutan sakit justru harus ikut membatu mencarikan obatnya atau paling minimal adalah menghiburnya. Disinilah arti penting dari sebuah pendengar yg bijak sekaligus pembicaranya. Adakalanya seseorang membutuhkan nasihat dalam hal apapun, bukan hny dlm organisasi saja, maka pantas saja ada staff ahli penasihat. Syeikh a
Abdul Qodir al Jailani berkata "jangan pernah berhenti mendengar nasihat karena hati akan buta tanpa nasihat". Sehingga jika seorang pemimpin sudah sulit mendengar nasihat maka disinilah fase "fantadiruss sa'ah" siap2 menemui kehancuran.
..
Karena ada istilah "mencegah lebih baik daripada mengobati" maka para pemimpin yg memiliki paradigma progresif di harapkan untuk dapat menekan sisi2 di mana letak rapuhnya organisasi. Biasanya problem yg sering di temui dalam organisasi yaitu masalah pribadi yg terbawa di organisasi, miskom antara anggota, badai males, bersebrangan pendapat, sulit mengatur waktu (komitmen) dan menyerah di tengah jalan (kalah sebelum berperang). Seperti halnya Henry Dunant ketika pertama kali membantu orang yg terluka di medan perang, ia bersama team palang merahnya kompak bekerja sama, tanpa pamrih dan semuanya ia curahkan demi menyelamatkan semua orang. Dalam organisasipun sama. Mereka harus di tuntut untuk kerja kolektif dan hindari sikap arogan dan individualis. Jika hal itu tercapai maka harmonisasi organisasi akan tercium harum dan semua akan merasakan itu. Pepatah mengatakan "hidupilah organisasi dan janganlah hidup dari organisasi". Kita harus memiliki dasar ideologi tersendiri agar dapat berjuang membangun bersama tanpa harus saling menjatuhkan, bersatu kita teguh bercerai kita berantakan. Jika sudah begitu awas masuk emergency, dan masuk instalasi gawat darurat.
Selamat berproses dan esensi dari semua itu adalah niatkan belajar, dan berjuang untuk kebermanfaatan hidup serta menggapai takwa kepada Allah swt menuju organisasi yg DARUSSALAM.
#Salam Budaya
Komentar
Posting Komentar