Langsung ke konten utama

Nasihat Kakek Kura-kura untuk GoKu.

Nasihat Kakek Kura-kura untuk GoKu.
..
Sembilan bola naga akhirnya dapat di kumpulkan GoKu dengan bersusah payah, kini ia semakin kuat dan digdaya. Kini dengan segala kekuatanya ia bisa mengalahkan siapa saja. Namun ada yg unik.
Suatu hari GoKu bertanya pada Kakek kura2 mengenai Ritual ibadah shalat dalam agama Islam. Saking penasaranya ia segera berangkat menemui kakek di gunung Hindukhus tibet.
..
Goku:" kek apakah Aku ketika sudah beragama islam boleh tidak sholat"?. Kakekpun menjawab dengan apa yg pernah ia dapati ketika belajar bersama para Darwis di Anatolia Turkey.
Kekek:" Boleh, Namun kamu harus memahami bahwa Islam berarti selamat atau tunduk setunduk-tunduknya. Artinya ketika kita sudah beragama Islam otomatis penyerahan sepenuhnya jiwa raga kita sudah bener-benar mantap, tanpa keraguan. Tidak sholat tidak apa-apa itu haqmu. Namun ingat ada haq dan ada kewajian. Ingat bahwa Allah itu ketika kamu tidak sholatpun, Allah tetap jadi Tuhan dan Sholatmu itu tak berarti apa2 bagi Allah.
..
Sekarang kakek tanya "apakah dengan kamu tidak shalat lalu kamu tiba-tiba langsung KAYA?. Kan tidakk. Terus ada lagi orang TIDAK SHALAT tetapi ia MISKIN berarti orang dgn kategori ini adalah orang yg bangkrut dunia akhirat. Ada juga ia orang KAYA tapi TIDAK SHALAT ia berarti kategori sukses dunia tapi bangkrut di akhirat. Tapi bagi orang yang sudah mantap Imannya dalam keadaan apapun Ia tetap SHALAT.
Sholat itu tidak lama kok, 24 jam hanya di minta 5 waktu. Sama halnya zakat hanya diminta 2,5% untuk orang lain. Shalat itu sama halnya dengan bayaran kita terhadap segala nikmat yg telah Allah hadirkan di kehidupan kita. Makanya jika kamu tidak shalat maka kamu WAJIB JADI ORANG KAYA, karena jika kamu SUDAH TIDAK SHALAT eeehh MISKIN PULA wahh berarti kamu SELUCU-LUCUNYA ORANG hehe. viss
Goku:"Ohhh....begitu ya kek..subhanallah (#TAHLIL)
..
Akhirnya Goku melepas baju kesombongannya dan ia pergi ke Makkah almukarromah-Madinah almunawarroh-baghdad-turki dan Ziarah wali songo INDONESIA. Dan alhamdulillah bersyahadat di depan Syeikh Aljonggoly.

Pesan kakek; Allah mengingatkan manusia hingga berulang sampai 31 kali dengan kalimat yang sama, dengan jumlah huruf yang sama agar manusia mudah mengingatnya dan pandai bersyukur.
فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman [55] )
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ﴿٣٤﴾
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim [14] : 34)
#Ilustrasi Imajinatif
#Salam budaya
#Wokolicious

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Tidak Mencatat?

Woko Utoro Sudah berulang kali saya menemukan di mana mahasiswa jarang mencatat. Utamanya ketika presentasi makalah di ruang online catatan akan sangat sukar ditemui. Parahnya lagi fenomena itu merebak baik dalam presentasi di kelas maupun forum seminasi ilmiah. Presentasi di ruang online tak ubahnya radio butut, tak didengarkan dan dibiarkan berlalu. Saya berhusnudzon jika catatan mahasiswa beralih dari buku ke note digital dalam gawai. Tapi apakah hal itu bisa dipercaya? tentu saya meragukannya. Beberapa kali saya tidak menjumpai jika mahasiswa mencatat apa yang seharusnya mereka butuhkan. Selama ini kita bisa mengamati bahwa catatan sudah tidak dianggap penting. Akibatnya selain tidak membaca mahasiswa juga minim mencatat dan lengkaplah sudah ketertinggalan kita soal pengetahuan. Saya menduga dan semoga saja ini tidak benar. Mengapa mahasiswa tidak mencatat padahal hampir seluruh kegiatan dan pelaporan dalam tugas kuliah selalu berkaitan erat dengan dunia tulis menulis. Tapi faktany

Kebudayaan Agraris Padi Digantung di Rumah

Woks Kebudayaan kita memang kaya baik budaya yang lahir dari peradaban pesisir, sungai ataupun petani. Kebudayaan agraris utamanya di Jawa dan Bali pasti tidak akan melupakan sosok Dwi Sri sebagai jelmaan atau simbol kesuburan. Nama ini selalu menjadi tokoh utama apalagi ketika musim tanam dan panen tiba. Dalam berbagai sumber termasuk cerita yang berkembang, orang-orang Jawa khususnya sangat menghormati tokoh Dwi Sri sebagai aktor lahirnya padi yang menjadi makanan pokok sehari-hari. Ia juga dipercaya sebagai penunggu daerah gunung dan bumi begitu juga dengan Nyai Roro Kidul penguasa lautan. Salah satunya tradisi yang sering kita jumpai yaitu budaya menggantungkan padi di atas dapur, depan pintu rumah dan lumbung padi. Tradisi ini tentu sudah berkembang sejak lama. Entah apa motifnya yang jelas orang-orang tua dulu begitu menghormati dan tidak melupakan nilai-nilai kearifan yang ada di dalamnya. Dalam bahasa Sunda, padi dikenal dengan nama “paparelean’ karena kakek nenek sangat bingun

Catatan Makrab bersama Mahasiswa Jabo

Bang Woks* Suatu saat di sesi wawancara TV, Bang Mandra pernah ditanya satu kata untuk mewakili orang Betawi. Beliau menjawab, orang Betawi itu "ceplas-ceplos". Apa yang dikatakan Bang Mandra sebagai salah seorang seniman Betawi tentu benar adanya. Hal itu pula yang saya temui ketika hadir di acara Makrab Komunitas Mahasiswa Jabodetabek. Komunitas Mahasiswa Jabodetabek atau biasa disebut Mahasiswa Jabo didirikan sekitar tahun 2018. Di antara orang-orang sepuh yang saya kenal yaitu Bang Heru, Depta, Luthfian, Qoni dan Ohang. Merekalah yang dalam pandangan sempit saya beberapa menjadi pionir atas berdirinya komunitas tersebut. Mereka menyebut perkumpulan tersebut dengan frasa "Persodaraan". Sebuah frasa yang khas Betawi banget. Memang jika kita dengar misalnya "ettdah, buju busyet, suwe banget lu, tong mau kemane, nyak babe pergi dulu, ncing bayar dulu gopek, gue mau ke Rawa Bebek, sombong amat lu, emang banda ngkong lu, udah gile lu ya, muke lu kayak salak Conde