Langsung ke konten utama

Catatan temu kangen Always Ips 23..

Catatan temu kangen Always Ips 23
..
Lagi-lagi aku harus mengatakan AKU SANGAT BAHAGIA ketika aku bisa hadir dalam acara yg penuh hangat ini. Karena acara ini di gagas sejak jauh-jauh hari sebelum puasa ramadhan tiba. Hanya orang tertentu sajalah yg mau berkorban demi sukses acara ini. Maklum saja, tempat dan waktu yg memisahkan komunikasi ini, akan tetapi tetap koordinasi masih terjaga.
..
Dua tahun lamanya kita tak berjumpa, kini dari acara sederhana itu kita dapat berjumpa lagi, walaupun tidak lengkap semua personilnya. Alhamdulillah juga dewan guru kami bisa menyempatkan hadir, walaupun tidak semua, maklum saja serba dadakan.
..
Canda tawa mewarnai jalanya acara terutama pas acara NOBAR video dokumenter selama masa di Aliyah dulu. Kenanganya tak pernah habis, selalu ada saja masa-masa di mana haru, canda dan tawa mengiringi gerak langkah itu.
Dengan jamuan sederhana, acara, kesan pesan menghujani acara di sore senja dan semuanya di tutup manis dengan doa khas pak rudi hartono "bismillahi bi barokatillah, bismillahi bi idzinillah, malikul jannah wa malikul kudus, laa hawla wala kuwwata illa billah".
..
Pesan untuk kita semua yaitu; 1. Jangan lupakan almamater, 2. Mantapkan Tauhid, 3. Berbaktilah pada kedua orang tua, Jaga terus sillaturrahim, 4. Perbanyak Shodaqoh, 5. Saling memahami dan selalu kompak.
..
Hanya orang-orang yang rela berkorbanlah yg membuat tuhan tersenyum. Tuhan saja tersenyum, masa manusia tidak. "Jangan buat orang lain kecewa karena pengorbananya". Thanks
#Salam budaya
#Wokolicious

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Tidak Mencatat?

Woko Utoro Sudah berulang kali saya menemukan di mana mahasiswa jarang mencatat. Utamanya ketika presentasi makalah di ruang online catatan akan sangat sukar ditemui. Parahnya lagi fenomena itu merebak baik dalam presentasi di kelas maupun forum seminasi ilmiah. Presentasi di ruang online tak ubahnya radio butut, tak didengarkan dan dibiarkan berlalu. Saya berhusnudzon jika catatan mahasiswa beralih dari buku ke note digital dalam gawai. Tapi apakah hal itu bisa dipercaya? tentu saya meragukannya. Beberapa kali saya tidak menjumpai jika mahasiswa mencatat apa yang seharusnya mereka butuhkan. Selama ini kita bisa mengamati bahwa catatan sudah tidak dianggap penting. Akibatnya selain tidak membaca mahasiswa juga minim mencatat dan lengkaplah sudah ketertinggalan kita soal pengetahuan. Saya menduga dan semoga saja ini tidak benar. Mengapa mahasiswa tidak mencatat padahal hampir seluruh kegiatan dan pelaporan dalam tugas kuliah selalu berkaitan erat dengan dunia tulis menulis. Tapi faktany

Kebudayaan Agraris Padi Digantung di Rumah

Woks Kebudayaan kita memang kaya baik budaya yang lahir dari peradaban pesisir, sungai ataupun petani. Kebudayaan agraris utamanya di Jawa dan Bali pasti tidak akan melupakan sosok Dwi Sri sebagai jelmaan atau simbol kesuburan. Nama ini selalu menjadi tokoh utama apalagi ketika musim tanam dan panen tiba. Dalam berbagai sumber termasuk cerita yang berkembang, orang-orang Jawa khususnya sangat menghormati tokoh Dwi Sri sebagai aktor lahirnya padi yang menjadi makanan pokok sehari-hari. Ia juga dipercaya sebagai penunggu daerah gunung dan bumi begitu juga dengan Nyai Roro Kidul penguasa lautan. Salah satunya tradisi yang sering kita jumpai yaitu budaya menggantungkan padi di atas dapur, depan pintu rumah dan lumbung padi. Tradisi ini tentu sudah berkembang sejak lama. Entah apa motifnya yang jelas orang-orang tua dulu begitu menghormati dan tidak melupakan nilai-nilai kearifan yang ada di dalamnya. Dalam bahasa Sunda, padi dikenal dengan nama “paparelean’ karena kakek nenek sangat bingun

Catatan Makrab bersama Mahasiswa Jabo

Bang Woks* Suatu saat di sesi wawancara TV, Bang Mandra pernah ditanya satu kata untuk mewakili orang Betawi. Beliau menjawab, orang Betawi itu "ceplas-ceplos". Apa yang dikatakan Bang Mandra sebagai salah seorang seniman Betawi tentu benar adanya. Hal itu pula yang saya temui ketika hadir di acara Makrab Komunitas Mahasiswa Jabodetabek. Komunitas Mahasiswa Jabodetabek atau biasa disebut Mahasiswa Jabo didirikan sekitar tahun 2018. Di antara orang-orang sepuh yang saya kenal yaitu Bang Heru, Depta, Luthfian, Qoni dan Ohang. Merekalah yang dalam pandangan sempit saya beberapa menjadi pionir atas berdirinya komunitas tersebut. Mereka menyebut perkumpulan tersebut dengan frasa "Persodaraan". Sebuah frasa yang khas Betawi banget. Memang jika kita dengar misalnya "ettdah, buju busyet, suwe banget lu, tong mau kemane, nyak babe pergi dulu, ncing bayar dulu gopek, gue mau ke Rawa Bebek, sombong amat lu, emang banda ngkong lu, udah gile lu ya, muke lu kayak salak Conde