Langsung ke konten utama
*Bertamu kepada Allah SWT*
..
Siapa yang tidak bahagia ketika mendengar akan berjumpa dengan tuhanya dan siapa pula yang tidak menangis haru ketika sang tuan rumah memanggil sang tamu untuk bertamu ke rumahnya. Dalam hal ini (tulisan ini) yg saya maksudkan adalah tentang ibadah haji.
..
Bulan syawal telah berlalu dari ramadhan yg mulia, kini sudah dzulqo'dah dan sebentar lagi menginjak bulan haji (Dzulhijjah), orang jawa menyebutnya bodho besar. Pada bulan dzulhijah, ada dua peristiwa besar yaitu idul qurban dan ritualitas ibadah haji.
..
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yg lima. Ibadah ini hukumnya wajib bagi muslim yg mampu, artinya mampu secara dzohir dan batin. Ibadah haji sendiri di syariatkan pertama kalinya yaitu oleh Nabiyullah Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As, termasuk juga syariat berqurban. Hingga tahap final pada syariat Nabi kita Muhammad saw.
..
Ibadah haji adalah satu-satunya ibadah yg melibatkan universalitas kehidupan, maksudnya ialah ibadah yg membutuhkan, waktu, tenaga, biaya besar, transpot, fikiran dan pastinya ilmu. Bahkan tak jarang jiwa dan raga menjadi taruhanya. Dan inilah salah satu keistimewaan yg membuat ibadah ini selalu di rindukan para perindunya. Betapa tidak, untuk antrian daftar keberangkatan haji terutama di kota besar menurut kementrian agama bidah pengelolaan keberangkatan haji, memperoleh data bahwa jarak waktu tunggunya bisa sampai 32 tahun. Masyaallah. Usia kita berapa sekarang dan apakah sampai pada rentang waktu itu. Dan disinilah lagi2 ada kekuatan Tuhan.
Pastinya, ibadah haji adalah puncak dari segala ibadah namun, kita juga di perintah memperhatikan makna haji sebelum dan sesudah melakukanya.
..
Dalam ibadah haji sendiri dari setiap ritualitaanya mengandung makna dan sejarah tersendiri. Mulai dari pakaian ihrom yg berarti sebuah komitmen kita kepada Allah. Pakaian ihrom juga menjadi bukti kesamaan mahluk di hadapan Allah. Tawaf yang dilaksanakan tujuh kali hanya di pelataran Ka’bah saja mencermin kan bahwa segala pekerjaan yang dilakukan oleh umat Islam hendaknya selalu dilaksanakan di jalan Allah dan hanya berdasarkan petunjuk Allah SWT. Sai juga bermakna, tidak boleh berputus asa terhadap rahmat Allah. ″Sama dengan Siti Hajar (istri Nabi Ibrahim) yang tidak berputus asa memohonkan keselamatan anaknya dan mencarikan air untuk anaknya, Ismail, yang tengah menangis kehausan. Tahahlul juga berarti sebuah pengorbanan kepada Allah. Lempar jumrah juga berarti simbol menghilangkan hawa nafsu jelek. Semua itu intinya adalah bukan dari maknanya akan tetapi esensi setelah menjadi haji. Maka bukan hanya sebatas gelar haji tapi aplikasinya di masyarakat.
..
Mari kita senandungkan dzikir talbiyah bersama, berharap pintu-pintu langit terketuk tanpa memandang siapa yg bertamunya.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ
Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Kita juga bersama-sama berdoa, semoga jamaah haji tahun ini yg berangkat dari masing2 embarkasi dan dari kloter2 manapun dapat di berikan kemudahan dan pastinya menjadi haji mabrur-mabruroh.
..
Semoga Allah swt juga berkenan memanggil kita, orang tua kita, para guru, para orang sholeh, orang kaya dermawan, orang miskin beruntung dan semuanya orang sholeh untuk berkunjung ke rumah yang mulia Mekah al-mukarromah dan bisa bersua kanjeng Nabi Muhammad saw di Madinah Al-munawarroh. Amiin.
#Salam budaya
#Wokolicious

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Tidak Mencatat?

