Langsung ke konten utama

Perang Melawan Narkoba

Woks
Sedang viral, begitulah anak muda sekarang menyebutnya. Bukan soal penutupan telegram oleh pemerintah atau kemenangan Timnas U-16 2 -0 atas singapura, tapi ini tentang narkoba.
BNN mengagalkan 1 ton sabu-sabu asal Tiongkok yang di bawa melalui kapal laut dan berhasil di gagalkan di serdang, bedagai sumatra utara dan Batam kepulauan riau. Alhamdulillah para pelakunya kini sedang menjalani pemeriksaan di polda metro jaya.
jika semua barang haram itu beredar berarti sama dengan membuat teler 5 juta orang pemakainya. masyaAllah.
..
Saat di padang Wapres RI Bapak Jusuf Kalla mengatakan bahwa "para pelaku alias gembong narkoba itu harus di pidana mati yg 1 kg saja di hukum mati apalagi 1 ton". Seperti kasusnya Freddy budiman hanya beberapa gram saja, ia di hukum mati. Biar jera begitulah tujuanya.
..
Karena ini bukan soal berapa jumlah dan beratnya, ini soal dampak yg di timbulkanya. Masalah narkoba ini sudah lampu merah sejak dulu, bahkan sampai makanan anak-anakpun bisa termasuki zat narkoba itu.
Pengkonsumsi narkoba itu sendiri sudah tidak pandang kaya miskin, siapa dan jabatanya apa, kini sudah meluas dari ANAK JALANAN sampai ARTIS. Sudah berapa banyak yg telah menjadi korban. Barangnya kecil tapi efek yg di timbulkanya sangat besar.
..
Dalam Islam narkoba termasuk kedalam khamr (yg memabukan). Ada kaedah seperti ini: “Al ashlu fil asy-yaa’ al hillu wa laa yahrumu illa maa harromahullahu wa rosuluhu” (Hukum asal segala sesuatu adalah halal dan sesuatu tidak diharamkan kecuali jika Allah dan Rasul-Nya mengharamkannya). Nah sebenarnya yg membuat haram dan kerusakan itu sendiri adalah manusianya, sehingga Islam sebagai agama yg lurus berfungsi mengatur seluruh aspek kehidupan. Namun sungguh sayang yg di aturnya sulit mentaatinya.
..
Maka, makan dan minumlah yg halalan tayyiban saja karena dalam hadits di sebutkan "Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya". (HR. Ath-Thabrani)
..
Walaupun sifat pemuda itu coba-coba, tapi mencobalah dengan hal yg postif, bukan mencoba hal yg negatif. Mending nyoba jadi ketua pelaksana 17 agustusan dari pada nyoba konsumsi narkoba. hehe.
So, mari kita bersinergi bersama pemerintah perang melawan Narkoba dan Mirasantika.

#Salam budaya
#Wokolicious

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Tidak Mencatat?

Woko Utoro Sudah berulang kali saya menemukan di mana mahasiswa jarang mencatat. Utamanya ketika presentasi makalah di ruang online catatan akan sangat sukar ditemui. Parahnya lagi fenomena itu merebak baik dalam presentasi di kelas maupun forum seminasi ilmiah. Presentasi di ruang online tak ubahnya radio butut, tak didengarkan dan dibiarkan berlalu. Saya berhusnudzon jika catatan mahasiswa beralih dari buku ke note digital dalam gawai. Tapi apakah hal itu bisa dipercaya? tentu saya meragukannya. Beberapa kali saya tidak menjumpai jika mahasiswa mencatat apa yang seharusnya mereka butuhkan. Selama ini kita bisa mengamati bahwa catatan sudah tidak dianggap penting. Akibatnya selain tidak membaca mahasiswa juga minim mencatat dan lengkaplah sudah ketertinggalan kita soal pengetahuan. Saya menduga dan semoga saja ini tidak benar. Mengapa mahasiswa tidak mencatat padahal hampir seluruh kegiatan dan pelaporan dalam tugas kuliah selalu berkaitan erat dengan dunia tulis menulis. Tapi faktany

Kebudayaan Agraris Padi Digantung di Rumah

Woks Kebudayaan kita memang kaya baik budaya yang lahir dari peradaban pesisir, sungai ataupun petani. Kebudayaan agraris utamanya di Jawa dan Bali pasti tidak akan melupakan sosok Dwi Sri sebagai jelmaan atau simbol kesuburan. Nama ini selalu menjadi tokoh utama apalagi ketika musim tanam dan panen tiba. Dalam berbagai sumber termasuk cerita yang berkembang, orang-orang Jawa khususnya sangat menghormati tokoh Dwi Sri sebagai aktor lahirnya padi yang menjadi makanan pokok sehari-hari. Ia juga dipercaya sebagai penunggu daerah gunung dan bumi begitu juga dengan Nyai Roro Kidul penguasa lautan. Salah satunya tradisi yang sering kita jumpai yaitu budaya menggantungkan padi di atas dapur, depan pintu rumah dan lumbung padi. Tradisi ini tentu sudah berkembang sejak lama. Entah apa motifnya yang jelas orang-orang tua dulu begitu menghormati dan tidak melupakan nilai-nilai kearifan yang ada di dalamnya. Dalam bahasa Sunda, padi dikenal dengan nama “paparelean’ karena kakek nenek sangat bingun

Catatan Makrab bersama Mahasiswa Jabo

Bang Woks* Suatu saat di sesi wawancara TV, Bang Mandra pernah ditanya satu kata untuk mewakili orang Betawi. Beliau menjawab, orang Betawi itu "ceplas-ceplos". Apa yang dikatakan Bang Mandra sebagai salah seorang seniman Betawi tentu benar adanya. Hal itu pula yang saya temui ketika hadir di acara Makrab Komunitas Mahasiswa Jabodetabek. Komunitas Mahasiswa Jabodetabek atau biasa disebut Mahasiswa Jabo didirikan sekitar tahun 2018. Di antara orang-orang sepuh yang saya kenal yaitu Bang Heru, Depta, Luthfian, Qoni dan Ohang. Merekalah yang dalam pandangan sempit saya beberapa menjadi pionir atas berdirinya komunitas tersebut. Mereka menyebut perkumpulan tersebut dengan frasa "Persodaraan". Sebuah frasa yang khas Betawi banget. Memang jika kita dengar misalnya "ettdah, buju busyet, suwe banget lu, tong mau kemane, nyak babe pergi dulu, ncing bayar dulu gopek, gue mau ke Rawa Bebek, sombong amat lu, emang banda ngkong lu, udah gile lu ya, muke lu kayak salak Conde