Woko Utoro Sudah berulang kali saya menemukan di mana mahasiswa jarang mencatat. Utamanya ketika presentasi makalah di ruang online catatan akan sangat sukar ditemui. Parahnya lagi fenomena itu merebak baik dalam presentasi di kelas maupun forum seminasi ilmiah. Presentasi di ruang online tak ubahnya radio butut, tak didengarkan dan dibiarkan berlalu. Saya berhusnudzon jika catatan mahasiswa beralih dari buku ke note digital dalam gawai. Tapi apakah hal itu bisa dipercaya? tentu saya meragukannya. Beberapa kali saya tidak menjumpai jika mahasiswa mencatat apa yang seharusnya mereka butuhkan. Selama ini kita bisa mengamati bahwa catatan sudah tidak dianggap penting. Akibatnya selain tidak membaca mahasiswa juga minim mencatat dan lengkaplah sudah ketertinggalan kita soal pengetahuan. Saya menduga dan semoga saja ini tidak benar. Mengapa mahasiswa tidak mencatat padahal hampir seluruh kegiatan dan pelaporan dalam tugas kuliah selalu berkaitan erat dengan dunia tulis menulis. Tapi faktany

Kebudayaan Agraris Padi Digantung di Rumah

Woks Kebudayaan kita memang kaya baik budaya yang lahir dari peradaban pesisir, sungai ataupun petani. Kebudayaan agraris utamanya di Jawa dan Bali pasti tidak akan melupakan sosok Dwi Sri sebagai jelmaan atau simbol kesuburan. Nama ini selalu menjadi tokoh utama apalagi ketika musim tanam dan panen tiba. Dalam berbagai sumber termasuk cerita yang berkembang, orang-orang Jawa khususnya sangat menghormati tokoh Dwi Sri sebagai aktor lahirnya padi yang menjadi makanan pokok sehari-hari. Ia juga dipercaya sebagai penunggu daerah gunung dan bumi begitu juga dengan Nyai Roro Kidul penguasa lautan. Salah satunya tradisi yang sering kita jumpai yaitu budaya menggantungkan padi di atas dapur, depan pintu rumah dan lumbung padi. Tradisi ini tentu sudah berkembang sejak lama. Entah apa motifnya yang jelas orang-orang tua dulu begitu menghormati dan tidak melupakan nilai-nilai kearifan yang ada di dalamnya. Dalam bahasa Sunda, padi dikenal dengan nama “paparelean’ karena kakek nenek sangat bingun

Catatan Makrab bersama Mahasiswa Jabo

Bang Woks* Suatu saat di sesi wawancara TV, Bang Mandra pernah ditanya satu kata untuk mewakili orang Betawi. Beliau menjawab, orang Betawi itu "ceplas-ceplos". Apa yang dikatakan Bang Mandra sebagai salah seorang seniman Betawi tentu benar adanya. Hal itu pula yang saya temui ketika hadir di acara Makrab Komunitas Mahasiswa Jabodetabek. Komunitas Mahasiswa Jabodetabek atau biasa disebut Mahasiswa Jabo didirikan sekitar tahun 2018. Di antara orang-orang sepuh yang saya kenal yaitu Bang Heru, Depta, Luthfian, Qoni dan Ohang. Merekalah yang dalam pandangan sempit saya beberapa menjadi pionir atas berdirinya komunitas tersebut. Mereka menyebut perkumpulan tersebut dengan frasa "Persodaraan". Sebuah frasa yang khas Betawi banget. Memang jika kita dengar misalnya "ettdah, buju busyet, suwe banget lu, tong mau kemane, nyak babe pergi dulu, ncing bayar dulu gopek, gue mau ke Rawa Bebek, sombong amat lu, emang banda ngkong lu, udah gile lu ya, muke lu kayak salak Conde